webnovel

(3) : Arick

Hari Jumat pagi,,,

Di sekolah Rasti, Adi sudah dipindahkan ke kelas ips untuk antisipasi terjadinya pembullyan, anak laki laki pun menjadi menjauhi Rasti yang selalu dikekang Arya.

Hingga saat jam 5-6 yang kosong, Rasti mendekat ke Putra yang satu satunya masih bisa care dengan Rasti,

"Putra pinjem hp dong," Rasti

"Buat apa?" Putra

"You tube-an, aku mau nonton lagu bts," Rasti

"Iya Putra, bts punya lagu baru, idol judulnya," Reni

"Aku tak peduli, lagipula masih handsome-an aku ketimbang mereka," Putra dengan PDnya

"Langit dan bumi jatohnya, ayolah, lagian pakai wifi kan," Rasti

"Baterainya habis," Putra

"Yahhh, Putraaa," Rasti

"Nih, pakai ipad aku aja," Arya

"Wahhh, makacih Arya," Rasti

Rasti mengambil ipad Arya lalu pergi ke teman temannya untuk menonton cogan cogan korea.

"Anjirrr ganteng bingo si V," Reni

"My Ayank Beb toh," Rasti

"Huh semua kamu ambil, Chanyeol exo, Haechan nct, Jaemin nct, sekarang V," Wulan

"Kasih dong aku bahagia," Rasti

"Ya ya, terserahmu saja," Warani

Mereka melanjutkan menonton.

><

Setelah puas menonton, Rasti mengembalikan ipad Arya,

"Nih, makasih ya Arya," Rasti

"Hn, sama sama," Arya

Lalu Putra datang,

"Rasti pinjem pulpen dong," Putra

"Jangan diilangin ya," Rasti

"Ya," Putra

Rasti memberikan pulpennya ke Putra,

"Makasih, nanti aku kembalikan," Putra

Putra pergi,

"Sepertinya kamu menyukai Putra ya," Arya

"Tidak, aku hanya menganggapnya sebagai adikku, diakan lebih muda dariku, lagipula Putra udah punyanya Arti," Rasti

"Aku tidak percaya persahabatan cewek dan cowok bisa terjalin tanpa cinta," Arya

"Kamu juga cowok sekaligus sahabatku, tapi apa kita berhubungan, kan enggak, kamu lebih tua dariku karena itu aku menganggapmu sebagai kakak. Aku mencintai Putra hanya sebatas cinta kakak ke adiknya," Rasti

"Aku ngerti, tapi aku harap hatimu masih kosong," Arya

"Hatiku sudah penuh dengan orang yang kusayangi, tapi yang kucintai masih sepi," Rasti

Arya hanya tersenyum yang sulit diartikan.

><

Pulang sekolah, sekolahan sudah cukup sepi karena semua sudah pulang kecuali beberapa osis dan murid yang masih ada keperluan, sedangkan Arya sedang menunggu Rasti yang sedang megikuti extra bahasa jepang dikelas, Arya tak sendirian disana karena Arick entah mengapa belum pulang,

"Arick, kenapa kau belum pulang?" Arya

"Aku sedang menunggu Rasti," Arick

"Buat apa kau menunggu Rasti, sudah ada aku yang akan mengantarnya pulang," Arya

"Aku yang akan mengantar Rasti pulang, kau pergilah," Arick

"Kau kan rumahnya jauh, lebih baik kau pergi sana," Arya

"Kenapa harus aku? Rumahmu lebih jauh, lagipula kau bukan siapa siapanya Rasti yang harus selalu ada untuknya," Arick

Arya menatap Arick dengan deathglare nya, tiba tiba Rasti datang,

"Si Nanda emang bikin rempong aja, bikez aku huh," Rasti ngedumbel sendiri

"Kamu udah selesai Ras?" Arya

"Iya ayo pulang," Rasti

Sebelum Arya meraih tangan Rasti, Arick sudah keburu menarik pergi Rasti,

"Rick, kenapa narik narik? Sakit tau," Rasti

"Kamu pulang sama aku," Arick

"Gak mau, aku mau sama Arya aja," Rasti

"Kenapa? Kalian kan baru kenal, kamu bukannya orang yang akan bicara dengan orang asing," Arick

"Aku gak anggap si Arya orang asing, jadi buat apa diemin dia," Rasti

"Lalu aku? Apa kamu menganggapku orang asing walau kita sudah satu kelas hampir 2 tahun," Arya

"Kamu jahat kayak Adi sih, aku malas, sudahlah aku mau pulang sama Arya," Rasti

Rasti melepaskan tangan Arick dari tangannya lalu pergi,

"Aku tidak akan melepaskanmu Ras, apalagi jika Arya yang akan mendapatkanmu, aku tak akan rela," Arick

Di parkir motor, Arya sudah hampir pergi namun Rasti segera menghentikannya,

"Arya, aku pulang sama kamu ya," Rasti

Arya tersenyum lalu mengangguk, Rasti naik ke motor Arya dan mereka pun pergi tanpa mereka sadari Arick melihati mereka.

"Rasti," gumam Arick.

><

Saat sampai rumah Rasti,

"Terima kasih Arya," Rasti

"Sama sama," Arya

"Kamu mau mampir?" Rasti

"Kapan kapan saja, di rumahku lagi sibuk soalnya," Arya

"Oh baiklah,"

"Aku pergi ya, thaa,"

"Hn thaaa,"

Arya pergi,

"Arick tadi kenapa ya? Gak biasanya dia kayak gitu," Rasti bermonolog karena teringat pada Arick.

><

Hari Sabtu pagi,,,

Hari Senin siang,,,

Disekolah Rasti sedang jam istirahat, Rasti dan teman temannya berencana untuk membeli bakso, saat sampai di warung yang masih cukup sepi, Rasti dan semua teman ceweknya memesan bakso, lalu disusul oleh Arya, Arick, Nano, Eris, Putra dan para anak cowok sekelas lainnya, para cewek duduk membelakangi para cowok, mereka makan dengan sedikit mengobrol dan tertawa, sedangkan para cowok makan dengan tenang kecuali Putra yang ikut ngerumpi sama para cewek,

"Woy tumben si Arick disini makan biasanya di luar," Reni

"Kan ada ayank beb nya disini," jawab Warani sambil menunjuk ke Rasti

Dan hal itu disadari Rasti,

"Apa sik? B aja napa, orang juga hanya makan, kan bebas mau dimana aja," Rasti

"Satu kelas juga tau kaleee, Arick suka sama kamu," Juni

"Mimpi kamu ya Jun, udahlah jangan ngomong pas makan, mati nanti," Rasti

"Kalau udah terciduk aja langsung beda topik," Wulan

"Kalian jahat mah, aku bilang sama Chanyeol oppa nih," Rasti

"Dm di ig aja gak pernah dibales huuu," Warani

"My Ayank Chanyeol kan sibuk lah Sist, makanya gak bales," Rasti

"Up to you dah," Reni

"Pas libur, gimana kalau kita jalan jalan, ada tempat wisata baru nih," Juni

"Males ah, tugas aja belum selesai," Arti

"Iya, pusing aku," Yanti

"Yahhh, padahal ini tempatnya bagus," Juni

"Aduh pedes banget nih bakso," keluh Rasti yang memang sedaritadi kepedasan sampai keluar air mata

"Ya ampun Ras-Ras, siapa suruh kasih banyak sambel cabe," Artini

"Kan biar tambah enak, es tehku habis lagi," Rasti

Dan saat yang bersamaan Arya dan Arick berbalik dan memberikan es teh punya mereka ke Rasti,

"Ini minumlah Ras," ujar Arya dan Arick bersamaan

Tawa teman teman Rasti pun memenuhi warung tersebut,

"Anjirrrr 2 langsung dapet," Reni

"Kasih satu dong ke aku," Artini

"Beli aja sendiri," Arick

"Ras ini minumlah, masih belum aku minum kok," Arya

"Punyaku juga belum, ini minumlah," Arick

"Ngak apa apa kok, aku sudah biasa kepedesan," Rasti

"Oh, baiklah," Arya

Arya dan Arick pun berbalik dan melanjutkan makannya, selesai makan, mereka mengantri untuk membayar baksonya,

"Ras, aku yang bayarin ya," Arya

"Ngak usah, aku bawa uang kok, aku kan sudah bilang kalau aku tidak mau punya hutang pada siapapun, you understand?" Rasti

"Yes, oke, tapi kapan kapan kamu mau kan aku traktir," Arya

"Liat aja nanti," Rasti

Rasti tersenyum, dan kedekatan mereka tidak disukai oleh Arick.

><

Saat mereka semua sampai dikelas,

"Ras bisa ikut aku bentar," Arick

"Kemana?" Arya

"Bukan urusanmu. Ayo Ras," Arick

Arick menarik pergi Rasti, Arick membawa masuk Rasti kedalam toilet yang cukup besar dan bersih,

"Ar, kenapa kamu bawa aku kesini?" Rasti

"Karena aku ingin mengatakan sesuatu. Aku suka sama kamu Ras, aku mau kamu jadi pacarku dan kamu jauhi Arya," Arick

"Arick, apa yang kamu katakan? Kau tidak main mainkan," Rasti

"Sejak kapan aku pernah bermain main, apa kamu gak ngerasa kalau selama ini aku menatapmu dan ingin dekat denganmu, aku akui aku memang jahat karena telah menutupi cintaku dengan cara membullymu, tapi entah sejak kapan aku menyukaimu, aku selalu bersabar saat kamu dan Putra berdekatan tapi dengan Arya, aku gak bisa lebih sabar, dia sudah mengekangmu untuknya sendiri," Arick

"Kamu pasti bercanda Ar, kamu tidak mungkin menyukaiku, sudahlah aku mau balik kekelas," Rasti

Saat Rasti akan membuka pintu, Arick segera memutar tubuh Rasti dan langsung mencium bibir Rasti dengan sedikit berjinjit karena Rasti lebih tinggi dari Arick, Rasti terbelalak atas perbuatan Arick, bibir mereka menempel cukup lama dìsertai lumatan kecil dari Arick, setelah bibir mereka tidak terpaut lagi,

"Aku mencintaimu Rasti, jadilah pacarku," bisik Arick

"A-aku gak bisa Rick, a-aku-" Rasti

"Kenapa? Apa kamu menyukai Arya? Kamu belum tau diapa dia Ras," Arick

"Bukan seperti itu, aku hanya ingin fokus sekolah dulu, aku gak mau pacaran dulu," Rasti

"Baiklah, aku akan menjauhimu semaksimal mungkin selama 1 tahun, tapi saat hari kelulusan nanti aku akan pastikan jawaban darimu Rasti," Arick

Rasti pergi,

"Aku akan terus berjuang untukmu Rasti," Arick.

><

Dikelas, Rasti terlihat bingung, hal itu disadari oleh Arya,

"Ras kamu kenapa?" Arya

"Gak kenapa napa," Rasti

"Apa yang kamu bicarakan dengan Arick," Arya

Rasti terdiam,

"Baiklah, aku mengerti kalau kau gak mau cerita. Hmm oh ya, tadi ada guru piket dateng ngasih tugas Sejarah, ini udah kubuat," Arya

"Terima kasih," Rasti

Rasti mulai menyalin jawaban Arya,

"Ada apa dengan Rasti?" Bathin Arya.

><

Pulang sekolah, Rasti memilih pulang dijemput oleh ayahnya, hal itu membuat Arya tambah bingung,

"Kenapa dengan Rasti hari ini, gak biasanya dia begitu," Arya.