webnovel

Anak asuhku Anakku

mei_yama · Teen
Not enough ratings
53 Chs

28.

"Tuan, ini minumnya" ucap Lily dari balik pintu.

"Masuk ly," Juno mempersilahkan Lily.

Lily menunduk menaruh minuman di meja pas menghadap Nando. Mata Nando menangkap gambar menggemaskan itu lagi dan langsung membuang padangan ke arah lain. Juno yang menyadari itu lekas menarik bagian belakang baju Lily hingga menutup lehernya rapat rapat.

Lily menatap heran dan aneh ke arah Juno dengan tatapan tajamnya.

*Apasih maksudnya? Kecekik dong akunya kalau gini* gerutu Lily dalam hati yang tak tau maksud dari tindakan Juno.

Nando mengulum senyum melihat tingkah Juno. Adan saling tatap sesaat dengan Lily sama sama memasang wajah heran kepada Juno.

"Sini ly, duduk dulu aku mau ngomong" ucap Nando sambil menepuk nepuk sofa yang ada di sebelahnya.

"Ada apa kak?" jawab Lily sambil duduk di sebelah Nando.

"Kemarin kamu bertemu dengan Mama Mella?"

"Iya, maaf aku enggak bilang sama kakak. Aku bingung, soalnya Tante kayak kecewa banget gitu" kata Lily memberikan keterangan pada Nando.

"Iya tadi Mama Mella bilang sama aku. tapi untungnya dia enggak drop. tau enggak, tiba tiba dia nyuruh aku buat berhenti deketin kamu" ucap Nando sambil meminum teh buatan Lily.

"Aduh panas" keluh Nando yang berjingkrak karena lidahnya kepanasan.

"Tiup dulu kak ah. barusan juga bikin" ucap Lily sambil reflek meniup niup mulut nando.

"Ehemmm.... ga usah gitu juga kali Maemunah" keluh Juno dengan bibir mannyunya.

"Terus, berarti kita udah enggak pura pura lagi kan? Jadi pengen ketemu Tante minta maaf sama dia" ucap Lily spontan.

"Boleh, besok ya aku jemput. sekalian sama Embun" ucap Nando yang melihat Embun yang sedang asik menjadikan ranjang papanya sebagai arena Lego.

"Ga usah, biar sama aku aja Ndo. Aku juga udah lama enggak ngobrol sama Tante. Sekalian Nebus rasa bersalah aku karena salah menilai dia selama ini" ucap Juno dengan melepas kaca mata bacanya dan memberikan kepada Lily.

Lily menerima begitu saja dan kembali menatap Nando. Juno kembali muram saat melihat Lily memperhatikan Nando.

"Ehemm.. " Juno kembali berdehem sambil melirik Lily.

Lily tersenyum simpul menangkap sinyal kecemburuan Juno yang sangat jelas. Lily kemudian bergeser lebih mendekat kepada Juno. Juno tersenyum saat Lily sedikit bergeser ke arahnya.

"Sekarang bersemangat lah untuk mencari adikmu" ucap Juno yang mentap nando.

"Adik? memang adiknya kakak pergi kemana? " tanya Lily masih memegang nampan.

Nando kembali menceritakan hilangnya sang adik sejak 24tahun lalu dan menyebutkan tentang tanda lahir di siku.

"Aku juga ada loh, tanda lahir di siku. kayak gini?" Lily menunjukkan sikunya dengan tanda lahir bercak hitam dengan bentuk yang hampir bulat tapi tak sempurna.

"hahahaha, tanda itu aku juga sudah lupa hanya mama yang tau seperti apa" jawab Nando sambil merebahkan diri ke sofa.

" Ohh gitu, semoga cepet ketemu ya kak." ucap Lily yang berdiri dan ingin beranjak pergi.

Juno menatap kepergian Lily yang seperti mengacuhkannya. Selesai dengan obrolan mereka yang lumayan lama. Tiba waktunya makan siang Lily menyuapi embun sementara Juno dan Nando sedang santap siang.

"Makan dulu aja, ga usah liatin Lily melulu. Ga ilang kok" ucap Nando sambil menikmati hidangan.

"Sok tau deh lu" jawab Juno ketus.

"Udah makan balik gih, aku mau tidur siang soalnya" ucap Juno ngawur.

"Ngusir nih, ceritanya" jawab Nando cuek.

" Berapa lama kamu kuat nahan godaan dari dia" tanya Nando sambil melirik Lily.

"Ngomong apa sih, jangan ngeracun deh" jawab Juno sinis.

"Aku udah putus asa sama dia. Ungkapan perasaanku di abaikan sama dia. Tapi heranya kok aku ga bisa gitu marah atau benci sama dia. Heran, padahal kamu tau kan Jun. Gimana aku kalau di tolak cewek?" ucap Nando mengenang masa remaja mereka.

"Tau lah, bakalan ngomel ngomel ga karuan dan semua jadi sasaran. Kena semprot semuanya Sampek basah kuyup" jawab Juno sambil menahan senyum.

"Iya kan, tapi sama dia kamu biasa aja. aneh" gumam Juno sambil memanyunkan bibirnya.

🌺🌸🌺🌺

"ly ,kenapa sih kamu kok kesanya cuek banget sama aku hari ini?" tanya Juno yang penasaran dengan sikap Lily.

"Harus jaga jarak lah," jawab Lily.

"Kenapa gitu, bukanya kamu udah Nerima perasaanku ya?"

"Iya, tapi karena itu juga kita harus jaga jarak. kita tinggal di bawah satu atap tanpa ikatan tapi dengan perasaan yang sama. Terus menurut bapak itu baik atau buruk?" ucap Lily seperti menasehati murid TK.

"Aku ngerti sekarang, maksud kamu kita harus cepetan nikah tanpa pacaran dulu?" tanya Juno menelisik ucapan Lily.

"Saya sama sekali tidak pernah berpacaran. Karena bagi saya berpacaran itu akan merugikan pihak perempuan. Jadi bagi saya lebih baik menikah coba coba dari pada pacaran sungguh sungguh. Setidaknya menjadi janda itu lebih jelas akreditasinya" Ucap Lily yang tengah duduk sambil menonton TV dengan mengawasi embun yang sedang bermain puzzle.

"Ya udah, lusa kita nikah" cletuk Juno tiba tiba.

"Apa? enggak usah main main deh ya" Lily memasang wajah herannya.

"Siap siap aja aku halallin kamu ya. Kita enggak punya siapa siapa, tak perlu restu dari sipapun. Jadi lusa kita langsung ke KUA nikah dulu walaupun siri. Udah itu baru urus semuanya." ucap Juno dengan tatapan seriusnya.

"Bukanya terlalu buru buru ya?"

"Enggak, kita udah bersama selama hampir 3 tahun, selama dua tahun kamu yang urusin semua kebutuhanku. Menurutmu berapa lama lagi aku mampu menahan kamu untuk segera menjadi istriku?"