webnovel

Anak asuhku Anakku

mei_yama · Teen
Not enough ratings
53 Chs

44. semanis coklat

"Bunda, tadi aku mam coklat." Lapor bocah kecil itu dengan mulut yang belepotan coklat.

"Hemm, terus" jawab Lily yang masih sibuk mengaduk sup di pancinya.

"Embun kan baik, jadi embun bagi sama adek Elang" Ucap Embun dengan polosnya sambil terus mengunyah coklat.

Seperti tersentil rasanya Lily langsung berlari bergegas menuju kamar Elang. Elang yang berada di matras tengah tertidur pulas tapi dengan mulut yang belepotan coklat yang meleleh. Lily menggeleng dan mengelus dada melihat hasil karya anak sulungnya itu. Sambil tersenyum Lily lalu menggendong Embun dan membawanya ke wastafel. Lily membersihkan sisa keonaran di wajah putrinya itu.

"Kak, Embun. Adek Elang ga suka coklat. Adek Elang sukanya susu bunda sama susu dot aja." Kata Lily memberi penjelasan sederhana bagi Embun yang hanya manggut manggut padahal entah apa yang sedang di proses di kepalanya.

"Besok lagi kalau Embun makan apa apa adek ga boleh kasih?" Tanya Embun sambil menjilat coklat yang tersisa di susut bibirnya.

"Kalau adek bilang mau, baru Embun kasih ya." Jawab Lily sambil mengelap tangan Embun dan kemudian mengambilkan makan untuk Embun.

"Sayang kamu duduk di sini ya, bunda bikinin telur mata sapi buat Embun. Oke! Cium bunda dulu ya." Ucap Lily sembari mendekatkan pipinya untuk mendapat ciuman dari Embun.

Juno baru bangun tidur dan menuruni anak tangga menuju ke lantai bawah. Juno melihat Lily yang tengah di cium Embun. Meskipun sering terjadi pertengkaran antara Embun dan elang dalam berebut mainan atau makanan. Lily selalu punya cara bijak untuk menyikapinya. Namun sayangnya demi itu, Lily jadi kurang memperhatikan penampilan diri sendiri. Lily menjadi abai dan tak semenarik dulu. Juno sebagai laki laki terkadang dalam hatinya sering protes tentang hal itu. Namun di sisi lain Juno juga sangat memahami mengapa Lily menjadi abai dan tak semenarik dulu.

Seperti pagi ini, Lily hanya memakai daster dan mengikat rambutnya asal. Wajah yang masih lecek dan mungkin juga baub apek karena bangun tidur. Lily melihat Juno yang berdiri di tangga mengamati dia dan Embun.

"Eh itu papa udah bangun. Embun sarapan sama Papa dulu ya. Bunda ada telfon" Ucap Lily berlari mengangkat panggilan telfon di ponselnya.

Embun mengangguk dan Juno segera menghampiri putri kecilnya. Juno mencium kening embun lalu duduk di sebelahnya.

"Adek mana kak?" Tanya Juno pada gadis kecilnya sambil meminum kopi lattenya.

"Bobok, pah. Pah, tadi aku kasih adek coklat. Tapi Bunda bilang adek ga suka coklat. Adek sukanya susu bunda sama susu dot." ucap Embun melapor pada Papanya tentang yang baru saja di lakukanya.

*Hemmh, kalau susu Bunda mah papa juga favorit. Tapi Udah kalah sama Elang. Jadwal olahraga malam sama Bunda jadi banyak kesita, hemmm sabar sabar.* Batin Juno sambil melahap roti lapisnya.

"Iya, adek ga suka coklat. Terus mana adek?" Tanya Juno pada Embun yang masih melahap sarapanya.

"Itu masih bobok di kamar" Jawab Embun sambil menunjuk kamar Elang.

Juno berdiri mengusap usap rambut Embun lalu berdiri menghampiri Elang. Juno sangat terkejut melihat penampakan elang yang tengah tertidur tapi dengan mulut yang belepotan coklat.

"Astaga!! Ini kakak tadi yang suapin adek?" Tanya Juno pada Embun.

Embun mengangguk dan terus melahap makanannya. Juno menggeleng dan tersenyum melihat apa yang sudah di lakukan oleh putrinya pada adik kecilnya itu. Juno mengelap bekas coklat di mulut Elang dan menepuk nepuk lembut Elang karena elang seperti merasa terganggu dengan tisu basah yang menempel di kulitnya. Elang mulai terbangun dan menangis mencari bundanya.

"Sini sama Papa aja yok. Bunda lagi angkat telepon" Juno berbicara pada bayi itu lalu menggendongnya dan menepuk dengan lembut.

Sambil memakai handuk kimono, Lily berlari karena mendengar suara tangis putranya. Juno menelan salivanya saat melihat Lily dengan rambut yang masih basah dan tanpa memakai apa apa hanya memakai handuk untuk membalut tubuhnya. Lily bernafas lega saat mendapati Juno sudah menggendong Elang.

Mama Kim datang setelah selesai mandi.

"Kamu kenapa ly?" tanya Mama Kim yang heran dengan menantunya yang hanya mengenakan handuk saja.

"Tadi lagi mau keringin rambut ma, tapi kaget denger Elang nangis. Takutnya ga ada orang, taunya udah sama papa ya nak ya?" Ucap Lily sambil menciumi elang yang di gendong Juno dengan satu tangannya melingkar di pinggang suaminya.

"Sini Elang sama nenek aja. Kalian siap siap sana. Ini jadwal kamu berangkat kan ly?" tanya Mama Kim sambil menggendong dan menatap Lily serius.

"Iya ma, Ayok pa." Ucap Lily sambil mengedipkan satu matanya pada Juno.

Juno dengan senang hati menangkap maksud dari kerlingan mata Lily. Lily berjalan mendahului Juno untuk masuk ke kamar. Juno menyerahkan kedua anaknya kepada Mama Kim.

"Nitip ya ma, sebentar." Ucap Juno sambil menciumi pipi Elang.

"Embun, Embun sama Nenek dulu ya. Papa sama Bunda mau kerja." Seru Juno berpesan pada putrinya sembari menaiki anak tangga.

Di dalam kamar..

Lily sudah menyambutnya di balik pintu berdiri sambil merentangkan tanganya seperti ingin mendapat pelukan. Juno dengan seketika memeluk istrinya. Juno paling suka dengan aroma wangi tubuh Lily selepas mandi, lebih menggoda dan menggugah hasrat menurutnya.

Juno memeluk Lily sangat erat seperti sangat lama tidak bertemu.

"Pa, maaf ya. Akhir akhir ini bunda kurang merawat diri dan memperhatikan Papa." ucap Lily penuh penyesalan karena kurang bisa memenuhi jadwal bermesraan mereka.

"Iya Bun, Papa juga ngeri kok betapa repotnya bunda kalau di kantor dan di rumah. Tapi boleh dong papa minta jatah pagi ini?" Tanya Juno dengan penuh harap.

Lily mengengguk sambil tersenyum, Juno akan mencium leher Lily tapi Lily menghindar.

Juno seperti kecewa dan akan marah saat Lily menghindarinya. Tapi semua itu dia buang jauh jauh saat Lily benar benar melayaninya dengan penuh gairah.

"Biarkan Bunda menebus kebersamaan kita yang hilang." ucap Lily sebelum melumat bibir suaminya.

*Dia benar benar mengerti akan keinginanku.* batin Juno merasa benar benar mendapat pelayanan nomor Wahid.

Lily mencium setiap area wajah dan leher Juno hingga ke dada. Juno ingat sekali bahkan dia belum mandi atau gosok Gigi. Juno menjauhkan badanya berjarak sepanjang lengannya. Sebenarnya Juno ingin membersihkan diri dulu karena tak ingin aroma tak sedap mengganggu permainan mereka.

"Papa cuci muka dulu Bun, papa belum sempet cuci muka." Ucap Juno jujur.

"Ya udah, kita mandi bareng aja yuk." Ucap Lily sambil merangkul leher Juno dan mengecupnya sesekali lalu menarik Juno masuk ke kamar mandi.

*Ah, jangan jangan dia agresif gini ada maunya.* Batin Juno sambil menerima pelayanan terbaik karena Lily menggosok seluruh tubuh Juno dengan naik di atas pangkuan Juno yang berendam di bathtub.

Naga Juno sudah tak terkendali lagi, selesai menyikat giginya dengan badan yang masih basah kuyup Juno memulai permainannya.

"Biar bunda aja yang mulai pa" Ucap Lily protes.

"Ah kelamaan Bun. Papa udah ga tahan lagi." kata Juno sambil menghunuskan benda tumpul itu ke liang hangat milik istrinya.

"Ah.... Papa..." Desah Lily semakin membuat Juno bergairah dan memulai aksi yang sebenarnya.

30 menit bermain bersama cukup menguras tenaga. Lily terbaring di ranjang dengan rambut yang masih basah dengan Juno yang sama dengan dirinya. Jari jemari Lily terus saja bermain dan meraba raba dada bidang suaminya.

Mendapat perlakuan manis seperti itu membuat Juno bergairah lagi. Akhirnya mereka bermain satu ronde lagi dengan mulus dan tanpa gangguan. Desahan demi desahan mereka lontarkan satu sama lain. Saling berpagut dan mencengkeram erat ketika sampai pada puncak kenikmatan. Tubuh Lily menggelinjang dan mulai mengerang nikmat melengkuh sepuasnya.

"Aahh... Makasih pa" Ucap Lily sambil mendesah nikmat.

Juno tak menjawab dengan senjata tumpul yang masih menancap menikmati sisa sisa denyutan kecil dai benda kenyal itu. Juno hanya mengangguk sebelum akhirnya mencium bibir Lily lagi.

"Udah pa ah, nanti bunda pengen lagi kita ga jadi kerja." Ucap Lily sambil melepas pagutan suaminya.