1 Mimpi buruk Alpha Shaqille Elvern.

KEDIAMAN ELVERN.

DOORR....

Terdengar suara tembakan yang menggema memenuhi ruangan tersebut, bersamaan dengan tumbangnya seorang sosok pria paru baya dengan kondisi tempurung kepala yang berlubang hingga mengeluarkan banyak cairan kental berwarna merah yang sekarang memenuhi lantai keramik di sekitarnya.

"Apa dia sudah mati?"

Tanya salah seorang pria dengan suara datarnya yang tengah duduk di sebuah sofa single sambil menyilangkan kakinya, dengan tangan yang masih memegang sebuah senjata api berjenis Raging bull.

"Iya Tuan, anda tepat sasaran," Jawab sang asisten yang masih setia berdiri tepat di samping sang Presdir.

"Lenyapkan mayat pria bodoh itu. Dan hilangkan semua bukti. Ingat jangan ada satupun bukti yang tertinggal. Apa kau mengerti?" Ucap pria tersebut.

"Iya Tuan, lalu bagaimana dengan istri dan anaknya? Apa Tuan tidak berencana melenyapkan mereka sekaligus?"

"Tidak, bocah itu adalah jembatan untuk aku merebut semua aset kekayaan keluarganya. Tapi apa kau sudah memastikan jika anak itu tidak sedang berada di sini sekarang?" Tanya pria itu lagi, yang sepertinya masih kurang yakin.

"Iya Tuan, saya sudah memeriksa seluruh ruangan di Mansion ini, dan saya tidak melihat anak itu." Jawab sang Asisten meyakinkan.

"Bagus, dan pastikan asisten bodoh itu juga tewas, jangan ada yang tersisa dari mereka." Lanjut sang Presdir dengan senyum miringnya yang terlihat puas.

"Iya Tuan, asisten pribadi Tuan Aldrich sudah tewas, orang kita sudah menyelesaikan tugas mereka dengan sangat baik, tidak ada yang mengetahui jika kecelakaan mobil tersebut sudah di rencanakan, bahkan polisi sekalipun."

"Kerja bagus" Balas pria tersebut sambil mengangguk dengan senyum smirknya yang nampak tergambar di wajah dinginnya.

"Apa anda yakin akan membiarkan bocah itu hidup?" Tanya Asistennya sekali lagi yang sepertinya terlihat sedikit khawatir.

"Tentu saja. Biarkan bocah itu hidup."

"Tapi Tuan,"

"Bocah itu yang akan mewarisi semua Aset kekayaan orang tuanya. Kau tau kan, tidak mudah untuk merebut harta kekayaan bajingan ini. Aku akan menggunakan bocah itu untuk menguasai seluruh asetnya. Dan Aku punya rencana besar untuk bocah itu." Jelas pria tersebut.

"Baik Tuan,"

"Dan istrinya.. Bawa dia di Mansion." Lanjut Pria tersebut dengan senyum iblisnya. Sedang di sudut ruangan yang terlihat gelap nampak sesosok anak yang bertubuh mungil sedang duduk sambil memeluk erat kedua lututnya yang bergetar hingga menempel di dadanya yang sudah basah oleh keringat, anak itu masih terdiam dengan air mata yang sudah memenuhi wajahnya yang terlihat pucat pasi. Air matanya terus mengalir saat melihat tubuh kaku Ayahnya yang sudah tidak bernyawa lagi sedang di seret keluar dalam ruangan tersebut.

"TIDAAAAKKK... Sayaaaang bangunlah... Apa yang kau lakukan dengan suamiku.. LEPASKAN AKU BAJINGAN... LEPASKAN AKU EROON... "

Suara jeritan ibunya terdengar menggema di sana, meskipun anak itu tidak melihatnya, namun ia sangat tahu, jika ibunya saat ini sedang merasakan sakit sekarang.

PLAKK.. PLAK..

suara tamparan keras terdengar bersamaan dengan suara jeritan yang bercampur tangis oleh ibunya.

"Lepaskan aku Eron, aku mohon.. Jangan lakukan ini.. "

"DIAM.. Tidak bisakah kau bersikap baik padaku sedikit saja? kali ini aku tidak akan melepaskanmu lagi, apa kau mengerti?" Ucap Acheron Flavio Carden menyeringai dan langsung mengungkung tubuh wanita tersebut. Bahkan Acheron Flavio seolah tuli dan tidak menghiraukan jeritan wanita yang sudah nyaris kehabisan tenaga saat dengan lancangnya Acheron Flavio menjamah tubuhnya tanpa ampun.

"TIDAAAAK..  Jangan aku mohon Eron... JANGAAANNN.... Saaakiit...." Tangis Celesta Loria Elvern memenuhi ruangan tersebut.

"Aku akan membuatmu takluk di kakiku, kau hanya memiliki dua pilihan, hidup bersamaku atau mati bersama pria bodoh itu." Balas Acheron Flavio dengan suara berat dengan nafas yang terengah.

"TIDAAAKK... AARRGGHH... "

Suara erangan dan desahan terdengar bersamaan dengan suara jerit Celesta Loria yang semakin membuat anak itu menangis. Hingga selang beberapa menit suasana Mansion tersebut sudah terdengar hening. Tidak ada lagi suara jeritan kesakitan ibunya, tidak ada lagi suara tawa terbahak dari si pelaku pembunuhan, dan sudah tidak terdengar lagi suara serak ayahnya yang sedang menahan rasa sakit.

Semuanya hening, kejadian mengerikan yang baru saja terjadi di Mansion mewah tersebut yang berlangsung selama dua jam seolah lenyap, berganti dengan keheningan dan suara isakan dari anak yang masih berusia 6 tahun, anak satu satunya yang di biarkan hidup demi ambisi sang pembunuh yang tanpa di sadari, semua yang ia lakukan terlihat dan terekam jelas oleh sang anak tersebut. Anak yang bisa merekam semua kejadian mengerikan itu di otak kecilnya. Selama hampir seminggu anak itu hanya terus terdiam menatap ruang kosong yang dimana Ayahnya tewas dengan cara mengenaskan.

* * * * *

25 Tahun kemudian.

KEDIAMAN ALPHA SHAQILLE ELVERN.

"Apa anda mimpi buruk lagi?" Tanya seorang wanita sambil duduk di pinggiran ranjang dengan ekspresi paniknya.

"Apa yang kau lakukan di kamarku?" Tanya Alpha Shaqille datar sambil mengusap keringat yang sudah membasahi wajah dan tubuhnya.

"Ma.. Maaf, tadi saya tidak sengaja mendengar anda menjerit, saya pikir anda mengalami mimpi buruk lagi seperti hari hari sebelumnya, jadi saya,"

"Keluar.. "

"Sa.. Sayang.. Saya hanya ingin.. "

"KELUAR DARI KAMARKU SEKARANG JUGA." Teriak Alpha Shaqille dengan sangat keras, hingga membuat wanita yang tidak lain adalah istrinya sendiri itu tersentak, dan langsung beranjak keluar dari kamar suaminya.

Disandarkan tubuhnya di balik pintu kamar suaminya yang sudah tertutup rapat sambil mencengkram dadanya yang terasa sesak. Air matanya kembali menitik membasahi wajah cantiknya. Namun dengan cepat ia usap saat melihat pelayan pribadinya tengah melangkah dengan tergesa-gesa dan langsung menghampirinya dengan wajah yang terlihat khawatir.

"Nyonya Aranka, apa Anda baik-baik saja?" Tanya wanita paruh baya itu yang terlihat nampak cemas.

"Iya, saya baik-baik saja," Jawab Aranka Demetria berusaha bersikap tenang.

"Sebaiknya Nyonya istrahat. Ini sudah hampir subuh, dan Nyonya belum tidur sedikitpun,"

"Iya, saya akan ke kamar sekarang." Jawab Aranka Demetria mengangguk dengan senyum yang terulas di wajahnya.

Selama 5 tahun pernikahan mereka, wanita itu tidak pernah sedikitpun mendapatkan perlakuan baik dari suaminya. Sikap dingin serta tempramen buruk dari Alpha Shaqille sudah menjadi hal yang biasa bagi Aranka Demetria yang sangat mencintai suaminya. Entahla, sekasar apapun watak suaminya, tidak sedikit pun ada niat untuk meninggalkan suami pilihan Ayahnya tersebut.

Perjodohan mereka memang menjadi alasan bagi seorang Alpha Shaqille Elvern untuk bersikap demikiam, sebab sampai saat ini, pria itu tidak pernah mencintai istrinya sedikit pun namun tidak juga berniat untuk menceraikan istrinya. Meskipun hal tersebut bisa saja Alpha Shaqille lakukan jika ia menghendakinya, mengingat Alpha Shaqille adalah seorang Pria sukses yang kaya raya dengan kekuasaan penuh, selain memiliki wajah yang terbilang sangat tampan dengan visual yang sangat menarik, apa saja bisa ia lakukan semuda membalikkan telapak tangan. Perusahaannya berkembang di berbagai wilayah membuatnya berkuasa. Sebagai seorang Direktur Utama di perusahaan ASEA CORPORATION ia bisa saja melakukan semua.

* * * * *

PERUSAHAAN ASEA CORPORATION.

"Akhir-akhir ini aku selalu bermimpi tentang kejadian 20 tahun lalu, ahkk sial, mengingat itu semua rasanya aku ingin membunuh bajingan itu sekarang juga." Kelu Alpha Shaqille sembari menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi kerjanya sambil memejam.

"Akan ada waktunya Tuan, sebentar lagi perusahaan itu akan jatuh ke tangan Tuan Muda," Balas Asisten Alpha Shaqille.

"Urus secepatnya Azio, sebelum membunuh manusia biadab itu, aku akan menyiksanya terlebih dahulu." Ucap Alpha Shaqille dengan wajah dingin dengan tatapan yang penuh dengan kebencian.

"Saya pastikan anda akan mendapatkannya Tuan," Balas Azio Devian Astley, asisten pribadi Alpha Shaqille sekaligus orang kepercayaan dan tangan kanan yang sudah menemani Alpha Shaqille sejak dulu.

Azio Devian Astley adalah anak dari asisten sekaligus orang kepercayaan almarhum Tuan Aldrich Casey Elvern, ayah dari Alpha Shaqille, oleh sebab itu Azio Devian mengetahui semua tentang masa lalu presdirnya. Bukan hanya itu, ia juga membantu Alpha Shaqille untuk melakukan misi balas dendamnya terhadap seorang pengusaha yang juga sukses dan terkenal, seorang yang telah membunuh kedua orang tuanya secara keji, yang tidak lain adalah ayah dari istrinya sendiri.

Sejak kejadian 20 tahun yang lalu, Alpha Shaqille bertahan hidup dengan kekayaan almarhum orang tuanya yang tentu saja sebagai ahli waris keluarga Elvern. Di usianya yang masih terlalu kecil pada saat itu, Alpha Shaqille terpaksa di bawah ke Jerman oleh sang Bibi saudara kandung dari Ibunya untuk melakukan pengobatan khusus sampai kesehatannya pulih, sebab sejak kejadian buruk itu, Alpha Shaqille mengalami Traumatis yang membuatnya sering bermimpi buruk. Dan selain untuk berobat Alpha Shaqille juga bersekolah hingga masuk universitas ternama di Jerman ia terus menempuh pendidikan tinggi hingga memenuhi syarat untuk menjalankan semua bisnis dari perusahaan Almarhum Ayahnya.

Meskipun Alpha Shaqille tumbuh menjadi anak yang sangat pendiam, dingin dan memiliki tempramen yang cukup buruk, namun ia tergolong sebagai anak yang sangat cerdas, kepintarannya mampu membawanya menjadi seorang pengusaha tersukses dan juga di segani oleh banyak orang. Dan demi melancarkan rencana balas dendamnya terhadap keluarga Carden, Alpha Shaqille seolah melupakan masa lalunya, berpura-pura untuk tetap kuat dan melupakan wajah sang pembunuh orang tuanya, hingga menerima tawaran perjodohan tersebut. Meski ia sangat tau maksud dari Acheron Flavio Carden yang menawarkan anak gadisnya untuk di nikahkan kepadanya semata-mata hanya untuk merebut semua aset yang di miliki olehnya lewat Aranka Demetria yang sebenarnya tidak tau menahu sedikitpun tentang masa lalu Ayah dan suaminya, namun demi rencananya agar berjalan dengan mulus, Alpha Shaqille dengan senang hati menerima tawaran perjodohan itu. Tentu saja dengan cara membuat anak Acheron Flavio menderita seperti sekarang ini.

* * * * *

Dan semua berawal dari rasa benci yang sudah mendarah daging di tubuhnya. tidak peduli akan sehancur apa hidupnya nanti. Yang di pikirannya hanyalah satu, yaitu membalas dendam. (Alpha Shaqille Elvern)

Bersambung...

avataravatar
Next chapter