1 aku,Dengan Segala Kekurangan dan Kelebihanku

Farel,terbangun dari tidurnya,dia kemudian mengantri untuk mandi,semenjak tinggal di asrama,dia belajar menjalani kehidupannya seorang diri,karena kekurangan yang dimilikinya,dia tidak memiliki banyak teman,hanya saru teman yang sangat tulus kepadanya,Deni,mungkin karena merasa senasib sepenanggungan,mereka akhirnya menjadi sahabat.

"Rel,kamu kenapa baru bangun?tumben sekali,biasanya kamu jam tiga sudah mandi,kalau mengantri seperti ini,kamu akan terlambat."Deni menegur Farel,pemuda itu hanya diam dan tersenyum,lalu dia pun mendapatkan gilirannya,dia baru saja masuk tetapi sudah ada yang menggedor pintu kamar mandinya.

"Rel,cepetan dong,aku sudah kebelet nih,Dimas yang juga sekamar dengan Farel tidak sabar,mengetahui Farel yang berada didalam,dia berani menggedor pintu kamar mandi.

"Sebentar Dim,aku sedang menyabun,tunggu lima menit."Farel berteriak dari dalam kamar mandi,dia menjadi terburu-buru,Deni merasa kasihan dia pun menegur Dimas.

"Dim,jangan seperti itu dong,kan kasihan Farel."Dimas pun menatap marah pada Deni.

"Kamu tidak usah ikut campur Den,urus saja urusanmu sendiri."Dimas kembali menggedor pintu kamar mandi,Farel pun segera keluar dan Dimas mendorongnya hingga terjatuh,tetapi Farel tidak membalas,dia kemudian tersenyum kepada Deni dan kembali ke kamarnya,Deni dan Farel tidak sekamar,tetapi mereka bersahabat.

"Farel,kamu seharusnya membalas Dimas,dia jadi ketagihan membuli kamu nanti,kamu harus berani,jadi mereka tidak akan menindas mu."Deni mengejar Farel,dia merasa kasihan kepada Farel,mereka baru masuk asrama,dan terpisah dari keluarganya,mereka belajar mandiri disini,tetapi Farel bukanlah anak yang normal seperti Deni ataupun Dimas,dia memiliki keistimewaan,IQ-nya sangat tinggi,tetapi EQnya sangat rendah,kemampuan berfikir dan hafalannya sangat bagus dan diatas rata-rata,tetapi dia tidak bisa bersosialisasi dengan teman-temannya,saat kecil,dia sangat hiperaktif dan sering menyendiri,dia tidak pernah memiliki seorang teman pun,untuk itu,kedua orang tuanya memasukkannya ke asrama agar dia bisa belajar bersosialisasi dan belajar mandiri.

"Rel,kamu sudah mengerjakan tugas bahas inggris belum,aku lupa aku melihat punyamu ya?"Dimas merayu Farel,keduanya sedang menuju kesekolahnya yang masih satu lokasi dengan Asrama.

"Sudah Dim,ini,tapi nanti kembalikan ya,aku takut kamu dimarahi pak Budi kalau ketahuan."Farel menyerahkan bukunya yang baru saja dia ambil dar dalam tas nya kepada Dimas,kemudian Dimas segera mengambilnya dan berlari kedalam kelas,mereka satu kelas juga jadi kalau setiap ada PR,Dimas selalu meminta Farel untuk membantunya.

Setelah seharian bersekolah,semua siswa kembali ke kamar mereka,mereka melakukan kegiatan bebas setelah pulang sekolah,ada yang bermain,belajar,atau jajan,atau hanya tidur,malam itu,Dimas meminta farel untuk mengerjakan Pr-nya,tetapi,Farel itu sangat lugu dan polos,dia tidak mau karena menurutnya yang diminta oleh dimas itu tidak boleh,kalau mengajari,Farel mau tetapi kalau disuruh mengerjakan Farel tidak mau,dia pun dipukuli oleh Dimas,hingga kelopak matanya sobek dan mengalami luka lebam disekitar wajahnya,pihak keamanan asrama langsung membawa keduanya ke kantor,dan Dimas meminta maaf pada Farel dan Farel pun diberi obat dan dirawat di klinik asrama.

"Rel,kenapa sampai begini?aku kan sudah bilang,kamu harus melawan,agar dia tidak berani lagi membulimu,kamu tidak mendengarkan ku sih,jadi begini kan akhirnya,kamu harus minta ijin untuk pulang,agar lukamu segera sembuh,kalau disini kamu tidak ada yang mengurus."Deni menasehati Farel,dia memikirkan,apakah dia akan minta ijin untuk pulang atau tidak,pada Akhirnya,Farel mengalami demam,dan pengurus yang bertanggung jawab di asrama menelepon orang tua Farel meminta mereka untuk menjemputnya.

"Maaf pak,saya melihat putra saya mengalami luka-luka seperti ini,bagaimana pihak asrama menjaga putra kami,padahal kami juga mengeluarkan biaya yang tidak sedikit menyekolahkan putra kami disini,saya mohon bapak menindak tegas pelaku agar tidak terulang lagi di kemudian hari."Ayah Farel tidak terima melihat putranya mengalami luka yang lumayan parah,pihak asrama bersedia menyelesaikan masalah ini dan berjanji bahwa peristiwa seperti ini tidak terulang lagi,akhirnya Farel dibawa pulang untuk sementara sampai luka-lukanya sembuh.

"Farel,kamu itu sudah besar,kamu harus belajar menjaga dirimu sendiri nak,saat ini ada kami yang bisa membelamu,tetapi kami akan menua dan suatu saat nanti kami akan meninggalkanmu,kalau kamu seperti ini terus dan tidak berubah,lalu bagaimana nasibmu nanti nak?"ibu Farel merasa prihatin dengan nasib putranya.

"Ibu,semua adalah takdir,kalau aku menjadi seperti ini,aku bisa apa bu,aku yakin,semua akan berlalu bu,ibu harus percaya padaku.."Farel mencoba menenangkan ibu dan ayahnya,mereka hanya bisa mengangguk dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan,mereka sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi untuk selanjutnya,mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

"Ayah,kita harus melapor kepada pihak penanggung jawab asrama,kalau seperti ini terus,kasihan Farel,dia akan tertekan nanti."Ibu Farel mencoba bicara kepada suaminya,dan mereka akan membicarakannya pada penanggung jawab asrama saat mengantar Farel kembali ke asrama nanti,mereka pun sudah sampai rumah,Farel disuruh beristirahat,besok,ayahnya akan memeriksakan Farel ke puskesmas,untuk mengetahui kondisi kesehatan Farel yang sesungguhnya.

"Nak,kamu sebaiknya beristirahat dulu,besok ayah akan mengantarmu ke puskesmas,ibu curiga ada yang kau sembunyikan dari kami,kamu tidak perlu menutupinya nak,kami bisa meminta pertanggung jawaban dari pihak asrama apabila terjadi bullying di dalam asrama atau disekolah,agar kejadian seperti ini tidak terulang kepada anak yang lain."ibu Farel masih tetap membujuk Farel.

"Benar bu,Farel tidak menyembunyikan apapun,Farel baik-baik saja kok bu,ibu tenang ya,,bukankah ibu sendiri yang meminta Farel untuk belajar bertahan hidup,Farel yakin Farel akan bisa melewati ini semua bu.."Farel tersenyum dan memeluk ibunya,kemudian dia masuk kedalam kamarnya dan beristirahat.

avataravatar
Next chapter