webnovel

4||dia lagi

Ting!

Suara notif berasal dari ponselnya Deva memecahkan lamunannya.

+628**********

Save

Siapa?

Rafa

Okh

Btw lo pcrn sm Vian?

Ya kok lo tau?

Denger dari yg lain

Oh

Btw hati-hati ya,Vian

Gak seperti yg lu kira.

Mksdnya?

Gpp

Read

Deva pun melempar ponselnya ke kasur.ia berfikir apa yang dimaksud Rafa?.apa yang disembunyikan Vian dari dirinya?.ah sudah lh ia tak ingin membahas hal itu.

Deva mulai menguap,matanya smakin berat,perlahan tertutup Deva pun terlelap saat itu juga.

"VIONA,VIO"pekik Bundanya dari lantai dasar.

"5menit lg Bun"ujar Deva yang masih ingin tidur,ia sangat lelah hari ini.

"Viona ada temen kamu dibawah"sambung sang Bunda.

Deva yang masih mengantuk pun perlahan membuka matanya,menatap jam dinding.

Deva yang tak ingin mendengar teriakkan sang Bunda pun pergi ke lantai dasar tanpa memerhatikan penampilannya sendiri.

"LO!"sontak Deva tercengang melihat siapa yang datang pagi-pagi buat ini,menurut Deva ini masih subuh padahal waktu sudah menunjukkan pukul 08 pagi.

"Viona temennya dateng kok,bukanya cuci muka dl"ujar sang Bunda

Deva menarik lengan sang Bunda ke arah dapur.

"Apansih Viona?"sambung Bundanya.

"Bun kok dia di suruh masuk sih,dia itu ngeselinn Bun suruh pulang gih Viona mau tidur lg"dengan mengrecutkan bibirnya.

Bundanya yang melihat tingkah Deva hanya terkekeh lalu mengelus pucuk kepala Deva.

"Kasian udh gpp"ujar sang Bunda pergi meninggalkan Deva yang masih kecal.

Ish ngapain sih dia disini ganggu orang ajh batin Deva.

"Ngapin lo disini?"tanya Deva.

"Baca chatnya pak Anto"ujar Tama.

Deva pun menghidupkan data ponselnya lalu membuka aplikasi WhatsApp.

Pak Anto

Deva kamu  tolong ajarkn

Tama pelajaran

Ekonomi saja.

Read

Deva yang membaca pesan pak Anto melirik Tama sekilas se akan tatapannya memberi isyarat 'ngeselin sih lo'.

"See,udah kn?"sambung Tama menunjukkan senyum ala devil nya.

"Gak usah senyam-senyum lo sok serem"ujar Deva dengan suara kecil tetapi,Tama mendengarnya hanya tersenyum miring.

Ting!

Suara berasal dari ponselnya Tama.

Rafa

Tama lo dmn?

Tmpt Deva ngp?

Gercep anjy

Ydh apaan?

Vian cs ngajak Lo

Balapan tp,gw herannya

Gd taruhannya

Apa dia rencanain sesuatu?

Nanti tunggu aba-aba dari gw

Siyap bos

Read.

"Udah sibuk sama hpnya?"tanya Deva ia kesal sedari tadi menjelaskan pelajaran Ekonomi malah dikacangi sama Tama.

"Muka lo jelek tambah keriput"dengan tersenyum miring.

Rasannya Deva ingin skali mengacak-acak mukanya namun,itu hanya buang-buang waktunya yang berharga.

Tok-tok-tok

"Ya sebentar"sahut Deva bergegas membuka kan pintu.

"Eh Vian"sambung Deva tersenyum manis ke Vian,dan Vian membalasnya dengan senyuman.

Idih karna ada Tama aja gue senyum kalo gak ada gue usir lo batin Deva.

"Ekhemm Dev ini gaman soalnya?"pekik Tama memecahkan suasana Vian dan Deva.

Deva yang mendengarnya menghentak-hentakkan kakinya dengan malas.

"Ayok masuk,ada Tama juga"ujar Deva. Yang mendapatkan anggukan dari Vian,dia sebenarnya tahu bahwa Tama sedang berada dirumah gadisnya dilihat diperkarangan rumah Deva yang ada motor ninja milik Tama.

"Hai bro apa kabar"ujar Vian dengan tos ala cwok."nyali lo besar juga ya berani dekettin cwek gw"bisik Vian di sela-sela tos mereka.

Tama yang mendengarnya geram atas perkataan Vian membuatnya marah Skali numun,ia tahu waktunya.bukan sekarang tapi,nanti saat malam hari.

Deva yang melihatnya menaikan alisnya sebelah.ia bingung situasi macam apa ini setahu Deva Vian dan Tama musuh tp, mengapa mereka terlihat biasa-biasa saja.

Aneh banget deh gw denger dari murid yang lain mereka musuh kok keknya biasa-biasa aja ya batin Deva.

Deva dan Tama meneruskan pembelajaran sedangkan Vian masih gencar sekali menganggu Deva.

Ih apaansih nih anak kesel gue batin Deva.

Deva menghela nafasnya panjang."Vian tolong kalo mau ganggu bisa pergi dari sini sekarang,lo malah ganggu sih,kalo mau ganggu bisa keluar apa perlu gue kasih tau dimana pintu keluarnya".

"Pffft"Tama menahan tawanya,kali ini dia menang.

"Okey-okey sorry kalo aku ganggu kamu,aku pergi dulu baye sayang"Vian mengecup singkat pucuk kepala Deva.

"PERGI GAK LO YAA SIALAN!!"teriak Deva.

"Bhahahahahaha,parah ngakak gue liat kalian pacaran kayak bukan pacaran bhahahahahaha"Deva mengalihkan pandangannya ke Tama menatap sinis sang ketua BSD.

Ngerii amat njr tatapannya batin Tama.

"Udah ketawanya?gue usir juga lo"ujar Deva jutek.

"Hehehe canda,btw ini udah sore Dev,gue balik ya ada perlu besok gue kesini lagi babay manis"Tama berjalan ke arah pintu keluar.

Brum brummm suara motor Tama yang mulai menjauh dari perkarangannya.

"BUNDAA TOLONG SABARKAN ANAKMU YANG CANTIK INI BISA KERIPUTT AKU"teriak Deva.