webnovel

ALZYAS

kehilangan seorang ibu sangatlah menyakitkan, apa lagi tepat di hadapan kita, dan itulah yang dirasakan oleh Alzyas. Alzyas melewati hari-hari nya dengan penuh kebencian, apa lagi dirinya harus tinggal satu rumah dengan orang yang sudah menyebabkan ibu nya tiada. Aditya, laki-laki tampan dan merupakan capten tim basket di sekolah Alzyas adalah satu-satunya orang yang mampu mencairkan hati Alzyas yang telah lama membeku dan tentu saja itu juga tidak mudah bagi Aditya. Tepat di pesta ulang tahun Alzyas yang ke 17 tahun Alzyas harus kembali menerima kenyataan pahit tentang dirinya.

RinduIbu · Teen
Not enough ratings
88 Chs

Milly dan Sammy

" Dia balik!!!!!!!!! " pekik Narina di sela-sela nafasnya yang masih tak beraturan

Keempat pemuda itu mengerenyitkan alis mereka, lalu saling pandang, mereka tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Narina. Gadis itupun menghampiri mereka di bangku penonton.

" atur nafas dulu, baru ngomong!! ettt dahh Lo udah kayak orang bengek!!! " ujar Joko,

" come on Jo!!!! it's no funny!!!! " balas Narina dengan kesal, lalu dia pun melakukan apa yang dikatakan oleh Joko. Setelah merasa nafas nya sudah kembali teratur, Narina menatap satu persatu pemuda itu.

" gue liat di sosmed kalo dia balik " ucap Narina

" dari tadi Lo ngomong dia dia dia mulu!!!! " ucap Arga

" tau ni orang, ngomong tu yang jelas!! " timpal Denny, membuat Narina mendengus kesal

" dia? siapa? " tanya Sammy

~~~~~~~

Aditya dan Alzyas berjalan beriringan di koridor kelas sambil membawa beberapa buku pelajaran mereka, menuju kelas dari arah kejauhan Mega dan Rani menatap mereka berdua dengan tatapan penuh permusuhan dan kebencian.

" Lo liat deh, semakin hari mereka tambah mesrah " ujar Rani

" iya, kesel gue liat nya " sahut Mega

" Gara-gara Alzyas, Malika jadi pindah sekolah, kan jadi nggak ada lagi yang traktir kita makan dan ngajakin kita shopping " gerutu Rani

" bener!!!!! ini semua gara-gara tu cewek!!!! kenapa nggak dia aja sih yang keluar dari sekolah ini " Mega menghentakkan kakinya dengan kesal.

" wah wah wah!!!!! jadi kalian temenan sama Malika hanya karena duit nya? " ejek seorang gadis yang berdiri dengan santai di belakang mereka.

Mega dan Rani, terkejut karena ada seseorang yang mendengar ucapan mereka, dengan ragu-ragu mereka berdua membalikkan tubuh, kedua bola mata mereka membulat saat melihat Milly yang berdiri dengan santai sembari berpangku tangan.

" hmmmmmmm kira-kira gimana ya perasaan Malika saat tahu, kalo dua orang yang udah dia anggap sahabat ternyata hanya manfaatin dia doang " ejek Milly

" nggak kok, Lo salah denger aja " elak Mega dengan terbata-bata

" kita nggak pernah manfaatin Malika " sambung Rani yang tak kalah gugup

" oh ya???? sayangnya gue nggak budek tuh, gue denger semuanya " Milly tersenyum sinis

" apaan sih Lo " bentak Rani dengan menghentakan kakinya, dan lagi-lagi Milly hanya tersenyum sinis

" udah, Lo urus aja sana masalah Lo!!! kan yang nyebarin berita hoax itu juga sahabat Lo sendiri!!! " Rani menantang Milly

" tapi sayangnya, gue nggak sebegok Malika!!! yang di manfaatin sama sahabat-sahabat nya sendiri " ucap Milly dengan penuh penekanan, seketika Rani terdiam

" udah pergi sana Lo, nggak usah sok ikut campur!!!!! " Mega mendorong tubuh Milly hingga terhuyung kebelakang

Mega dan Rani kembali terkejut, saat tubuh Milly di tahan oleh seseorang hingga tidak terjatuh kelantai, bukan hanya Mega dan Rani yang terkejut melain kan juga Milly.

" Kak Sammy " gumam Milly

" gue pikir, setelah Malika keluar dari sekolah ini nggak akan ada lagi yang ngelakuin bullying " ucap Sammy dengan dingin

" kak kita nggak sengaja " elak Rani

" iya kak, kita cuma becanda, iya kan Milly " sambung Mega yang langsung berpura-pura baik terhadap Milly, namun Milly langsung memutar bola matanya dengan malas.

" seharusnya kalian belajar dari apa yang terjadi sama Malika " ujar Sammy lagi, membuat Rani dan Mega tertunduk " dan jangan kalian pikir kalo gue nggak tau tentang kalian yang cuma manfaatin Malika!!!! seburuk apapun Malika, dia tetap sepupu gue, yang paling gue sayang, ada bagus nya Malika keluar dari sekolah ini!!!! karena Malika hanya di jadiin tameng oleh temen-temennya sendiri!!!! " tunjuk Sammy, kemudian berlalu pergi tanpa menghiraukan ketiga gadis itu.

Milly mendengar ada nada kesedihan dari kalimat yang di ucapkan oleh Sammy, Milly pun berinisiatif untuk mengejar Sammy, dia tidak perduli jika pemuda itu akan bersikap kasar pada dirinya nanti.

" Kak Sammy!!! " Milly terus berjalan dengan cepat mengikuti langkah Sammy

" Kak Sammy!!! " pekik Milly karena Sammy semakin mempercepat langkah kakinya

" Kak Sammy tunggu!!!! "

BUKKKKK!!!!!

Karena tak memperhatikan jalan, Milly tak sengaja tersandung tong sampah hingga jatuh lutut nya membentur lantai

" aww sakit banget " ujar Milly sedikit berjongkok sambil mengelus dengkul nya yang terasa nyeri

" mangkanya kalau jalan hati-hati, nabrak kan " suara lembut itu begitu terdengar syahdu di telinga Milly, gadis itu pun mendongak melihat lelaki tampan yang berdiri dengan santai di hadapan nya.

" soalnya dari tadi gue kejar dan manggil-manggil, Lo nggak denger " ucap Milly dengan sedikit gugup

" siapa suruh Lo ngejar gue " sahut lelaki itu kemudian berpangku tangan, seketika lidah Milly terasa keluh. Milly pun berdiri tegap mensejajarkan tubuh nya dengan Sammy.

" Malika sekarang sekolah dimana? " dengan sedikit ragu Milly menanyakan tentang Malika

Sammy tersenyum sebelum menjawab " Malika sekarang di Singapura, dia ikut nyokap nya dan sekolah disana " Milly pun terdiam

" gue tinggal ya, jalan nya hati-hati biar nggak nabrak lagi " ujar Sammy dengan tersenyum

" Tunggu!!!!!!! " Sammy yang baru saja akan melangkah kan kakinya, mengurungkan niatnya saat Milly menahan nya

" apa? "

Milly kehilangan kata-katanya karena tatapan mata Sammy begitu lembut saat memandang dirinya, dan entah mengapa Milly merasakan terjadi sesuatu pada hati dan pikirannya.

" ada apa? " Milly hanya diam memandang wajah Sammy, entah kenapa Milly merasa jantungnya berdebar tak karuan karena tak mendapatkan jawaban, Sammy hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil kemudian kembali melangkah kan kaki nya pergi meninggalkan Milly yang masih berdiam diri.

" astaga jantung gue kenapa ya " Milly bisa bernafas dengan lega, " kok gue deg-degan gini " dirinya juga merasa aneh pada dirinya sendiri.

" woy!!!!! "

" Astaga Indah!!!!!! Lo ngagetin gue " Milly mendengus kesal, karena Indah datang dan langsung menepuk pundaknya.

" dari tadi juga gue udah manggil-manggil Lo, tapi Lo nya kagak denger!!!! " Indah mencibirkan bibir nya " Lo kenapa sih, aneh bengong sendiri? "

" nggak kok, gue nggak apa-apa " Milly tersenyum kikuk menutupi dirinya yang masih memikirkan Sammy.

*******

" nanti sore nonton yuk, ada film baru " ajak Aditya

Jam pelajaran terakhir sudah berakhir, bel pun sudah berbunyi para siswa dan siswi berbondong-bondong keluar dari kelas mereka masing-masing.

" berdua doang? nggak sama yang lain? "

" kayaknya enggak deh, soalnya mereka mau nongkrong di cafe biasa, gimana? kamu mau kan nonton nanti sore? " Aditya memainkan kedua alisnya naik turun dan tersenyum manis pada Alzyas

" hmmmmmm gimana ya? " Alzyas berpura-pura berpikir untuk menggoda lelaki itu

" ayolah kita udah lama loh nggak jalan berdua, yah yah yah please " bujuk Aditya dengan manja entah mengapa Alzyas merasa Aditya terlihat sangat lucu Karena bersikap seperti anak kecil

Alzyas tertawa terbahak-bahak, dan itu membuat Aditya sedikit kesal karena gadis itu sudah menertawakan dirinya.

" idihhhhhhh ada yang ngambek " ejek Alzyas di sela tawanya " iya, aku mau kok " Alzyas menepuk pundak Aditya dengan lembut, lelaki itu pun bersorak kegirangan, Alzyas hanya menggelengkan kepalanya dengan tersenyum.

" Woy Romeo and Juliet, mau pulang kagak!!!!! pacaran mulu!!!!!! pikirin ni nasib kita yang jomblo" pekik Joko

" idihhhhhhh kita, Lo aja kali nggak usah ngajak-ngajak gue " sentil Denny

Joko dan yang lainnya sudah menunggu di depan pintu kelas sedang kan Alzyas dan Aditya masih duduk di bangku mereka

" let's go " Aditya beranjak dari bangkunya diiringi oleh Alzyas, mereka pun berjalan beriringan di koridor kelas menunju parkiran.

Joko tak berhenti berkicau ada saja kalimat yang dia lontarkan hingga membuat teman-teman nya tertawa, Joko juga tak henti-hentinya menggoda Narina bukannya marah, Narina justru membalas godaan yang dilontarkan oleh Joko dan lagi-lagi itu berhasil membuat yang lainnya tertawa.

Aditya menggandeng jari jemari Alzyas, lelaki itu tak menghiraukan mata para siswa dan siswi yang memandang kearah mereka begitupun dengan Alzyas, bahkan Alzyas justru dengan sengaja mengandeng lengan Aditya saat mendengar para siswi yang terus-menerus memuji ketampanan kekasih nya, Aditya yang juga mengetahui hal itu hanya mengulum senyumnya.

BAHAGIA, yah itu lah yang dirasakan oleh Alzyas.