webnovel

Perubahan Besar Ella

Kai menatap Ella yang berdiri di depannya dengan senyum manis yang tak kunjung hilang dari wajah Ella.

"Apa kau perlu bantuanku mas untuk mengikat tali pinggang?" ucap Ella memberi tawaran.

Kai termenung kemudian menggeleng dan mulai memakai tali pinggang sendiri. Dengan usaha akhirnya Kai selesai dengan pekerjaannya. Dia mendongkak dan melihat senyum kadaluarsa di wajah Ella. Rasanya senyum wanita ini menjengkelkan di matanya.

"Sini mas gak usah sungkan. Mas gak tahu pakai dasi, kan?" ucap Ella yang sedari tadi memerhatikan Kai hanya menggulang-gulung dasi dengan asal.

Kai melemparkan tatapan curiganya kepada Ella. "Darimana kau tahu? Jangan-jangan kau memata-mataiku ya?"

"Apa mas lupa perkataanku semalam?" ucap Ella membuat Kai terdiam sesaat. Dan mungkin alangkah baiknya dia lebih baik tak berbicara untuk sementara ini.

Ella mendekati Kai dan mengambil dasi dari tangan Kai. Pria itu tidak menolak ataupun mengiakan, hanya bernalung-nalung dengan pikirannya saja selama Ella mengerjakan tugasnya.

Ella selesai mengikat dasi lalu merapikan jas dan kemeja Kai. Kai memerhatikan penampilannya di depan cermin dan ternyata lumayan Ella mengerjakan tugasnya dengan baik.

Lalu keduanya pun turun menuju meja makan. Saat itu Ella meraih lengan Kai dan mengandengannya menuruni tangga. Ella mempersilahkan Kai untuk duduk lalu menyiapkan piring dan memasukkan.

Kai menatap makanan di meja. Pria itu berdiri membuat Ella ikut berdiri.

"Terima kasih tapi Aku harus ke kantor!" ucap Kai sambil memerhatikan jam tangannya.

"Apa kau akan pergi? Makan dulu, mas."

"Tidak perlu. Aku bisa makan di kantor," sahut Kai menjadi tak berperasaan.

"Kalau gitu aku akan menyiapkan bekal untukmu, mas."

"Tidak perlu repot-repot!" Tolak Kai yang ingin pergi, namun Ella menahannya dan memintanya untuk menunggu. Ella mengambil kotak makanan dan mengisi nasi dan lauk ke dalamnya lalu memberikannya kepada Kai.

"Kenapa kau menjadi keras kepala?" ucap Kai terlihat kesal. Dia menahan jengkel sejak tadi karena sikap Ella yang seperti ini. Padahal biasanya istrinya ini selalu menurut.

"Belum tentu sesampainya di kantor makanan langsung siap mas. Masakan rumah adalah makanan yang paling sehat. Bawa ini jangan sampai terlambat makan ya. Aku–"

"Pak, jalankan mobil!" Perintah Kai kepada sang supir.

"Tapi, Tuan–"

"Mas aku–"

"Jalankan!"

Ella belum menyelesaikan kata-katanya, namun supir telah menyalakan mobil dan menjalankannya melewati halaman. Tentu saja karena perintah Kai.

"Aku akan membawa bekal makan siang untukmu, mas!!" Teriak Ella sambil melambai-lambaikan tangannya.

Kai menatap jendela dan memerhatikan Ella dari kejauhan. Apa yang terjadi dengan wanita itu. Bawannya membuat Kai kesal.

***

Kai terlihat duduk di kursi kebesarannya dengan wajah yang penuh kerutan. Dia tidak bekerja dengan baik karena ratusan pesan dari Ella sungguh mengganggunya.

Wanita itu terus mengirim pesan tanpa henti. Apakah jarinya tidak lelah mengetik? Dia juga menelepon namun hanya sekali Kai menerimanya selanjutnya tak lagi. Habisnya dia menelpon untuk berbicara hal tak penting.

Mata Kai terlihat tajam seakan memikirkan sesuatu. Salah satu teman atau rekan yang duduk di depannya dibuat bertanya-tanya melihatnya. namun Kai tidak peduli karena saat ini yang ia pikirkan adalah Ella istrinya yang benar-benar berubah. Sudah dari semalam Kai memikirkan hal ini. Dia bahkan dibuat tak dapat tidur dengan tenang. Kai beranjak dari kursi dan berniat keluar dari ruangan.

Ia ingin menghirup udara segar namun SMS yang masuk di ponselnya membuat pria itu semakin kehilangan mood. Apakah wanita itu serius dengan perkataannya? Kenapa dia selalu menggangunya?

"Bu Mawar mau langsung pulang?" ucap temannya yang membuat Kai menoleh.

Kai tahu maksud temannya sedang menyinggungnya. Kai hanya melemparkan tatapan datar dan pergi meninggalkan temannya itu. Namun baru juga ingin menarik handel pintu, pintu tiba-tiba didorong oleh seseorang dari luar.

Kai terpenjat, siapa yang berani bersikap tidak sopan seperti ini. Seharusnya mengetuk pintu dulu jangan langsung masuk begitu saja.

Kedua bibir Kai menjepit, bersiap-siap memarahi orang yang dipikir lalai menurutnya. Namun setelah pintu terbuka dan pelakunya muncul. Mulut Kai terjepit kembali dan tidak jadih marah.

Orang itu adalah Ella yang berkunjung ke kantor untuk membawa makan siang. Padahal Kai telah menolaknya namun wanita itu sekukuh dan keras kepalakepala

"Kau... Benar-benar datang?" ucap Kai terlihat tak percaya.

Sementara Ella terus tersenyum manis kepada Kai.

"Mas mau kemana?" tanya Ella dengan raut wajah tak bersalah mendekati Kai dan melingkarkan tangannya di lengan Kai dengan mesrah. Sikap Ella membuat Kai terheran-heran.

"Kenapa kau datang?" Kai masih tak percaya dengan yang ia lihat. Selama mereka menikah tak pernah sekalipun Ella datang ke kantornya. Namun sekarang...

"Apa mbak Mawar disini?" Tanya Ella membuat Kai mengerut.

"Kenapa kau menyakan dia?"

"Tadi mas mau kemana?" tanya Ella yamg tak menjawab pertanyaan Kai.

"Ingin menghilang dulu dari peradaban ini." Jawab Kai dengan asal. Ella terkekeh mendengarnya dan memukul lengan Kai membuat pria itu menatapnya dengan tajam. Namun Ella tidak peduli dan Ella tidak takut.

"Hehe, mas Kai ada ada aja." Ella bertingkah manis mencubit lengan Kai dengan manja. Sikap Ella membuat Kai benar-benar ingin menghilang dari peradaban saat ini.

"Aku bawa bekal makan siang untukmu, mas. Ayo cari tempat duduk yang tenang."

"Aku makan disini aja kamu pulanglah!" ucap Kai dengan dingin. Namun Ella menggeleng dan menentangnya. Lagi-lagi Kai terpenjat oleh perkataan Ella.

Ella benar-benar telah berubah. Biasanya jika Kai mengatakan ini wanita ini akan menurut dan pulang ke rumah. Namun sekarang dia bukan Ella lagi. Bahkan semalam Kai tidak bisa tidru dengan baik karena Ella terus mengatakan kata-kata yang mengganggu pikiran Kai.

Ella memeluk Kai kemudian melepaskan pelukan yang sempat mesrah itu. "Oh iya mas aku melupakan sesuatu," seru Ella. Kai menatap istrinya itu dengan penasaran. Tinggi tubuh Ella yang hanya mencapai bahunya membuat Kai dapat melihat keseriusan istrinya dengan jelas. Kai benar-benar penasaran dengan sesuatu yang terlupakan itu.

Hingga Ella menyentuh kedua pipinya, menarik dasinya lalu berjinjit.

Cup!

Sebuah kecupan manis mendarat di pipi Kai. Kecupan yang sempat terlupakan tadi pagi.

Reaksi Kai benar-benar berbeda kali ini. Pria itu terpenjat dan mematung untuk beberapa saat sedang memproses apa yang baru saja terjadi.

Kai menggeleng untuk mengembalikan kesadarannya. Dia menatap Ella dan melempar tatapan tajam kepada istrinya itu. Bukannya takut Ella malah mencubit perut tixpek Kai yang membuat Kai meringis oleh wanita itu.

"Wah... Wah... ternyata istrinya Direktur Kai tidak pendiam seperti yang ku dengar." Telinga Kai tajam mendengar Hero menyinggungnya.