1 AKU INGIN KEMBALI

"Apa kalian tahu tentang Harry Potter? Saya yakin semua yang ada disini pasti tahu. Sebuah judul novel terkenal dari karangan seorang penulis yang tidak diragukan lagi kehebatannya, J. K Rowling. Ada sesuatu yang menarik perhatian saya dari ceritanya.."Ucapnya terhenti memperhatikan para audiens satu persatu. Sesekali ia menampilkan senyuman misterius, membuat para audiens penasaran.

Yuki berada dilobby utama, ia terlihat gelisah. Pandangannya tidak bisa lepas dari pintu masuk. Sesekali ia melihat jam dipergelangan tangannya.

"Maaf, aku terlambat"Ucap seorang dari arah belakang dengan suara beratnya. Yuki berbalik melihat seorang pria dengan wajah tegas tengah tersenyum kearahnya

"Kita langsung masuk acaranya pasti sudah dimulai"

"Baiklah. Ayo"

Merekapun berjalan beriringan kearah lift menuju lantai 7 tempat dimana tujuan mereka berada.

"...Inilah dia Toshiro sebuah kecerdasan buatan yang dapat mengetahui isi pikiran kalian"Ucapnya memperkenalkan karyanya dalam bentuk layaknya helm.

"Jika perusahaan Google mempunyai alat 'oke google' untuk mengetahui apa yang sedang kalian cari melalui suara maka kami mempunyai Toshiro sebuah alat yang menggunakan kekuatan pikiran. Kalian tidak perlu menggunakan suara atau gerakan untuk melakukan sebuah perintah"Jelasnya kali ini dengan senyuman bangga atas karya yang ia hasilkan. Semua orang bertepuk tangan menyambut teknologi masa depan tersebut.

"Profesor!"Teriak seorang wanita dari balik keramaian, ia mengacungkan tangan membuat semua orang yang hadir menoleh kearahnya. Semua orang terdiam memperhatikan wanita tersebut yang berjalan beberapa langkah kedepan.

"Bolehkah saya bertanya?"Tanyanya membuat pria yang dipanggil 'Profesor' olehnya tersenyum tipis mengangguk kearahnya

"Apakah efek yang ditimbulkan oleh gelombang elektromagnetik? Apakah itu tidak berbahaya oleh manusia kedepannya?"

Profesor tersenyum, ia memperhatikan wanita tersebut lebih seksama. Tertulis Felicia dibadge baju dada bagian kiri wanita itu. "Bukankah kamu sudah mengetahuinya Profesor Felicia?"Balasnya kepada wanita yang bernama Felicia salah seorang peneliti sama seperti dirinya.

"Jika sebuah alat diciptakan pasti ia memiliki efek positif dan juga negatif. Seperti smartphone jika kita menggunakan secara berlebihan itu pasti akan merusak salah satu organ kita, contoh mata"Ia berhenti sejenak, melirik Profesor Felicia sekilas.

"...untuk itulah kami masih melakukan penelitian kepada Toshiro untuk mengurangi efek negatif yang ditimbulkan."Lanjutnya ia berjalan mendekati Felicia

"Dan saya berharap Profesor Felicia mau membantu kami dalam project ini"Ucapnya mengakhiri. Ia mengulurkan tangan menunggu sambutan oleh orang didepannya

***

Perkataannya seakan seperti melodi lagu yang diputar berulang. Yuki terdiam memikirkan setiap kalimat yang terucap dari Profesor Alfa saat acara tersebut. Teknologi dengan kekuatan pikiran manusia memang sudah sangat lama digembor-gemborkan oleh kaum elit. Namun teknologi tersebut belum tercipta dengan sempurna, kini Profesor Alfa menjadi orang pertama yang menciptakan teknologi tersebut, meskipun masih banyak kekurangannya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?"

"Yaampun, kau mengagetkanku!"Ucap Yuki kearah pria disebelahnya

"Maaf..maaf"Balas pria itu merapatkan kedua tangannya kedepan dada.

"Jadi apa yang sedang kamu pikirkan?"Ucap pria itu mengulang pertanyaannya

"Tidak ada"

"Baiklah aku ada rapat sebentar lagi. Ini coffeemu"Ucapnya mengakhiri percakapan. Ia menyodorkan segelas coffee kearah Yuki lalu beranjak pergi setelah berhasil mengusap pelan puncak kepala gadis itu

"Rich!"Panggil Yuki menghentikan langkah pria yang sebelumnya duduk bersamanya.

"Nanti malam.."

"Aku akan menjemputmu. Jangan dandan terlalu cantik nanti aku bisa pingsan"Balasnya menyela kalimat Yuki

"Yaampun Rich, pelankan suaramu"Ucap Yuki menjadi salah tingkah melihat sekitarnya mulai memperhatikan dirinya. Rich hanya terkekeh melihat tingkah gadisnya.

***

Waktu seakan berjalan melambat saat kau menginginkannya untuk segera berlalu. Pandangannya seakan tidak bisa fokus, disetiap kesempatan ia selalu memperhatikan jam berharap putarannya segera menunjukkan pukul 17.00

"Apa ia akan segera melamarmu?"Tanya seorang teman yang berada disebelah meja kerjanya. Ia melirik pemuda cantik itu sekilas, lalu kembali memfokuskan perhatiannya kelayar.

"Hei, ayolah! Dia sudah lama menyukaimu. Dia pasti akan melamarmu, atau minimal menyatakan perasaannya"Ucap pemuda itu dengan senyuman menggoda. Ia menghembuskan napas pelan, melihat pemuda itu namun kali ini bukan hanya sekilas. Ditatapnya pria yang terlihat lebih cantik darinya, jika saja ia memiliki rambut panjang siapapun pasti akan menganggapnya seorang gadis.

"Hanya makan malam biasa, tidak ada yang istimewa"

"Kamu pikir aku percaya? Ini sudah yang ketiga kalinya dia mengajakmu makan malam, aku jamin dia pasti akan melamarmu kali ini"Ucap pemuda bernama Domin percaya diri

"Kita lihat saja nanti"

"Yuki"Panggil Domin kearah wanita yang berada disebelah mejanya

"Hm"

"Yuki, look at me"Panggilnya lagi. Yuki yang mendengar nada bicaranya berbeda tahu jika pria yang sudah seperti kakak baginya tengah serius, iapun menghentikan aktifitasnya dan menatap pria tersebut dengan siap.

"Mana yang akan kamu pilih dari dua kesempatan ini.."Domin tidak langsung melanjutkan, ia menatap Yuki dalam-dalam

"Pertama, bersama Rich dan bahagia dimasa depan. Atau yang kedua, kembali ke masalalu dan memperbaiki yang bisa diperbaiki. What do you choose?"

avataravatar
Next chapter