webnovel

ALENO

Alena valencia syafira seorang siswi baru di victory school. Ayahnya yang dimutasi ke jakarta mengharuskan alena pindah sekolah. Di sekolah tersebut ia baru saja dekat dengan 3 orang siswi yang bernama; syifa,carla, dan Elina. Kejadian di gerbang sekolah membuat alena bertemu dengan seorang cowok yang membuatnya terjatuh. Selidik punya selidik cowok itu bernama; vano bara wijaya murid nakal dan urak -urakan. Semua murid di victory school tau kalau Vano susah di dekatin sama siswi disekolah tersebut. Banyak cewek-cewek yang mengejarnya tapi ia begitu cuek. Beberapa rangkaian kejadian pun terjadi kepada alena dan vano, yang mengantarkan alena untuk kian lebih dekat dengan vano. Dua kepribadian yang saling tolak belakang. Apakah vano bisa membuat alena jatuh cinta? Namun, seseorang di masa lalu Vano muncul lagi dengan ekspresi tidak bersalah. Ia berusaha keras untuk mendapatkan Vano lagi, dan apakah Vano bakalan melihat ke masa lalunya atau bakalan fokus ke alena?

Jihan_Handini · Teen
Not enough ratings
24 Chs

Diculik

Matahari yang mulai tenggelam membuat langit berubah menjadi gelap.

Alena yang baru saja keluar dari gramedia terkejut karena langit sudah mulai gelap, ia langsung mencari angkot tetapi tidak ada satu pun yang lewat, tiba tiba mulutnya dibekap dan ia di masukkan ke dalam mobil.

Alena tidak mengenal satu pun dari orang yang menculik dia. Beberapa menit kemudian ia diturunkan dari mobil dan penculik itu membawa alena ke dalam gudang dan mengikat alena di kursi yang ada di gudang tersebut.

"Tolong!!!" teriak alena

"Hahaha... sampai mulut lo

bengkak nggak bakalan ada

orang yang ngebantuin lo." ucap salah satu penculik itu.

"Kalian siapa sih? Kok nyulik

gue?" tanya alena dan tiba tiba nangis.

"Lo nggak perlu tau!" kata penculik yang satu lagi.

alena masih saja menangis karena dia tidak tahu apa masalah dia sehingga diculik. Tiba tiba seseorang datang dan menghampiri alena yang sedang menangis. Yap! seseorang itu agung, musuh vano.

"Hai al." ucap agung sambil senyum ke alena.

"Agung?" Ucap alena sambil kebingungan.

"Iya, gue agung."

"Gung, bantuin gue please!" Ucap alena memohon.

"Bantuin apa?"

"Lepasin gue dari sini."

"Lo kira gue bakal bantu lepasin

lo dari sini ha!" kata agung dengan kasar sambil melototkan kedua bola matanya.

"Jangan jangan lo yang nyuruh

mereka buat nyulik gue?"

"Iya."

"Kenapa? kan gue nggak ada

masalah sama lo."

"Lo emang nggak ada masalah

sama gue, tapi cowok lo yang

ada masalah sama gue!"

"Cowok gue?"

"Iya."

"Siapa cowok gue?" tanya alena kebingungan.

"vano."

"Gue sama vano nggak

pacaran!"

"Lo kira gue percaya, ha!"

"Sumpah! gue nggak pacaran

sama dia!"

"Lo diam!" Bentak agung.

Alena menangis lagi karena di bentak sama agung. Agung berjalan agak jauh dari alena, ia mengambil ponsel dari saku celananya untuk menelpon Vano.

"van! Lo mau alena selamat

apa nggak?" Ucap agung lewat ponselnya.

"Maksud lo apa, ha!" Jawab Vano dengan nada tinggi.

"Lo tinggal datang aja ke lokasi

yang gue share ke lo." ucapnya

Setelah itu agung mengirim lokasi nya ke vano. Beberapa menit kemudian, Vano sampai di lokasi tersebut dan membuka pintu gudang itu.

"Woi! Dimana lo!" teriak vano

"Punya nyali juga lo rupanya." ucap agung.

"Nggak usah basa basi lo! mana

alena!"

"dia udah gue sekap."

"Anjir! Lepasin dia sekarang!"

"Enak aja lo! Kalau lo mau dia

selamat, lo harus lawan gue

dan anak buah gue!"

"Ayo! Siapa takut."

Terjadilah baku hantam antara vano dan agung yang membuat mereka sampai mengeluarkan cairan darah di bibir mereka.

Agung terjatuh karena tumbukan vano, agung langsung berlari keluar gudang namun anak buah agung yang tadi menjaga alena langsung berlari ke arah mereka dan melawan vano.

Alena berusaha membuka ikatan tangan nya, dan akhirnya ikatan tersebut terbuka.

Ia langsung mengambil kayu besar untuk membantu vano yang sudah terjatuh di lantai karena dipukuli sama anak buah nya agung.

Alena langsung memukul anak buah agung dari belakang.

Bruk!

Salah satu dari anak buah agung langsung terjatuh, namun yang dua nya lagi langsung menangkap alena.

Vano langsung bangun dan memukul satu persatu anak buah agung sampai anak buah agung lari keluar gudang dengan cepat.

Tiba tiba alena langsung memeluk vano sambil menangis, lalu vano membalas pelukannya.

"Kamu nggak apa apa kan?" tanya Vano.

"Gue nggak papa, makasih ya

udah bantuin gue."

"Iya."

Alena langsung melepas pelukan nya.

"Sorry gue kelepasan." ucap alena gugup

"Maksudnya?"

"Gue tadi meluk lo."

"Ooh... nggak papa kok. Mau

lagi?"

"Apaan sih lo."

"Hahaha..."

"Kita kerumah sakit aja yuk!"

"Nggak usah, aku udah biasa."

"Tapi luka lo bisa infeksi kalau

Nggak segera di obati. Lo

harus kerumah sakit."

"Nggak usah."

"Kalau lo nggak mau, gue nggak

mau ketemu lo lagi!"

"Ya udah deh, ayo."

Vano dan alena langsung keluar dari gudang dan langsung menaiki motor vano untuk pergi kerumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit vano di obati sama dokter, setelah itu alena mengambil obat untuk vano yang harus ia minum di rumah.

Ia langsung menjelaskan aturan meminum obat nya. Setelah selesai Vano mengantarkan alena pulang kerumah nya, Sesampainya dirumah alena.

"Makasih ya van."

"Makanya itu aku nggak salah."

"Maksudnya?"

"aku nggak salah milih kamu."

"Milih apa?"

"Jadi pacar aku."

"Emang kita pacaran?"

"Enggak, tapi bakalan pacaran."

"Apaan sih udah ah gue mau

masuk ke dalam."

"Hati hati sayang."

"Apaan sih, geli gue."

"Hahaha..."

Alena langsung masuk ke rumahnya dan meninggalkan vano di depan pagar rumah alena.

Tak lama kemudian Vano pun menancapkan gas motornya menuju rumahnya.