webnovel

Ruanruan Adalah Biksu Kecil, Tidak Bisa Makan Daging

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Kepala pelayan meletakkan sebuah bantal duduk berwarna merah muda yang sangat empuk. Ruanruan dengan penasaran menekan bantal itu dengan tangan kecilnya dan sesaat kemudian dia dapat melihat ada sebuah bekas tangannya di atas bantalnya.

"Paman kepala pelayan, ini untukku?" Ruanruan sangat menyukainya karena bantal itu sangat empuk!

Kepala pelayan yang berdiri di sampingnya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, kemudian dia membantu Ruanruan untuk duduk di atas sana dengan mengangkatnya.

"Ini disiapkan khusus untuk Nona kecil, coba lihatlah. Jika Anda tidak menyukainya maka saya akan menggantinya." Saat mengatakan itu 2 orang pelayan perempuan datang membawa banyak sekali bantal duduk.

Semua bantal duduk itu sangat cantik, yang sedang diduduki oleh Ruanruan saat ini berwarna merah muda dan terdapat gambar tangan kucing, sedangkan yang lainnya memiliki berbagai gambar yang lain.

Saat Ruanruan melihat para pelayan perempuan yang membawa begitu banyak bantal duduk, matanya langsung terbelalak.

'Banyak sekali!' Pikir Ruanruan.

Ruanruan langsung dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu, tidak perlu, aku suka yang ini."

Kepala pelayan tersenyum semakin lebar, "Saya sudah tahu Nona kecil akan menyukai ini. Saya sengaja memilih ini khusus untuk Anda."

Saat mengatakan itu, dia membantu mendorong kursi Ruanruan untuk mendekat ke meja makan agar Ruanruan bisa mencapai makanannya dengan mudah.

Mu Shen melihat kepala pelayan yang tersenyum lebar, kemudian dia melihat ke arah bantal duduk yang digunakan oleh Ruanruan, 'Kekanak-kanakan!'

Tapi tentu saja dia tidak mengatakannya secara langsung.

Semangkuk bubur udang yang harum dan hangat disajikan di depan Ruanruan, aromanya harum tapi Ruanruan malah mengerutkan alisnya.

"Bibi, apa ada bubur sayur?"

Koki itu tertegun kemudian dengan sedikit sedih melihat ke arah Ruanruan, "Nona kecil tidak menyukai bubur masakan saya?"

"Bukan, bukan, bukan … Bukan begitu!" Ruanruan ikut tertegun mendengarnya, "Hanya saja … Hanya saja Ruanruan biksu, tidak bisa makan daging, tidak bisa minum alkohol!"

Ruanruan mengingat hal itu dengan sangat jelas!

Saat kepala pelayan dan Mu Shen mendengar itu, mereka tertegun.

Mu Shen melihat ke arah Ruanruan dan mengerutkan alisnya, tidak ada yang tahu apa yang sedang dia pikirkan.

Raut wajah kepala pelayan terlihat kagum dan dengan senang melihat ke arah Ruanruan.

"Nona kecil, maksud Anda, Anda tidak pernah makan daging?"

Ruanruan dengan jujur menganggukkan kepalanya, "Tidak pernah."

Kepala pelayan seketika merasa sedih, "Bagaimana bisa, Nona kecil kan sedang dalam masa pertumbuhan, jika tidak makan daging mana mungkin bisa mendapatkan nutrisi yang cukup? Tidak heran Anda terlihat begitu kurus."

Mu Shen melihat ke pipi Ruanruan yang berisi itu, "..."

'Aku tidak tahu bahwa ternyata kepala pelayanku memiliki penyakit mata.'

Ruanruan kemudian melihat ke arah perut kecilnya dengan wajah serius, lalu bertanya dengan kebingungan, "Ruanruan benar-benar kurus?"

Dia tidak pernah melihat anak seumuran dirinya sehingga dia merasa kebingungan. Sebelumnya, saat tinggal di desa memang anak-anak di desa itu lebih besar daripadanya, tapi tubuh mereka lebih kurus daripada dirinya, hanya perut mereka lebih besar dari perutnya.

Kepala pelayan tanpa malu menganggukkan kepalanya, "Benar, Nona kecil sangat kurus, jadi harus makan banyak daging, jika tidak maka tidak akan tumbuh tinggi!"

Isi kepala Ruanruan saat ini menjadi sangat panik, dia langsung menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tidak bisa, tidak bisa, aku mau menjadi setinggi Papa!"

Mu Shen yang mendengar itu tetap memasang wajah datar, tapi dalam hati memujinya, 'Bagus sekali, dia memiliki harapan yang bagus.'

Tapi kemudian dia melihat tubuh Ruanruan yang kecil itu. Tingginya saat ini hanya sepanjang kakinya, jadi dia merasa harus memberinya banyak nutrisi.

Jadi…

'Harus makan daging!' Pikir Mu Shen.

"Jadi jika Nona kecil ingin tumbuh tinggi harus makan daging, tidak hanya makan daging tapi juga harus banyak minum susu dan makan telur. Saya akan memasakkan berbagai makanan enak, kelak Nona kecil pasti akan tumbuh tinggi."

Koki itu mulai menghibur Ruanruan yang sudah menggembungkan pipinya, di saat yang sama dia jadi semakin menyukai Ruanruan. Seorang anak kecil yang begitu sopan dan penurut tidak pernah makan daging, itu membuatnya merasa sedih dan dia jadi memikirkan bagaimana Ruanruan melalui hidupnya dulu.

Sekarang saat semua orang mendengar bahwa Ruanruan tidak pernah makan daging, mereka semua melihat ke arah tubuh Ruanruan yang sebenarnya terlihat dirawat dengan sangat baik karena tubuhnya cukup berisi!

Sedangkan hanya Mu Shen yang tidak mengatakan apapun, 'Anakku mau jadi biksu? Hm!'

Ruanruan semakin merasa dilema setelah mendengar semua itu. Dia mengerutkan alisnya dan terlihat tidak senang, kemudian dia melihat ke arah Mu Shen yang duduk di sebelahnya dengan wajah memelas, berharap Mu Shen akan mengatakan sesuatu kepadanya.

Mu Shen meletakkan sendoknya kemudian mengambil tisu dan membersihan bibirnya, lalu melihat ke arah Ruanruan dengan tenang.

"Apa mastermu mengatakan kamu tidak boleh makan daging?"

Ruanruan berpikir sejenak kemudian dia menggelengkan kepalanya.

Ji Yuan tidak pernah mengatakan itu kepada dirinya, tapi dia melihatnya dari buku lalu ditambah Ji Yuan yang tidak pernah memasak menggunakan daging.

Mu Shen kemudian berkata, "'Alkohol dan daging akan hilang melalui sistem pencernaan, tapi Budha akan tetap tinggal di hati', apa kamu pernah mendengar kalimat ini? Tahu apa artinya?"

Ruanruan mengedipkan matanya lalu dia meletakkan jari telunjuknya di dahinya dan berpikir, "Boleh minum alkohol, boleh makan daging tapi tetap harus mengingat Buddha di dalam hati."

Mu Shen menganggukkan kepalanya lalu mendekatkan semangkuk bubur udang tadi ke depan Ruanruan, "Kalau begitu makanlah."

Ruanruan, "..."

Ruanruan melihat ke arah Mu Shen dan merasa ada yang janggal, 'Apa benar-benar tidak apa-apa?'

"Papa, bagaimana jika aku bertanya kepada master?" Ruanruan bertanya dengan sedikit ragu-ragu.

Aura tubuh Mu Shen seketika menjadi semakin dingin, lalu dengan wajah datar hanya menjawab 1 kata, "Hm."

Ruanruan kemudian turun dari kursinya. Dia pergi mengambil handphone yang dia letakkan di dalam tas kecilnya, kemudian mengirimkan pesan suara kepada Ji Yuan.

"Master, master, apa Ruanruan boleh makan daging? Kata Papa … ehm … walaupun alkohol dan daging ada di dalam perut, selama Ruanruan masih mengingat Buddha di dalam hati, Ruanruan boleh makan daging."

Mu Shen yang mendengar itu, "..."

'Aku tidak bicara seperti itu!' Batin Mu Shen.

Setelah selesai mengirimkan pesan suara, Ruanruan kembali ke kursinya membawa handphonenya.

"Bibi, apa ada roti isi sayur? Ruanruan paling suka makan itu, pangsit juga."

"Ada, ada, ada. Ini isinya sayur semua, Nona kecil makan ini dulu ya."

Koki itu dengan cepat memberikan sebuah roti isi kecil kepada Ruanruan.

Roti isi itu berukuran kecil, bahkan tidak sebesar telapak tangan Ruanruan, masih hangat dan aromanya sangat harum.

Ruanruan melihat handphonenya dan Ji Yuan masih belum membalasnya sehingga dia meletakkan handphonenya di atas meja, setelah itu dia mengulurkan 1 tangannya dan memegang roti isi itu lalu mulai memakannya.

Saat Ruanruan makan, kedua pipinya langsung menggembung dan terlihat seperti tupai yang sedang makan. Setiap gigitan yang dia makan maka matanya akan terlihat berbinar dan wajah kecilnya menunjukkan bahwa ia sangat senang.

Tapi saat makan dia tidak lupa untuk terus memeriksa handphonenya, dia juga menggoyang-goyangkan kedua kakinya yang ada di udara.

Setelah Mu Shen selesai makan buburnya, dia melihat Ruanruan yang makan dengan lahap hingga dia tidak bisa menahan diri untuk terus melihatnya, 'Memangnya seenak itu?'

Semua orang-orang yang melihatnya makan langsung melihat ke arah roti isi sayur itu, mereka semua pernah memakannya tapi entah kenapa mereka semua merasa roti isi hari ini terlihat sangat enak.

Ruanruan yang sedang makan tiba-tiba melihat sebuah tangan yang indah muncul di depannya, dia membuka matanya dengan lebar dan melihat tangan itu mengambil 1 dari 2 roti isi yang tersisa.

Kemudian dia mengikuti gerakan tangan itu dan melihat roti isi itu masuk ke dalam mulut Mu Shen, dalam sekali gigit Mu Shen langsung memakan setengah roti isi itu.

"Papa, enak kan?" Ruanruan tidak menyangka Mu Shen dan dirinya akan makan roti isi sayur yang sama, seperti sedang berebut, tapi dia merasa sangat senang.

Mu Shen menelan roti isi itu lalu menganggukkan kepalanya, 'Sepertinya … sedikit lebih enak daripada biasanya.'