webnovel

ALZYAS

kehilangan seorang ibu sangatlah menyakitkan, apa lagi tepat di hadapan kita, dan itulah yang dirasakan oleh Alzyas. Alzyas melewati hari-hari nya dengan penuh kebencian, apa lagi dirinya harus tinggal satu rumah dengan orang yang sudah menyebabkan ibu nya tiada. Aditya, laki-laki tampan dan merupakan capten tim basket di sekolah Alzyas adalah satu-satunya orang yang mampu mencairkan hati Alzyas yang telah lama membeku dan tentu saja itu juga tidak mudah bagi Aditya. Tepat di pesta ulang tahun Alzyas yang ke 17 tahun Alzyas harus kembali menerima kenyataan pahit tentang dirinya.

RinduIbu · Teen
Not enough ratings
88 Chs

Milly vs Malika

BRAKKK!!!!

Milly meringis kesakitan saat punggung nya menghantam loker ruang ganti siswi, kedua sisi tangan nya di pegang erat oleh Mega dan Rani.

" apa mau kalian!!!!! " pekik Milly

Malika menatap Milly dengan tajam, kemudian mencekam kedua pipi Milly, sedangkan Rani dan Mega tersenyum sinis.

" gue udah pernah peringatin Lo, jangan pernah coba-coba deketin Aditya karena dia cuma milik gue!!!!! "

Milly tersenyum sinis, tak ada rasa takut dari wajah gadis itu.

" Aditya bukan siapa-siapa Lo!!!! Lo sendiri ditolak sama Aditya, gue ingetin kalo Lo lupa!!!! kita satu sama Malika!!!! " ujar Milly dengan santai

" Lo- " Malika benar-benar di buat geram oleh Milly, wajah Malika sudah memerah menahan emosi

" kenapa? gue ngomong fakta kan? Lo pikir gue nggak tau, saat cinta Lo ditolak mentah-mentah sama Aditya " ejek Milly

" berani banget Lo sama Malika!! " bentak Rani

" why? Malika bukan siapa-siapa di sekolah ini, kenapa gue harus takut " ejek Milly lagi

" ternyata, Lo nggak sepolos yang gue kira!!! bahkan satu sekolah ini juga tertipu dengan wajah sok polos Lo itu!!!! " Malika tersenyum sinis

BUGH!!!!!!!

Malika mendorong tubuh Milly dengan kuat hingga gadis itu terjatuh ke lantai, lagi-lagi Milly meringis kesakitan saat lutut nya menghantam lantai. Malika sedikit berjongkok menatap wajah gadis itu dengan penuh kebencian

" kita liat, se brengsek apa Lo!!!!! " tantang Malika, kemudian keluar dari ruang ganti siswi diiringi oleh Rani dan Mega.

Milly mengepalkan kedua tangannya, menatap punggung ketiga gadis itu yang hilang dari balik pintu.

" Lo liat pembalasan gue Malika!!!! " batin Milly, beberapa saat kemudian Farah dan Indah menghampiri Milly.

" Lo nggak apa-apa kan? " Indah membantu Milly untuk berdiri

" nggak apa-apa kok, cuma lutut gue aja yang sedikit nyeri "

" tu tiga dedemit ngomong apa sama Lo? " tanya Farah

" biasalah, mereka kan emang suka ngebully " jawab Milly seadanya.

" lutut Lo lecet tu, yuk ke UKS ngobatin luka Lo " ajak Indah, dan di setujui oleh Milly.

Alzyas, Shasa dan Narina berjalan di koridor kelas sambil bercanda ria, mereka pun berpapasan dengan Milly dan kedua temannya.

" kenape Lo? kusut amat kayak benang jahit? " celetuk Shasa

Alzyas sedikit memperhatikan Milly, dan menangkap sedikit goresan luka di lutut Milly

" itu, si kak Malika CS ngebully Milly di ruang ganti cewek kak " jawab Indah dengan jujur

" lah, kok bisa? emang ada masalah apa? " Jiwa ke ingin tahuan Shasa meronta-ronta

" Sha, itu bukan urusan kita " ujar Narina dengan datar

" gue kan cuma nanya " gumam Shasa.

Dari arah jauh, Milly melihat sosok pria tampan yang menjadi idola sekolah berjalan sendirian, garis wajah nya terlihat sangat tegas dan begitu mempesona.

" Milly, Lo kenapa? " Farah langsung memegangi tubuh Milly yang mulai lunglai

" nggak tau, kepala gue tiba-tiba sakit " Milly memegangi kepalanya, namun ekor matanya tetap melirik kearah pria yang berjalan semakin mendekati mereka.

" Milly!!!!!!! " Farah dan Indah histeris saat tubuh Milly meluruh kelantai

" yah, kok pingsan " Ujar Shasa dan Narina serentak

" Milly bangun " Farah dan Indah mencoba untuk membangun kan Milly

" Bawa ke UKS, ayok buruan!!! jangan bengong!!! " tanpa sadar Alzyas mendekati Milly, Farah dan Indah tersentak melihat Alzyas yang mencoba untuk memapah tubuh Milly

" jangan cuma di liatin doang, buruan bantuin gue!!! " Alzyas menatap Farah dan Indah dengan dingin.

" I-iya kak " dengan cepat Indah dan Farah pun membantu nya.

" ada apa? " suara maskulin itu tiba-tiba menyengat indra pendengaran Alzyas

" Enggak tau kak, tiba-tiba Milly pingsan " jawab Indah dengan sedikit khawatir

" sini, biar gue yang gendong dan bawa dia ke UKS " Aditya langsung mengambil alih Milly dari rangkulan Alzyas.

Semua siswa dan siswi yang melihat kejadian itu, merasa kagum dengan apa yang dilakukan oleh Aditya, bahkan banyak bisikan yang terdengar bahwa para siswi merasa iri pada Milly yang bisa di gendong oleh most wanted sekolah.

" sial!!!!! gue yakin tu anak pasti cuma pura-pura pingsan doang " geram Malika

" bener, gue juga yakin!!!! tu anak cuma caper aja, dan bego nya mereka semua percaya " sambung Rani.

Aditya langsung merebahkan tubuh Milly dengan hati-hati di atas ranjang kecil yang tersedia di UKS kemudian menyelimuti tubuh gadis itu.

" siapa yang pingsan? "

Aditya, langsung menoleh saat mendengar suara laki-laki dari ambang pintu. Sammy, Denny, Arga, dan Joko sudah berdiri di depan pintu ruang UKS.

" wah..... Lo apain tu anak gadis orang sampe pingsan gitu " tuduh Joko pada Aditya

PLITAK!!!!!

Sebuah spidol berhasil mendarat dengan tepat di kepala Joko, Laki-laki itu hanya meringis kesakitan sambil mengelus kepalanya

" mampus!!!! mamam tu spidol!!! mangkanya kalo ngomong jangan sembarangan!!! " Ejek Denny

" bener banget, tu mulut kok licin banget kayak belut " sambung Arga

Joko hanya cengengesan mendapatkan tatapan tajam dari Aditya sahabat nya itu.

" kok bisa ada kalian? " tanya Sammy saat melihat Alzyas, Narina, dan Shasa

" kita tadi ketemu mereka di koridor " tunjuk Shasa pada Farah dan Indah, dan Milly yang masih memejamkan mata di atas ranjang.

" untuk cerita lanjutnya, Lo tanya aja sama mereka berdua " sambung Narina, kemudian melangkah keluar.

" Narina, Lo mau kemana? " tanya Joko

" kantin " jawabnya tanpa menoleh

" tunggu gue ikut!!!!!!! " Joko berlari menyusul Narina yang sudah lebih dulu keluar.

" kak Aditya makasih ya udah bawa Milly ke sini " ucap Farah, Aditya hanya mengangguk dengan raut wajah yang tetap datar.

Bulu mata Milly bergerak dan perlahan-lahan membuka matanya, nampak semua teman-teman nya ada disana.

" akhirnya Lo sadar juga, gimana apa masih ada yang sakit? " tanya Indah yang langsung menghampiri Milly

" kepala gue masih sedikit pusing " Milly memegangi kepalanya. " Siapa yang bawa gue kesini? " ucap Milly dengan mengerejapkan matanya

" kak Aditya yang gendong dan bawa Lo kesini " jawab Indah.

" makasih ya kak " Milly tersenyum manis pada Aditya.

" berhubung si empunya udah sadar, kita duluan kekantin ya " ajak Arga

" yuk, gue juga udah laper banget " sambung Shasa

" kak Aditya Lo mau kemana? " Milly menahan tangan Aditya saat dirinya hendak beranjak

Alzyas langsung mengalihkan pandangannya, saat mata coklat itu mantapnya.

" permisi " Alzyas langsung melangkah kan kakinya keluar dari UKS diiringi oleh Shasa, Arga, Denny dan juga Sammy.

" kalo kepala Lo masih sakit, Lo istirahat aja dulu, obat nya jangan lupa diminum, oh ya satu lagi sebenarnya yang mau bawa Lo ke UKS itu Alzyas bukan cuma gue, dan supaya Lo lebih cepet sampe ke UKS jadi gue gendong Lo.... gue harap Lo nggak mikir kemana-mana " ucap Aditya sebelum dirinya beranjak pergi.

Milly terdiam, senyum manis perlahan pudar mendengar kalimat demi kalimat yang di lontarkan oleh Aditya.

" tinggalin gue sendiri " ucap Milly pada kedua temannya, tanpa bertanya lagi Farah dan Indah pun keluar meninggalkan Milly seorang diri.

Mata Milly sudah mulai terasa panas, airmatanya pun sudah bergenang dipeluk matanya, dengan cepat Milly mengusap air matanya lalu tersenyum sinis entah apa yang akan dilakukan oleh gadis itu lagi.

" Wah... wah... wah ternyata akting Lo bagus juga ya!!!! "

Sosok Malika sudah berdiri di depan pintu dengan berpangku tangan. Dengan santai, Milly bangkit lalu duduk di tepi ranjang memandang Malika dengan senyum mengejek.

" Lo berhasil bohongin mereka semua, tapi Lo nggak bisa bohongin gue Milly "

Saat melihat Aditya berjalan sendirian di koridor kelas, Milly memang sengaja berpura-pura pingsan agar laki-laki itu memperhatikan dirinya.

" seenggaknya gue, udah satu langkah lebih dekat sama Aditya, sedangkan Lo ? Lo mau liat seberapa brengseknya gue kan Malika??? " Milly mengangkat sudut bibir nya

Malika yang mulai terpancing emosi langsung menghampiri Milly lalu menarik rambut Milly hingga Milly menjerit kesakitan.

" lepas!!!!!!!! " Milly berusaha melepaskan tangan Malika yang terus menarik rambut nya semakin brutal

" nggak, gue nggak akan lepasin Lo!!!! "

" Malika Lepas!!!!!! " Malika tak menghiraukan pekikan Milly, dirinya terus menarik rambut Milly

" Malika!!!!!! Milly!!!!!!! Hentikan!!!!!!! "

Suara bariton pak Bani, berhasil menghentikan perkelahian antara Malika dan Milly, di sana pun sudah ada buk Ratna yang menatap mereka dengan marah.

" apa-apaan kalian!!!! " bentak pak Bani

" saya nggak tau pak, tiba-tiba aja Malika datang dan nyerang saya, bahkan saya nggak tahu salah saya apa " jawab Milly dengan raut wajah berpura-pura ketakutan, dan tentunya itu hanya untuk mengelabuhi pak Bani dan buk Ratna

" Malika, kamu ibu hukum membersihkan gudang, karena ibu mendapatkan laporan bahwa kamu selalu melakukan bullying di sekolah!!! sebelum semuanya selesai kamu tidak ibu izinkan mengikuti pelajaran!!! " ucap ibu Ratna dengan tegas

" tapi buk- "

" tidak ada tapi-tapian, kerjakan sekarang!!!! atau ibu panggil orang tua kamu!!! " ancam ibu Ratna, dan ancaman itu berhasil membuat Malika bungkam, Milly tersenyum penuh kemenangan.

" Awas Lo!! " ancam Malika, kemudian pergi dengan penuh kemarahan.

" Milly kamu baik-baik saja? " tanya pak Bani

" iya pak, saya baik aja "

Alzyas sama sekali tidak menikmati makanannya, dirinya hanya memainkan makanan itu. Alzyas teringat saat Aditya tiba-tiba datang dan langsung menggendong Milly, belum lagi saat Milly memegang tangan Aditya waktu di ruang UKS.

" Alzyas.... kok Lo nggak makan? nggak baik, mainin makanan kayak gitu " ujar Narina

" Lo mikirin apaan sih? " sambung Shasa.

Gadis itu tak menjawab pertanyaan dari kedua temannya, pikiran nya terus berkelana. Bayangan Aditya dan Milly terus berlalu lalang di pikiran nya.