webnovel

Permulaan

"Kusso. Susah sekali soal ini," ucap sesorang anak dengan rambut jabrik pirangnya.

"Woy berandalan kalo tidak bisa jawab keluar saja," lalu seorang yg duduk di meja yg besar dihadapan para anak lain dalam suatu kelas menginterupsinya.

"Cih," kesal si jabrik.

Lalu terdengar kekehan meremehkan di bangku lain. Si jabrik dengan kesal menoleh.

"Apa kau?" ucapnya marah.

"Hanya soal kecil saja, kau gak bisa jawab. Fufufu." Seorang cewek dengan wajah menyebalkan berkacamata dan lipstik tebal tengah terkekeh.

"Cih. Mata empat yg tidak berguna. Dasar jalang," ucap jabrik.

"Apa?" teriak wanita itu.

"Hey sudah. Kalau mau gelud di luar saja kalian," suara orang dewasa yg tadi yg duduk di kursi dan meja besar.

Si jabrik dan Si kacamata mendengus kesal tidak bisa berbuat apapun.

"Oh iya anak-anak. Pelajaran sampai disini. Untuk kamu Ando berandalan kumpulkan semua pr yg belum kamu kerjakan dalam bulan ini. Kalau tidak aku akan merampok semua harta dan istrimu," ucap orang tadi yg ternyata adalah guru dari si jabrik dan lainnya.

"Apa-apaan kau. Aku masih sma belum punya istri," Ucap jabrik Ando kesal.

"Kasian istrinya mau diambil. Fufufu," ketawa si kacamata.

"Kau malah percaya lagi. Dasar jalang," ucap lagi Ando.

"Hahahaha." Wanita itu malah ketawa terbahak-bahak.

Bunyi bel berdering yg berkata "waktunya istirahat. Waktunya istrihat."

"Cih," kesal Ando mendengar bunyi bel itu. Dia lalu keluar kelas karena itu jam istirahat. Ando ke kantin dan membeli hotdog untuk perut laparnya.

Kriuuk.

"Uhh laparnya. Semua pr itu menghabiskan tenagaku." Ando memakan hotdog di atap sekolah yg sepi dari siswa lain. Lalu dia menjulurkan telapak tangannya. Nampak sinar violet memancar dari telapak itu.

"Sampai kapan kekuatan ini akan muncul?" ucap Ando.

"Aum nyam nnyam nyam." Ando melahap hingga habis hotdog itu lalu dia tiduran di atap sekolah.

Disuatu tempat, dua orang kini tengah bertarung namun, di pihak lain lebih unggul. Tempat ini sangat aneh bangunan serba hitam dan pakaian kedua orang itu yg kelihatan kebesaran bahkan salah satu dari teman orang itu memakai celana dalam ketat. Dan yg anehnya lagi kedua orang itu melayang diudara.

"Hehe. Bagaimana menyerah kah?" ucap pria itu yg rambut berwarna merah darah. Wajahnya lumayan tampan.

"Hah hah hah hah huh." Lawannya yg sudah penuh luka kini mengusap darah ditubuhnya. Lalu dia membuat darah itu menjadi sebuah butiran dan meluncurkannya ke arah musuhnya.

Musuhnya hanya menghindar dengan memiringkan badannnya.

"Begitu terus yg kau mampu," ucap pria itu lalu lanjut memukul orang itu tetua menerus.

"Uuhak uhak." Orang yg dipukul terus memuntahkan darahnya. Lalu darah yg dimuntahkan berubah menjadi butiran peluru dan meluncur lagi ke arah musuhnya.

Orang itu hanya membuat sebuah tameng transparan disekitarnya yg sukses memblok semua peluru itu.

"Akan kuakhiri hidupmu." Lawan yg kuat itu mulai mumukul dengan tangan yg bercahaya ungu.

"STOP," ucapan itu menghentikannya.

"Oke baiklah. Aku menang lagi kan?" Ucapnya lalu berlalu pergi.

"Sparing ilmu Theriss dimenangkan oleh Jariyi. Selanjutnya-"

Sekarang anak yg baru kalah dari sparing tadi kini tervaring di suatu ruangan ditemani olehh salah satu temannya yg sedang mengoceh panjang lebar.

"Lain kali kalau lawan yg kuat mengalah saja kita ini lemah harus tau lawan mana yg harus di-"

Anak dengan tato di pipinya itu menutup kepalanya dan berbalik memunggungi teman gadisnya yg mengoceh dia mengambil bantal dan menutupi kepalanya.

"Hey Chronis dengerin orang lagi ngomong sama kamu dong," gadis itu kesal dan menarik bantal dari kepala anak itu.

"Tidak lebih baik aku tidur biar cepat pulih," ucap Chronis sambil menarik mempertahankan bantalnya.

"Uh kau ini.." gadis tu terus menarik bantalnya.

"Uh dasar cewek gila," batin Chronis.

"Lepaskan Gani aku ingin tidur," ucap Chronis.

"Gak mau huh," ucap Gani.

"Cih cewek ini." Batin Chronis.

Nampak Ando terbangun dari tidurnya. Dia mengucek matanya dan kembali ke kelas.

"Halo murid berandalan," ucap guru itu yg tadi habis mengajar dikelasnya. Dia adalah kakaknya Nugraha.

"Matilah kau guru," ucap Ando kesal dan terus berjalan di lorong.

Dia masuk ke kelas dan menemukan yg aneh namun, dia tetap berjalan ke bangkunya dengan menguap karena masih ngantuk. Lalu dia duduk.

Puk! Serasa sesuatu yg empuk. Ando heran.

"Ku kira bangku sekolah itu gak enak," kata Ando lalu menoleh kebelakang.

"Aaaaaa," Teriak seorang gadis yg di duduki Ando.

"Apa?" Ando bangkit dari duduk melompat dengan tidak elit dan menabrak seorang.

"Aduh," suara gadis yg tengah terjatuh di belakang Ando.

Ando berbalik.

"Loli cantik." Batin Ando.

"Hey bodoh pakaian aneh. Jalan yg bener," ucap anak laki laki di samping gadis terjatuh. Anak itu bertato di pipinya.

"Anak preman? Kukira disekolah tidak boleh membuat tato. Kurang ajar apa si Nugraha pengecut itu menipuku?" batin ando kesal.

Anak bertato itu mengangkat Ando dengan memegang kerahnya.

"Kau mendengarkanku atau tidak anak aneh," ucapnya marah.

Ando masih heran dengan sekitarnya. Pakaian anak itu dan gadis yg terjatuh dan di duduki Ando sangat aneh.

"Apa mereka artis porno? Memakai celana dalam didalam keramaian," batin Ando.

"Cih kau memdengarku atau tidak bodoh!" ucap anak bertato marah.

"Aah maaf mungkin aku salah masuk kelas. Hehehe," ucap Ando.

TBC