1 Cantik Seperti Badut

Aku terus memandang wajahku di cermin selama berjam-jam ..

Perlahan-lahan mulai ku sapu sedikit Blush on hingga pipiku mulai tampak memerah,melihat bibirku yang  masih terlihat pucat sebuah gincu berwarna merah menjadi pilihan sebagai pemanis pagi ini.

Sambil menatap layar ponsel yang sedang menayangkan video tutorial makeup dari youtube "Semoga penampilanku hari ini bisa membuatku terlihat cantik" Batinku sambil menarik napas dalam-dalam kemudian ku hembuskan secara perlahan.

----------------

----------------------------------------------------------------

Aku melangkahkan kakiku dengan rasa gugup menuju ruang kuliah,langkahku terhenti dipintu kelas " No A9 "beberapa pasang mata terus menatapku sehingga membuatku terus menundukan wajah.

Perlahan-lahan kuhampiri banglu kosong dekat jendela kelas,

kuletakan tasku di atas meja sembari mengeluarkan pena dan selembar kertas kosong mulai ku coret-coret kertas kosong tersebut berusaha menyibukkan diri dari keramaian.

"PRAKKKK "

Seorang Pria yang tak asing mengejutkanku,dia memukul meja didepanku dengan keras. Aku terdiam melihatnya lalu kembali mencoret-coret kertas didepanku seolah tak peduli dengan apa yang baru saja dilakukan pria itu.

"HAHAHAHA" Tawa pria itu keras.

Seketika seluruh isi kelas menoleh kearah kami berdua,aku tetap saja pura-pura buta dan tuli dengan tingkahnya.

"KAMU CANTIK HARI INI" Katanya dengan suara yang keras.

Aku menghentikan kegiatan coret-menyoretku,seperti menerima stimulus yang begitu hebat aku tersipu malu sambil mengangkat wajahku untuk melihat pria yang baru saja mengucapkan kalimat yang sudah kuharapkan akan menembus dan bersarang ditelingaku setelah melangkah keluar melewati pintu kamarku pagi tadi.

HENING SEJENAK 

Pria itu berdehem pelan

"KAMU CANTIK … SEPERTI BADUT" Lanjut pria itu dengan tawa yang keras dan wajah yang mengejek.

Seketika ruang kelas itu ramai dengan tawa yang membuatku tersedak,wajahku yang tadinya tersipu malu seketika berubah menjadi sangat malu.

CEK KREEEKKKKK

Sebuah blits kamera menghantam wajahku seorang pria lain mengabadikan momen diriku yang dia anggap lucu dengan sebuah jepretan singkat,kembali kutundukan wajahku mencoba tak peduli dengan apa yang mereka lakukan,asumsiku bahwa Blush on dan Gincu merah hari ini akan membuatku menjadi cantik jauh dari realitas.

----------------

----------------------------------------------------------------

Namaku Philia Isabella

pikirku nama yang indah ini tak pantas untuk ku sandingi karena tak sesuai dengan parasku yang buruk ini,saat ini aku adalah seorang mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi di sebuah Universitas Negeri terbaik dikotaku. Sewaktu SD kehidupanku seperti bunga yang baru mekar dan dikerumuni oleh para lebah,aku memiliki kulit yang cerah dengan kedua bola mata hitam yang dilengkapi dengan bulu mata yang panjang dan lentik, rambut hitamku yang lebat membuatku seperti terlahir cantik sempurna.

Semuanya berlangsung baik hingga aku duduk dibangku sekolah menengah atas tepatnya kelas 10 di mana pada masa akil balig tersebut setelah menstruasi pertamaku berlalu seperti roda yang berputar wajahku diserang oleh gangguan kronis yang dibenci oleh semua orang yah "Jerawat" namanya seolah tanpa permisi dia duduk manis dipipiku dengan begitu nyaman sehingga segala produk kecantikan tak bisa mengusirnya yang lebih membuatku frustrasi aku mewarnai rambutku menjadi cokelat karena menjadi tren pada waktu itu wanita dengan warna rambut cokelat akan dianggap cantik sehingga merangsangku untuk bertindak demikian,alhasil rambut ku menjadi rontok, bercabang bahkan patah-patah. Wajahku yang mejadi kediaman bagi jerawat membuat semuanya berubah ! nilai cantik untuk diriku berubah drastis mereka memanggilku "Jelek" kadang panggilan itu bernada lelucon kadang bernada hinaan dan kadang dijadikan sebagai kata penguatan seperti

"Tidak masalah wajahmu jelek tetapi otak kamu cerdas kamu juga baik"

Kalimat itu paling sakit untuk didengar hingga semakin hari aku terbiasa untuk berpura-pura tidak peduli dengan segala bentuk ejekan yang dilontarkan,sebenarnya hatiku tertusuk jarum-jarum dari bibir mereka namun menutup telinga adalah cara terbaikku melarikan diri ketika situasi seperti itu dan dengan kepura-puraanku aku tak menyerah mencari solusi bagaimana dilabelkan sebagai wanita cantik.

Ingin sekali kubungkam tawa mereka yang terbahak-bahak diusia dewasa dengan sikap yang menurutku labil untuk kategori sebagai mahasiswa tidak pantas untuk dipuji namun apa daya aku tak sanggup melakukan orasi ataupun agresi untuk membungkam mulut mereka.

----------------

----------------------------------------------------------------------------

Sosok seorang wanita paruh baya seketika mengheningkan ruangan yang berhasil kuhibur dengan dandanku hari ini. Maria Sary atau Ibu Sary nama wanita paruh baya tersebut walaupun usianya sudah tak tergolong muda namun dia selalu stay dengan gayanya yang mencolok seperti yang dia kenakan hari ini blus berwana jingga dipadukan dengan rok hijau yang meching dengan warna sepatu dan tas yang dia kenakan serta sebuah anting panjang yang bergantungan manis pada telinganya.

"Baik materi kita hari ini berjudul steorotip dalam etika dan filsat komunkasi " Ibu Sary memulai Kuliah hari ini dengan menampilkan sebuah powerpoint yang ditampilkan di layar kelas.

"Stereotip adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan,stereotip merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat" Dengan semangat yang mencolok seperti gayanya Ibu sary mulai menerangkan slide pertama dan menerangkannya dengan sesederhana mungkin.

Slide terakhir selesai dengan sebuah kesimpulan.

"Intinya dalam berkomunikasi kita sebagai komunikator atau pelaku komunikasi harus menggunakan etika kita sehingga tidak menyinggung dan membuat lawan interaksi kita menjadi tidak nyaman sehingga tidak menimbulkan persepsi negatif"

"Berhubung Universitas kita akan menyambut usia ke 76  saya ingin kalian mempersembahkan sebuah karya yang berkaitan dengan materi barusan dan ditampilkan saat perayaan Dies Natalis  Kampus kita  tersebut,karena saya sebagai ketua panitia dari kegiatan tersebut saya ingin kalian agar menampilkan yang terbaik yang paling penting adalah….." Jeda Ibu Sary sambil membuka botol air mineral yang dia letakan dimejanya kemudian meneguknya hingga setengah bagian.

"Karena Perayaan tersebut sehari setelah UAS untuk matakuliah ini maka karya kalian tersebut akan dijadikan sebagai penilain untuk UAS kalian" Lanjut ibu sary sambil menutup kembali botol air mineral tadi.

Ruang kelas kembali ramai namun kali ini bukan karena dandananku melainkan karena tugas penting dari Ibu Sary tadi, keluhan yang pelan dari 65 mulut terkumpul menjadi satu hingga membuat kelas ini seperti pasar.

"SSSSSTTTTT" Wanita paruh baya itu kembali bersuara setelah mengemas segala sesuatu yang dia gunakan untuk proses perkuliahan pagi ini.

Suasana kelas menjadi Hening lagi

"Terakhir dari saya untuk tugas UAS tadi saya memberikan pilihan kalian dapat melakukannya secara Individu maupun berkelompok denga jumlah kekuatan max 10 orang,itu saja  sampai jumpa" Ibu Sary yang sudah mengenakan ransel hijaunya menutup perkuliahan 3 sks pagi ini.

----------------

----------------------------------------------------------------

16:25

Aku tiba dirumah,langsung megucapkan salam pada kedua orang yang kusapa Ayah,Ibu yang sedang menikmati teh panas mereka.

"Kamu sudah pulang?"Tanya Ibu sambil memegang cangkir tehnya yang mengeluarkan uapnya bak permandian air panas.

Aku tak memperdulikan segala bentuk bunyi entah itu yang dikeluarkan oleh manusia atau apapun tujuan utamaku adalah kamar,tingakahku ketika suasana hatiku sedang buruk seolah sudah menjadi sesuatu yang lazim bagi Ayah, Ibu dan kedua adik lelakiku dirumah.

Seperti  sudah diajarkan,mereka tahu yang mereka lakukan adalah kembali diam ketika tak ada umpan balik dariku. Mereka tahu tingkahku itu adalah kode bahwa  "Saat ini aku tidak ingin diganggu !"

Kurebahkan tubuhku dan mencoba menenangkan diri

" Badut ke kantin yuk ?"

"Jangan dimasukan ke hati yah mereka cuma bergurau mungkin karena hari ini kamu tampil beda dengan polesan make up,sebenarnya cantik hanya ketebalan "

"Aduhh mengapa kamu harus pakai Blush on warna merah? akhirnya kamu disamakan degan badutkan?"

Semua yang keluar dari mulut mereka masih terngiang-ngiang dikepalaku dan yang lebih menyebalkan aku mengingat diriku saaf mengucapkan kalimat:

"Tenang saja aku tahu mereka bergurau aku juga sedang bergurau dengan wajahku" Sambil mencoba tertawa bersama mereka.

"Kling klong klung" Ponselku berdering.

Kuulurkan tanganku mendapati ponselku dengan case hitam bergambar gitar beberapa notifikasi dari WA menyerang ponselku,1.202 pesan dari Squad Komuanasi 16' Yahh itu Chat dari grup angkatan kami tetapi biasa tak seramai ini

"Apa mereka sedang membahas tugas Uas tadi ?Apa mereka sedang menentukan anggota untuk tugas tersebut?" Batinku.

Aku langsung membuka percakapan di grup tersebut dan ternyata bukan tugas yang mereka rundingkan namun mereka sedang menikmati euforia dengan gambar diriku yang berhasil dijepret tadi dan disandingkan dengan gambar badut,captionnya:

"Just kidding Bella,you are so prertty " Beberapa emoji tertawa menutup caption untuk fotoku disambut dengan berbagai komentar yang seketika membuatku merasa semakin rendah diri.

"HUUHHH !" Aku menutup ponselku.

Kulihat wajahku yang masih dipolesi dengan Blush on dan gincu merah sehingga aku disamakan dengan wajah seorang badut,kuelus-elus wajahku,entah aku merasa cantik dengan balutan makeupku hari ini

"Apa yang salah sehingga mereka menilaiku cantik seperti badut ?"

"Ahghhhhh" Tak ingin merasa terguncang segera kubasuh diriku dan membersihkan makeup kuhari ini.

Kutatap blush ons, gincu,fondation,bedak,dan peralatan makeup serba murah milikku yang lain lalu meletakan mereka didalam lemari

"Kita coba lagi nanti " Kataku pada benda-benda tak bernyawa tersebut dengan harapan masih ingin dibilang cantik.

Sebuah Diary berwarna ungu dengan kover sebuah gitar dengan not - not balok kini sudah dipangkuanku,dengan segera kuletakkan diaryku di atas meja,aku mulai membuka lembar baru yang sudah berada hampir mendekati bagian penghambisan halaman.

Penaku mulai bergerak mengisi diaryku.

----------------

----------------------------------------------------------------

Dear diary

Hari ini aku dipanggil cantik pada detik pertama , kemudian detik berikutnya cantik seperti badut ! Aku tau bagi mereka itu hanya hal jenaka , namun apa mereka tau artinya itu bagiku ?

Mungkin dalan pikiran mereka diamku tak dimengerti dan tawaku adalah menyetujui.

Kini aku menatap blush on dan gincuku dengan tak berhasrat padahal aku ingin mereka menari-nari diwajaku tanpa ada yang menjudge mereka.

Tak apa !!!

Aku belajar diam dan menikmati setiap luka dan pura-pura mengubahnya menjadi positif agar tak menambah pundi-pundi luka.

Jadi intinya hari ini aku dibilang cantik

Dan mari melupakan kalimat di detik berikutnya

Apa aku bisa ?

Sejenak aku mulai muak dengan wajahku !

Huhhhhhh !

avataravatar
Next chapter