webnovel

All With You

Hari yang terjadi saat ini bagaikan mimpi, ia datang dalam kehidupan ku dan mengubah segalanya. Rasa nyaman ini hadir saat aku bersama dengannya, ia adalah pria yang saat ini hidup bersama ku. Ingin rasanya aku bangun dari kenyataan ini, aku tidak ingin rasa nyaman ini terus berada hatiku. "Aku mohon jangan tinggalkan aku." "Maafkan aku." "Semua kenangan bersamamu tidak bisa aku tinggalkan begitu saja." "All with you."

fahira_BTS_army · Fantasy
Not enough ratings
8 Chs

Chapter 4

Brakk....

Mobil Vee tanpa sengaja menabrak bemper belakang mobil seseorang yang berada didepannya.

"Aisshh...!" Gerutu Vee

Ia segera keluar dari dalam mobilnya.

"Tuan apa anda tidak punya mata hah! Kau_" Belum selesai orang itu mengoceh Vee lebih dulu meminta maaf

"Maafkan aku! Anda tidak apa-apa agashi?" Tanya Vee

"Oh tidak tuan! Hanya mobilku yang sedikit tergores." Ucap pemilik mobil yang ternyata seorang wanita

"Kalau begitu aku permisi dan jika mobil anda butuh perbaikan lebih. Ini kartu nama ku." Ucap Vee memberikan kartu namanya lalu segera masuk kedalam mobil dan melanjutkan perjalanannya

Sedangkan wanita itu terus menerus tersenyum setelah menerima kartu nama Vee.

"Vee kim! Tampannya pria itu, aku harap bisa bertemu dengannya lagi." Gumam wanita

Dari kejauhan...

"Huhh! Pengacau bertambah lagi."

"Semakin banyak api di sekitar kalian berdua." Ucap pria yang memiliki eye smile, ia adalah Seojoon yang sengaja mengikuti Vee untuk membantu mencari aira

"Ah sudahlah! Lebih baik aku mencari aira." Ucap Seojoon lagi segera menyalakan mesin mobilnya dan berlalu dari persembunyiannya

•••••

Sedangkan aira sudah turun dari taksi lalu melanjutkan jalannya menggunakan busway dan berhenti disebuah desa kecil di daegu. Aira sedikit berjalan ke dalam menuju sebuah rumah.

Dan ia pun sampai di depan rumah sederhana,

"Minhyuk." Lirih aira

"Aku merindukan mu! Desa ini masih sama dan tidak berubah, bahkan rumah ini masih sama seperti sebelum kita berpisah."

Aira berjalan masuk ke halaman yang terlihat sunyi tanpa penghuni, dulu rumah ini adalah tempat paling membahagiakan untuknya dan juga kekasihnya Minhyuk. Sampai semua hilang saat aira mendengar minhyuk mengalami kecelakaan dan pada saat itu aira sedang berada di jeju. Semua begitu tiba-tiba sampai ia merasa hidupnya hanya seorang diri, begitu ia dengar kecelakaan bus itu tidak ada yang terselamatkan dan polisi juga tidak menemukan jasad minjae di tempat kejadian, sampai aira terus berharap jika taehyungnya masih berada di dunia ini.

"Hiks... Hiks... Hikss... Semuanya begitu berat untukku."

"Bisakah kau membawaku ikut bersamamu saja jika saat ini kau sedang bersama mereka, aku ingin bertemu ayah dan ibu ku disana." Lirih aira memandangi halaman dimana ia selalu menghabiskan waktu untuk bermain dan piknik di depan rumah bersama minjae

"Sekarang aku sendiri."

"Kau tidak sendiri aira, masih ada aku disini."

Aira berbalik menghadap belakang saat terdengar suara seseorang.

"Oppa." Gumam Aira

"Apa kau tidak pernah menganggap ku."

"Seokjin oppa." Aira berlari kecil lalu berhamburan memeluk tubuh jin dengan erat

"Aku merindukanmu aira." Gumam jin

"Aku juga merindukan mu oppa." Balas aira

"Untung aku tau tempat ini." Ucap jin

Aira melepaskan pelukannya lalu menatap jin dalam.

"Bagaimana bisa oppa tau jika aku pergi?" Tanya Aira bingung

"Aku mempunyai banyak kamera pengawas, jadi aku tidak akan kehilangan mu. Walaupun nanti aku kehilangan jejakmu, aku tau kemana kau akan pergi." Ucap jin dan aira kembali memeluk jin

"Kenapa bukan oppa saja yang menikah dengan ku? Pasti oppa datang terlambat sampai aku bisa menikah dengan jungkook itu."

"Iya! Aku terlambat menghalangi pernikahan itu, tapi aku bersyukur kau masih mengingat ku."

"Aku tidak akan pernah melupakan mu sampai kapanpun oppa."

Jin tersenyum lalu mengelus surai rambut aira dengan lembut, menyalurkan rasa rindu dan cintanya yang selama ini terpendam.

"Sekarang kita masuk kedalam, karena rumah ini sudah aku beli untuk mu." Ucap jin lalu melepaskan pelukan aira

"Oppa."

"Aku tau rumah ini begitu berharga untuk mu, jadi aku membelinya tanpa mengubah isi dari rumah ini sedikit pun."

"Gomawo! Tetaplah bersama ku disini."

Jin hanya mengangguk lalu menuntun aira untuk masuk kedalam rumah.

Krek...

Jin membuka pintu perlahan.

"Silahkan masuk tuan putri." Ucap jin dengan memberi jalan untuk aira masuk kedalam rumah

Aira hanya tersenyum lalu melangkah masuk kedalam rumah yang penuh dengan kenangan indah.

"Isi rumah ini masih sama dan semua barang-barang ini juga masih sama." Gumam aira lalu berbalik menatap jin

"Kau senang?" Tanya jin

"Aku bahagia." Sahut aira tersenyum manis

"Tetap tersenyum seperti itu, karena aku akan selalu membuatmu bahagia." Ucap jin lalu menggenggam tangan aira dengan erat

"Jangan tinggalkan aku lagi oppa!" Lirih aira memandang jin dengan mata berkaca-kaca

"Tidak akan! Oppa akan selalu berada di dekat mu." Jin kembali memeluk aira dengan perasaan bahagia, tidak peduli jika ada orang lain yang saat ini sedang mengkhawatirkan wanitanya saat ini

•••••

Vee POV

Aku terus melihat ke arah kanan dan kiri, mencari taksi yang membawa aira pergi. Perasaan ku mulai campur aduk, aku takut kejadian waktu itu akan terulang lagi. Aira menghilang dan ditemukan dengan keadaan pingsan. Bahkan istrinya sendiri tidak mengenalinya sama sekali.

"Aarrghhh."

"Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan kau dan calon buah hati kita?"

"Sudah tiga jam aku mencari mu tapi kau_"

Tanpa sengaja aku melihat taksi yang sama melintas di depan mobilku. Aku segera memutar arah mobilku dan mengejar taksi itu.

Citttt....

Aku berhasil memberhentikan taksi itu lalu segera keluar dari dalam mobil dengan tergesa-gesa.

Tok... Tok... Tok

Aku mengetuk jendela pengemudi taksi itu dan beruntungnya ia mau keluar.

"Anda kenapa tuan? Mengapa anda menghalangi jalanku." Tanya supir taksi itu dengan sabar

"Dimana wanita yang tadi anda bawa, ia berambut panjang dan memakai baju warna pink."

"Aaaa dia aku turunkan di halte sana, sepertinya ia melanjutkan perjalanan menggunakan bus." Jawab supir taksi

"Anda yakin!"

"Iya tuan, aku lihat dia begitu sedih."

"Terimakasih dan ini untuk anda."

Aku memberi beberapa uang pada supir taksi itu lalu bergegas pergi ke halte yang ditunjukkan supir taksi tadi padaku.

"Semoga aku bisa menemukan mu."

Tidak butuh waktu lama, aku sampai di halte busway. Tapi aku tidak melihat keberadaan aira dimana pun.

"Dimana dia?"

Sampai sesuatu terlintas dipikiran ku, halte busway ini menuju daegu.

"Pasti dia berada disana."

Aku kembali melajukan mobilku menuju daegu.

Satu jam perjalanan ku menuju daegu, aku berhenti didepan rumah seseorang yang sangat berarti untuk aira. Dia adalah kekasih aira. Aku ingat betul saat itu aira mengajakku ke tempat ini, rumah di sebuah pedesaan.

Aku segera turun dari dalam mobilku.

Tunggu....!

"Mobil itu."

Aku melihat sebuah mobil yang ku yakini milik seseorang yang aku kenal.

"Jin hyung."

Tapi bagaimana bisa ia mengetahui rumah ini dan apa dia juga mengenal pemilik rumah ini.

Dari pada semakin penasaran. Aku segera melangkah masuk kedalam pekarangan rumah itu. Bisa aku dengar suara dari dalam rumah, itu suara jin hyung dan....

"Aira."

Aku segera mengetuk pintu.

Tok... Tok... Tok

Krekk...

Pintu terbuka.

"Ada yang_"

"Vee."

Aku menatap seseorang dihadapan ku.

"Kau salah alamat." Ucap aira

Aku melihat aira yang ingin menutup pintu kembali tapi untungnya, berhasil aku tahan dengan kaki ku.

"Aku bilang kau salah alamat." Serkas aira

"Aku mohon dengarkan penjelasanku dulu." Kataku

"Aku tidak mengenalmu."

Aku terus menarik agar pintu itu terbuka lebar dan akhirnya berhasil, walaupun aira hampir saja terjatuh jika saja aku tidak menggapai tubuhnya.

"Dengarkan aku!" Lirihku dengan menatap sendu kearah aira dan untungnya sekarang ia tidak memberontak lagi

"Aira ada apa_"

Suara itu....

Aku segera mengalihkan pandanganku ke sumber suara.

"Jin hyung."

"Vee." Kami saling menatap satu sama lain

Jin hyung melangkah mendekat kearah ku dan aira.

"Kau sedang apa disini?" Tanya jin hyung padaku

Ada apa ini???

Bukan seharusnya aku yang bertanya, sedang apa dia bersama istri ku didalam rumah dan hanya berdua saja.

"Aku ingin menjemput istriku." Jawabku

"Aku tidak mau pulang kerumah mu."

Aku beralih menatap aira.

"Jadi kau mau tinggal dirumah bersama pria lain." Ucapku

"Dia bukan pria lain! Kaulah yang pria lain."

Aku menggeleng tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh aira.

"Aku ini suamimu! Lihat cincin yang ada di jari manismu dan di jari manis ku." Aku menunjukkan jari tangan ku

"Kita sudah terikat dan kau sedang mengandung anakku, buah hati kita." Lirihku

"Tapi aku tidak mengingat semuanya." Ucap aira

"Aku akan membantu mu mengingat semua, tapi kita pulang ya." Kataku

"Aku tidak mau ikut dengan mu! Jin oppa, aku ingin disini bersama mu."

Aku bisa melihat aira yang beralih merangkul lengan jin hyung.

"Sudah Vee! Biarkan aira bersama ku dulu." Ucap jin hyung padaku

"Baiklah! Tapi aku juga akan tinggal di sini." Tegas aku

"Kau tanya pada jin oppa, aku mau kedalam." Aku melihat aira melangkah masuk kedalam rumah

Sisa aku dan jin hyung yang saling menatap satu sama lain.

"Jin hyung!"

"Kau boleh menginap disini! Masuklah, kami sedang memasak."

Jin hyung lebih dulu masuk meninggalkan ku, sedangkan aku sejak tadi mencoba menahan amarahku. Untuk tidak memukul jin hyung dihadapan aira.

"Sabar Vee sabar! Demi aira dan calon buah hatimu." Aku mengelus dadaku lalu melangkah masuk kedalam rumah

Vee POV end

Author PoV

Aira dan jin sedang berada didapur, mereka sedang memasak sambil tertawa bersama. Sedangkan Vee terus mengepal tangan melihat kebersamaan istrinya dan juga pria yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri.

"Oppa! Ambilkan ak_" Ucapan aira terhenti saat Vee yang berada di belakangnya

"Kau ingin apa?" Tanya Vee dengan senyumannya

"Tidak!" Ketus aira

"Kau butuh apa aira?" Tanya jin yang baru saja datang dari toilet

"Oppa! Kau habis dari mana?" Tanya aira

"Aku habis dari toilet, maaf! Tadi aku tidak mengatakannya padamu." Jawab jin

"Aku mau susu." Ucap aira

"Hmm! Kalau begitu aku harus ke minimarket dulu." Ucap jin

"Aku ikut ya oppa! Aku tidak ingin berdua bersama dia." Ketus aira menunjuk kearah Vee

"Kau tidak boleh seperti itu."

"Biarkan saja."

Aira melangkah keluar dapur setelah selesai memasak dan mematikan kompor.

"Kau sabar ya Vee! Aku pergi dulu." Ucap jin melangkah menyusul aira

"Sampai kapan harus seperti ini, aku benar-benar tidak sanggup." Lirih Vee menatap kepergian aira dan jin yang hilang dari balik pintu

Dirumah hanya sisa Vee.

Vee melangkah keluar dapur dan melihat kearah pintu berpapan nama minhyuk.

"Huuh! Aku harusnya bahagia karena aira hamil, tapi aku sedih karena dia juga melupakan ku dan hanya mengingat_" Ucapan Vee terhenti saat melihat beberapa foto yang terpajang didepan kamar minhyuk

"Kau beruntung sekali karena aira begitu mencintaimu sampai ia tidak bisa melupakan mu." Lirih Vee mengambil salah satu bingkai foto yang terdapat foto aira yang sedang tertawa lepas bersama minhyuk

"Aku memang bisa memilikinya sebagai istriku dan dulu saat kami baru saja menikah, aira begitu manis. Bahkan ia selalu tersenyum padaku, tapi sekarang semua berubah saat sebulan lalu dia menghilang tanpa kabar."

"Kau tau! Aku merindukan kekasihmu yang saat ini menjadi istriku. Dan sekarang ia pergi bersama pria lain."

"Dan aku akan menjadi seorang ayah, aku berjanji padanya jika anak kami laki-laki. Aku akan memberikan nama taehyung, karena aku tau kau pria yang baik."

Setelah itu Vee beralih ke sebuah foto seorang pria yang juga bersama istrinya. Ia bisa melihat aira begitu bahagia bersama pria itu, bahkan aira tersenyum lebar saat pria itu mencium pipinya. Sungguh miris nasibnya saat ini, memang status ia masih suami aira. Tapi bagaimana jika nanti aira ingin berpisah darinya.

"Aku merasa dipermainkan oleh takdir! Wanita yang saat ini menjadi istri ku, lebih nyaman berada di dekat pria yang sudah ku anggap sebagai hyungku sendiri."

Satu jam berlalu.....

Aira dan jin telah kembali dari minimarket.

"Aku pula_" Ucapan aira terhenti saat melihat pintu kamar minhyuk terbuka

"Berani-beraninya dia memasuki kamar minhyuk ku." Aira segera melangkah cepat menuju kamar taehyung setelah meletakkan belanjaannya

Brakk....

"YAKK...! BERANI-BERANINYA KAU MEMASUKI KAMAR MINHYUK KU." bentak aira membuat Vee yang sedang beristirahat terbangun

"euuhh! Kau sudah kembali." Suara parau Vee

"Kenapa kau masuk kedalam kamar taehyung tanpa seizinku." Serkas aira

"Aku hanya tidak sengaja tertidur disini, rasanya aku lelah sekali hari ini." Gumam Vee mulai bangkit dari tidurnya

"Cihhh! Aku tidak peduli, keluar sekarang dari kamar ini."

"Baiklah." Vee pun mengalah lalu melangkah keluar kamar, tapi belum sampai Vee keluar kamar. Ia sudah mendengar kata-kata kasar dari aira dan saat itu pun Vee mulai kehilangan kesabarannya

"Dasar pria hidung belang, tidak tau diri, kasur minhyuk jadi kotor olehnya! Aku tidak menyangka jika aku harus menikah dengan pria seperti dia, aku rasa aku di hipnotis olehnya. Hati aku itu hanya untuk Minhyuk dan jin oppa, tidak ada pria lain yang_"

Brakk....

Vee memukul pintu cukup keras dan membuat aira terkejut.

"KAU INGIN MEM_" Ucapan aira kembali terhenti saat Vee mulai membentaknya

"DASAR WANITA TIDAK TAU DIRI, KAU SADAR KAU BISA HIDUP LAYAK ITU KARENA MENIKAH DENGANKU DAN UNTUK APA KAU MEMIKIRKAN PRIA YANG SUDAH MATI. AKU LEBIH BAIK DARINYA, AKU LEBIH PUNYA SEGALANYA DAN AKU_"

Bugh....

Seseorang memukul Vee sehingga ia tersungkur ke bawah.

"Shiitt! Kurang ajar." Vee bangkit lalu hendak membalas tinjuan dari orang itu lalu tertahan oleh aira yang berdiri di hadapannya

"AWASSS KAU." Bentak Vee dengan kasarnya menyingkirkan aira dengan cukup keras hingga terjatuh

"Aaaaa.... " Keluh aira saat merasakan sakit pada bagian perutnya

Bughh....

"Jangan berani menyentuh aira ku."

Vee kembali dapat pukulan lalu tersungkur kebawah.

"Kau tidak apa-apa sweety."

• You Are My Everything •