webnovel

Andrea : mencoba untuk kuat

"aku ga percaya. bisa saja ini adalah tulisan untuk mengelabuhiku. andini, apa kau yang menulis ini?" tanya wiwit. "tidak. a andrea yang menulisnya kok" jawab andini. tiba tiba serasa ada petir yang menyambarku. dia tak mengakuinya dan kini aku yang menjadi bahan ejekan teman temanku. "lho kok gitu sih!! kan kamu yang nulis tadi!!" ucapku. "nulis apaan sih? kan itu buku kamu. masa iya aku nulis dibuku kamu. emang aku ga punya buku?" elak andini. aku tercengang mendengarnya. "tuh kan. andini aja ngga ngerasa. udahlah, An. kau jangan ngelak lagi." ucap wiwit. aku pun terdiam dan pasrah melihat semua ini. sampai akhirnya semua ejekan itu berakhir, andini mendekat padaku dan dia berbicara. "maaf, an." ucapnya sambil tertawa terbahak bahak.

Lindarica_Novyanty · History
Not enough ratings
7 Chs

Senja

minum teh sambil menikmati indahnya senja disore hari memanglah perpaduan yang pas bagi andrea. andrea sang wanita berwajah bulat dengan mata sipit dan kulit kuning langsat itu tak henti - hentinya menyesap teh hijau kesukaannya.

ia begitu mengagumi indahnya ciptaan tuhan yang berwarna jingga ini dengan dipadukan rerumputan serta pepohonan yg berwarna hijau. sungguh, bagi andrea ini adalah pemandangan yang memanjakan matanya.

tiba tiba telfon andrea berbunyi memecahkan suasana yg hening ini. andrea hanya meliriknya saja. tak tertarik dengan maksud yang terselubung dalam bunyi telfonnya itu.

hari semakin malam, suasana langit yang tadinya berwarna jingga telah berubah secara perlahan menjadi biru gelap. andrea suka itu. seakan akan semuanya itu adalah hal yang tak patut untuk ditinggalkan walaupun sedetik saja.

pukul 18.00 WIB tanggal 12 mei 2019' pikir andrea. seperti ada yang janggal dalam tanggal ini. yah, mungkin itu hanya perasaan andrea saja.

hari semakin gelap dan waktu juga telah bertambah, saatnya bagi andrea untuk beristirahat dan melupakan masalah yang terjadi di masa lalu. andrea selalu dibayang bayangi oleh masa lalunya itu. hingga waktu merubah segalanya. ia kini telah menjadi salah satu penegak hukum di negaranya. andrea itu berprofesi sebagai hakim.

dan ia memang butuh ketenangan untuk memikirkan jalan keluar dari setiap masalah yang memang bukan dirinya yang terlibat didalamnya.

perlahan ia pun berbaring ke ranjangnya dan bersiap untuk tidur serta menghadapi masalah yang baru lagi.

---

hari beranjak pagi dan matahari pun menampakkan dirinya yang bersinar membangunkan para pecinta ranjang. andrea pun keluar dari kamar mandi dan ia sudah mengenakan pakaian lengkap tanpa riasan yg ada diwajahnya. ia bercermin menampakkan separuh dari tubuhnya itu untuk melibat seberapa cocok baju itu dipakainya.

yaa, andrea memang cocok menggunakan apapun yang bersarang dibadannya. setelah becermin, ia memutuskan untuk merias dirinya dengan riasan yang natural dan tak berlebihan.

andreapun kini telah tampil bak seorang bidadari yang turun dari syurga. begitu cantik nan anggun. namun siapa sangka ternyata andra itu begitu dingin dan misterius di lingkungannya. andrea juga tak banyak bicara seperti perempuan kebanyakan. dia diam, seperti air yg tenang namun memiliki arus yg luar biasa deras didalamnya.

setelah merias wajahnya, ia pun berangkat untuk kerja. ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, membelah kemacetan yang terjadi di ibukota.

tiba tiba telfonnya bergetar sebagai pertanda bahwa sedang ada panggilan masuk. andrea pun menjawab "ada apa Mr. ka?"

"kenapa kamu kemarin tidak mengangkat telfon saya?" ucap Mr. ka dengan nada ketidaksukaannya. namun, dengan tenang andrea menjawabnya

"bukankah Mr. ka sudah saya beritahu bahwa saya tidak suka diganggu diwaktu senja? dari awal saya menjalin kerjasama dengan Mr. ka pun saya sudah sebutkan persyaratannya. lantas apa yang membuat Mr. ka begitu marah kepada saya?" ucap andrea dengan nada yang begitu tenang sambil tersenyum sesekali.

"tapi an, persyaratan yang kamu ajukan memiliki pengecualian. yakni kalau misalkan ada sesuatu yang mendesak aku bisa menghubungimu. tapi ternyata, berkali kalipun aku menghubungimu kau tak mengangkatnya juga." ucap Mr. ka

"mohon maaf Mr. ka, saya waktu itu tidak menyadari hal itu. terimakasih karena telah mengingatkan saya. sekarang, hal apa yang menurut Mr. ka itu mendesak?"

"baiklah tidak apa apa. aku memaafkanmu, an. aku kemarin ingin meminta bantuanmu untuk menjaga keponakanku yang nakal itu. apa kau bersedia?" pinta Mr. ka.

"baiklah kapan?"

"aku minta kau jaga keponakan nakalku selama sehari saja. hari ini aku akan mengantarmya padamu."

"ya."

tuuuuuuuttt.

Mr. ka menutup telfonnya. andrea mendengus kesal. bisa bisanya Mr. ka memintanya menjaga keponakannya itu. huffftttt semoga saja keponakannya itu tidak membuat masalah terhadapnya.

setibanya dikantor, ia memakirkan mobilnya. dan berjalan dengan tenang serta anggun menuju ruangannya. setibanya di lobby, ada seorang penjaga menyapanya. namun, andrea tak menghiraukan itu. ia terus berjalan tanpa berhenti. dan ia berhenti tepat di depan lift.

setelah lift terbuka, ia masuk didalamnya. ia tak sendiri disana. terdapat pak cheng disampingnya. pak cheng terus memerhatikan andrea. begitu tampak pak cheng menyukai andrea.

"bagaimana tawaran saya kemarin? apakah kamu bersedia menjadi istri kedua saya?" ujar pak cheng dengan senyum jahatnya.

"maaf saya tidak tertarik untuk menjadi istri ke dua pak cheng. lebih baik pak cheng cari wanita lain." jawab andrea tanpa perasaan.

mendengar jawaban andrea, pak cheng merasa terhina. darahnya pun mendidih. dengan cekatan ia langsung mencekik andrea. ditekannya tangannya pada leher andrea. andrea merasa kesakitan. namun ia tak menunjukkannya ia hanya terdiam dan tersenyum. tiba tiba ia menendang alat vital pak cheng.

pak cheng pun mengaduh kesakitan. ia terus terusan mengumpat pada andrea. namun andrea tetap terdiam dan sampai akhirnya pak cheng berhenti mengimpat tentangnya.

"sudah selesai mengumpatnya pak cheng? baiklah kali ini giliran saya untuk menjelaskan kepada pak cheng. bagaimana pun saya adalah perempuan. saya tau bagaimana rasanya jika saya diduakan. kalaupun saya mau, jelas jelas saya tidak akan memilih lelaki seperti pak cheng. baru saya tolak saja sudah kasar seperti ini. saya dicekik. bagaimana nanti pas saya melakukan hal yang lebih dari ini. apa aku akan mati?" ucap andrea. ia pun melenggang pergi ke ruangan nya.

sesampainya ia diruangan, ada seseorang yang mengetuk pintunya "masuk."

dia Mr. ka. Mr. ka berperawakan tinggi dengan mata sipit dan kulit putih. membawa seorang anak kecil berumur 5 tahun.

"tolong jaga dia."

"iya."

***

anak kecil itu duduk di sofa sambil menunggu andrea selesai. perut berbunyi. ia tampak kelaparan karena sedari pagi ia dihukum oleh bibinya.

ia pun berjalan pelan ke andrea.

"kak, aku lapar. sedari pagi aku belum makan karena bibiku tidak membolehkan makan. bolehkan aku makan sekarang?" pinta anak itu.

"oh tentu. kau boleh makan apa saja yang ada di lemari es itu gadis kecil. tapi ingat, makan harus sesuai porsi. jangan berlebihan." ucap andrea sambil tersenyum kepada anak itu.

"baik kak. laksanakan." jawab gadis kecil itu dengan semangat.

anak kecil itu pun berjalan menuju lemari es itu. ia langsung mengambil beberapa makanan yang cocok untuk ia makan.

melihat itu, andrea pun tersenyum. ia kira anak itu akan merepotkannya. tapi ternyata tidak. dia anak yang baik dan sosok yang lucu. bagaimana bisa Mr. ka menyebutnya nakal?

menurut andrea Mr. ka terlalu melebih lebihkan apa yang terjadi pada anak itu. anak itu adalah anak yang manis, gadis yang baik, dan sepertinya ia tau apa yang ia maksud.

benar benar gadis yang pintar.