webnovel

ALZYAS

kehilangan seorang ibu sangatlah menyakitkan, apa lagi tepat di hadapan kita, dan itulah yang dirasakan oleh Alzyas. Alzyas melewati hari-hari nya dengan penuh kebencian, apa lagi dirinya harus tinggal satu rumah dengan orang yang sudah menyebabkan ibu nya tiada. Aditya, laki-laki tampan dan merupakan capten tim basket di sekolah Alzyas adalah satu-satunya orang yang mampu mencairkan hati Alzyas yang telah lama membeku dan tentu saja itu juga tidak mudah bagi Aditya. Tepat di pesta ulang tahun Alzyas yang ke 17 tahun Alzyas harus kembali menerima kenyataan pahit tentang dirinya.

RinduIbu · Teen
Not enough ratings
88 Chs

Galau

Alzyas menatap langit kamar nya, memikirkan tentang kejadian yang dia lihat di lapangan basket tadi, dia memang tidak mendengar percakapan antara keduanya namun dia bisa melihat dengan jelas saat Aditya dan Jassie berpelukan, bahkan Alzyas juga melihat saat mereka berdua berboncengan keluar dari gerbang sekolah.

Gadis itu tak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa kejadian siang tadi sudah memporak porandakan hatinya saat ini, dia benar-benar merasa cemburu melihat Aditya memeluk Jassie bahkan Aditya membatalkan untuk mengantarkannya pulang hanya untuk pulang bersama Jassie.

" ada hubungan apa antara kalian " batin Alzyas, gadis itu menenggelamkan tubuhnya kedalam selimut tebal berusaha memejamkan mata dan berharap besok dirinya sudah merasa lebih baik dari hari ini.

Hingga pagi menjelang tiba, Alzyas masih merasa bahwa hatinya tidak baik-baik saja pikirannya terus tertuju pada Aditya dan Jassie.

" Alzyas kamu kenapa? " Emely menyentuh pundak Alzyas dengan lembut menghapus bayang-bayang Aditya dari lamunan Alzyas.

" eh Aunty, aku nggak apa-apa kok " gadis itu tersenyum kecil, lalu melanjutkan sarapannya.

" kak Zyas pasti nggak denger kita lagi ngomongin apa " ujar Milly setelah menghabiskan segelas su** nya lagi-lagi Alzyas hanya tersenyum.

" kamu sakit nak " Raka menyentuh kening Alzyas karena mereka duduk bersebelahan

" nggak kok Dad " jawab Alzyas tanpa ekspresi.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Alzyas mengambil tas nya lalu menghampiri Milly yang sudah menunggunya di teras rumah, namun saat dia membuka pintu ternyata Aditya sudah duduk manis disana. Alzyas tidak menyangka kalau pemuda ini akan menjemputnya karena semalam Aditya sama sekali tidak menghubungi nya.

" hei! " Aditya langsung menyambut Alzyas dengan senyum manis seperti biasa, tak ada yang berubah dari pemuda itu setelah kejadian kemarin.

" jangan cemburu ya, gue cuma nemenin kak Aditya yang duduk sendirian kayak orang begok di teras kita " ujar Milly dengan menahan tawa karena melihat raut wajah Alzyas yang terlihat datar

" apaan sih!!! " elak Alzyas

" berangkat sekarang? " tanya Aditya

" besok!!!! yah sekarang lah " jawab Alzyas dengan ketus lalu berjalan mendahului Aditya

" kakak Lo kenapa? jutek amat " Aditya menggaruk tengkuknya yang terasa gatal

" sebelumnya kan tu orang emang jutek! " sahut Milly " Udeh Sono berangkat sana sebelum dia keluar taring " Milly mendorong Aditya untuk segera menyusul Alzyas.

Selama perjalanan tak ada percakapan antara Alzyas dan Aditya, mereka fokus pada pemikiran masing-masing hingga sampai motor yang dikendarai oleh Aditya berhenti di parkiran sekolah.

" Alzyas tunggu!!! " Aditya langsung menarik tangan kekasihnya, karena tak seperti biasanya gadis itu berlalu tanpa menghiraukannya

" sebenarnya kamu kenapa sih? aku punya salah sama kamu? " Aditya menatap Alzyas dengan dalam mencari cela agar dia bisa melihat apa sebenarnya yang terjadi pada gadis itu seakan dia lupa bahwa kemarin dialah yang sudah memporak porandakan hati gadis itu.

" nggak apa-apa kok, mungkin aku capek aja karena mikirin tugas semalaman " Alzyas tersenyum ketir " kamu mau kekelas atau kekantin? " Alzyas memutuskan kontak matanya dari Aditya saat melihat Jassie berjalan kearah mereka.

" aku duluan yah, soalnya aku mau ke perpustakaan cari buku fisika " tanpa menunggu jawaban dari Aditya, gadis itu langsung berlalu pergi tak sedikitpun dia menoleh kebelakang, hatinya benar-benar terasa sakit bahkan nafas nya terasa sesak, Alzyas terus berusaha agar airmata nya tidak menetes karena jika semua itu terjadi makan semuanya akan berakhir, Alzyas benci kebohongan bahkan SANGAT BENCI.

" hei!!! " Jassie menepuk pundak Aditya yang sedari tadi menatap kepergian Alzyas hingga menghilang dari balik tembok

" Lo ngelamun? " Jassie melirik ke kanan ke kiri mencari keberadaan seseorang

" nggak kok " jawabnya datar

" masuk bareng yuk, bentar lagi bel loh " ajak Jassie, Aditya hanya mengangguk. Pemuda itu kembali menoleh ke arah menghilang nya Alzyas tadi.

Dari balik tembok seorang gadis memandang ke arah Aditya dan Jassie yang berjalan bersamaan menuju kelas, benar-benar terasa sesak di dalam da** namun apa daya untuk sekarang diam lebih baik, gadis itu pun berjalan menuju kelasnya namun melalui koridor lain, ke perpustakaan hanyalah sebuah alasan untuk menjauhi Aditya dan juga Jassie.

Ketika Aditya dan Jassie masuk kedalam kelas mereka berdua menjadi pusat perhatian, namun mereka tak menghiraukan pandangan teman-teman kelas mereka. Aditya mendudukkan p***** nya di bangku.

" nyet!!! Lo kok bisa sama Jassie? "

" kalian pergi bareng? "

" Lo nggak sama Alzyas? "

" Lo nggak ada main sama Jassie kan? "

Aditya langsung di borong pertanyaan dari sahabatnya, Narina dan Shasa yang duduk berseberangan dengan kelima most wanted itu hanya menatap dengan keterkejutan.

" kalian apaan sih, gue tadi bareng Alzyas " jawab Aditya dengan jujur

" nah terus, kenapa Lo bisa sama ntu cewek " Joko memuncungkan bibir menunjuk kearah Jassie

" tadi gue ketemu dia di depan, soalnya Alzyas ke perpus " jawab Aditya tanpa menoleh sedikitpun kearah sahabatnya.

" Lo nggak lupa sama rencana kita besokkan? " Arga kembali mengingat Aditya dengan rencana mereka semua untuk memberikan kejutan pada Alzyas di hari spesial nya.

" gue inget! gue nggak lupa, Alzyas itu pacar gue! " Aditya mengingat kan Arga akan status nya dan juga Alzyas

" iye... gue percaya sama Lo " Arga meng-ancung kan kedua ibu jarinya.

Tak berapa lama kemudian Alzyas pun masuk kedalam kelas dengan raut wajah datar, tak sedikitpun terlihat senyuman gadis itu seperti hari-hari kemarin dalam batin Narina dan juga Shasa, Alzyas hari ini terlihat seperti dimana pertama kali dulu dia masuk ke sekolah ini.

Alzyas sama sekali tak menyapa Jassie yang duduk disebelahnya padahal sejak tadi Jassie sudah tersenyum manis padanya.

" kok gue ngerasa aura dingin nya Alzyas muncul lagi deh " bisik Shasa

" gue juga, Alzyas kayak nggak ngeliat kita-kita yang ada di kelas ini " sahut Narina yang terus memperhatikan Alzyas dari belakang.

" atau jangan-jangan itu cuma roh nya Alzyas, terus jasad nya masih di rumah " tebak Shasa ngasal

" sembarangan Lo kalo ngomong!!! " Narina langsung menoyor kepala Shasa, sedangkan yang bersangkutan hanya cengengesan tak jelas.

Disaat waktu jam istirahat, Alzyas hanya bersama teman-teman nya dikantin kecuali Aditya and the gank karena seperti biasa mereka pasti ada dilapangan basket sedang memperebutkan benda bundar itu.

" Aditya!!!!!! " pekikan seorang gadis mengehentikan gerak Aditya yang hendak melempar bola ke Sammy, dia menoleh kearah sumber suara nampak Jassie dengan tersenyum sedang berdiri dipinggir lapangan

" mau ngapain lagi sih tuh cewek " gerutu Arga yang dapat di dengar oleh Joko dan juga Denny

" gue ganggu yah " Jassie menghampiri kelima pemuda tampan itu ke lapangan basket

" udah tau masih nanya " gumam Arga

" ada apa? " tanya Aditya datar

" nih, gue bawain minuman buat Lo " Jassie mengulurkan sebotol air mineral pada Aditya

" cuma satu? masa' Aditya doang!!! Kitakan berlima!! " celetuk Joko membuat Jassie tersenyum kikuk

"sorry, nanti gue traktir di kantin deh "

" nah kalo gini gue setuju!!!! "

" dasar murahan banget sih Lo!! " Denny menoyor bahu Joko, sedangkan Sammy hanya tersenyum.

" ya udah kalo gitu gue balik ke kelas dulu yah bye!!!! " setelah memberikan minuman itu pada Aditya, Jassie berlalu pergi namun belum sampai keluar lapangan gadis itu merasakan sakit di kepala nya membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan.

" Jassie!!!!!! "

Dengan sigap Aditya menopang tubuh gadis itu agar tidak terjatuh, keempat sahabatnya hanya diam terpaku melihat Aditya dengan sigapnya menopang Jassie, namun yang lebih membuat mereka terkejut lagi adalah sosok gadis dengan raut wajah datar yang sedang berdiri di dekat bangku penonton

" Alzyas " gumam keempat pemuda itu dengan serentak yang tak dapat di dengar oleh Aditya

" Lo nggak apa-apa kan? " terlihat jelas kekhawatiran di wajah Aditya

" kepala aku sakit banget " Jassie meringis kesakitan memegangi kepalanya

" kita ke UKS sekarang " gadis itu tak menjawab namun dia menuruti apa yang dikatakan oleh Aditya.

Baru hendak melangkah, Aditya diam terpaku melihat Alzyas yang berdiri tak jauh dari mereka, karena Aditya tak melanjutkan langkahnya Jassie pun mengikuti arah pandang pemuda itu.

Aditya yang tadi begitu erat memapah tubuh Jassie sedikit demi sedikit mengendur, tatapan Alzyas sulit untuk di artikan oleh nya.

" Alzyas aku bisa jelasin- " belum sempat Aditya menyudahi kalimat nya, dengan raut wajah kecewa gadis itu langsung berlalu pergi tidak menghiraukan mereka semua.

" Lo kejar Alzyas aja, dia pasti salah paham " ucap Jassie

" nanti gue jelasin sama dia, sekarang gue anterin Lo ke UKS aja dulu " balasnya, Jassie yang mendengar itu tersenyum hatinya terasa hangat