webnovel

Chapter 23: Kesenangan dan Kekesalan

Satu hari telah berlalu, aku dan Marisa tidur di rumah khusus kami di Desa Hewan ini. pada awalnya kami harusnya pulang pada malam hari kemarin tapi aku tertidur atau mode sleep sampai akhirnya terbangun di hari ini.

Aku dan Marisa pamit pulang kepada warga desa. sebelum kami pamit pulang, beberapa warga desa memberikan buah-buahan dan bebatuan spritual yang bisa meningkatkan LE kami.

"Terimakasih banyak semuanya, kalian semua terlalu baik kepada diriku!.. sampai-sampai memberikan hadiah seperti ini!."

Aku berterimakasih kepada mereka, menghargai hadiah yang mereka berikan dan tentu saja aku senang menerimanya.

"Ini adalah hal wajar, lagipula ini belum seberapa dengan kebaikan anda tuan Daichi!.."

Kepala desa memang orang yang baik kepada diriku, dia selalu bisa memberikan hal yang menarik dan menyenangkan....

Aku sedikit senang mendengarnya, tapi juga merasa kalau yang aku lakukan itu suatu hal yang bisa dilakukan orang-orang.

"Iya, kalau begitu saya dan Marisa pamit dulu!.. sampai jumpa lagi, semuanya. aku senang bisa berada di desa ini!.."

Aku memberikan kata-kata perpisahan, Marisa juga tersenyum dan memberikan lambaian tangan.

Warga juga memberikan lambaian tangan kepada kami, aku membuka portal dimensi dan berjalan bersama masuk untuk pulang.

Aku pastikan, kalau aku akan ke sini lagi karena warganya sangat baik hati dan ramah semua. aku semakin yakin untuk membuat desa seperti apa yang aku impikan!...

Memasuki portal dimensi yang secara otomatis portal dimensi tertutup dan berhasil berteleportasi pulang ke rumah.

[Gerbang Utama Rumah Daichi]

Suasana depan gerbang seperti menegangkan, angin berhembus kencang dan dedaunan berterbangan.

Portal Dimensi terbuka yang didalamnya ada aku dan Marisa. muncul dari dalam portal dan berjalan keluar dari portal dimensi.

di luar portal juga ada yang menyambut kedatangan kami, yaitu para penjaga gerbang utama yang merupakan Demon.

Mereka berdua penjaga berjalan kepada diriku, memberikan hormat dengan gagah kepada diriku yang berjalan keluar dari portal.

"Selamat datang kembali, tuan Daichi!.."

"Iya, aku telah pulang kembali!.. senang rasanya!"

Aku menatap mereka yang memiliki pakaian seperti prajurit, dengan baju lapisan baja dan aku rasa sebelum aku pergi. mereka tidak memakai pakaian baju atau zirah ini.

"Baju zirah yang bagus, apakah ini pakaian prajurit yang baru untuk kalian?"

"Iyah tuan Daichi, ini baju zirah untuk para prajurit kita, tidak hanya kami saja yang dapat."

Begitu, sepertinya ada kemajuan dalam hal penjaga di rumah!..

"Luar biasa, darimana kalian dapat ini semua? terakhir kali kalian tidak memakai baju zirah ini!.."

Tanya Marisa yang penasaran, dia mengelilingi kedua prajurit itu untuk melihat seksama dengan lucunya.

"Oh, ini berasal dari nona Sada. beliau bertemu dengan utusan dari Great Kingdom!.",

Great Kingdom? kalau tidak itu adalah kerajaan yang diberitahu oleh kepala desa dan wilayah yang aku tempati ini adalah wilayah mereka!...

Hmmm, jadi penasaran dengan apa yang dibicarakan oleh utusan kerajaan dan Sada*.

"Oh begitu, tapi kenapa tidak berbicara dengan diriku saja? seperti memberikan pesan kepada diriku melalui «Gem Necklace»?"

Ini adalah kalung yang aku buat untuk Sada, kepala desa Demon yang aku selamatkan, Marisa dan Enju.

Mereka adalah orang yang aku percayakan menjaga kawasan rumah atau mewakili diriku saat aku tidak di rumah.

"Soal itu, nona Sada dan beberapa orang sepakat untuk tidak menggangu tuan Daichi. mereka ingin tuan bisa bersantai di desa hewan."

"Oh begitu, aku mengerti dengan keputusan itu dan aku ingin masuk ke dalam dulu!.. kalian berdua semangatlah!.."

Memberikan semangat adalah hal yang paling penting untuk membuat hubungan antara seseorang menjadi lebih baik.

"Iya benar, semangatlah!... kalian berdua!.."

Marisa memberikan senyuman manis untuk memberikan semangat kepada para prajurit penjaga gerbang. tentu saja para prajurit tersipu dan meleleh dengan keimutan Marisa.

Marisa berjalan lebih dulu dengan sedikit meloncat-loncat, ekornya bergoyang-goyang dan telinganya juga demikian.

Memang kucing, mau wujud apapun. kucing tetaplah kucing...

"Baiklah, aku masuk dulu!.."

"Siap tuan!.."

Pintu terbuka secara otomatis jika kalau aku atau Marisa yang masuk. iya ini sedikit dilapisi kekuatan sihir.

[Halaman rumah]

"Akhirnya..... kita pulang juga!....."

Marisa berteriak kencang, melepaskan kerinduan dia dengan rumah. seperti anak kecil yang tidak balik-balik ke rumah dan ingin sekali pulang ke rumah.

"Aku merindukan tempat ini!.. semuanya, kami kembali!..."

Teriakkan Marisa, terdengar dengan oleh beberapa demon atau warga yang sedang melakukan tugas mereka.

Enju yang mengurus bebek juga denger. mereka yang sedang melakukan tugas di kandang dan Enju berjalan menuju kami, meninggalkan tugas mereka.

"Wahh, tuan Daichi dan kakak Marisa sudah pulang!.."

Teriak salah satu anak kecil yang bernama Isabella, anak perempuan dengan rambut di kuncir dua, memiliki wajah imut dan mata merah.

"Iya..... aku telah kembali dan aku merindukan dirimu, Isabella!..."

Marisa melangkahkan kakinya dengan cepat, menggendong Isabella dan memeluknya.

Isabella saat di gendong Marisa, benar-benar seperti boneka mainan saja!...

Para warga menyapa Marisa, Marisa tentu senang karena ada yang merindukan dan bertanya-tanya dengan keadaannya.

Sementara, Enju sedang berjalan mendekati diriku. aku terlalu fokus kepada Marisa yang disambut warga hingga tidak menyadari Enju mendekati diriku.

"Selamat datang kembali, tuan Daichi!..."

Aku yang mendengarnya, menoleh kesamping. dimana Enju menyapa diriku.

"Ehh.. oh... Enju, aku kira siapa..."

"Hmm... kau kira aku siapa? sampai kau sedikit terkejut seperti itu!."

"Hmm tidak ada, hanya aku terlalu fokus melihat Marisa sampai tidak menyadari kedatangan dirimu. hehe..."

"Begitu, kirain kenapa. jadi bagaimana dengan keadaan dirimu?"

Enju bertanya tentang keadaan diriku, sungguh orang yang peduli dengan diriku.

"Baik-baik saja, aku sehat dan saat ini penuh energi!..."

Aku memperlihatkan keanggunan, kegagahan dan kekar tubuhku. bangga dan terlihat energik.

"Hahahaha, iya kamu memang selalu seperti ini!.. itu tidak perlu ditanyakan lagi!.."

"Hahahaha iya, dan bagaimana dengan keadaan rumah, istri dan dirimu?"

"Baik-baik saja, tidak ada yang terjadi. rumah bisa di urus oleh nona Sada, istriku sekarang lebih baik setelah melahirkan dan merawat Abso dengan baik. kalau aku tidak perlu ditanyakan!..."

Enju tersenyum dan berbicara dengan nada yang ramah. aku melihat, sudah jauh lebih dewasa dan layaknya seorang ayah.

"Baguslah, aku tidak sabar melihat keadaan Abso!. aku merindukan dirinya, hehehe..."

Sungguh, aku merindukannya. lucu dan pipinya itu bisa aku cubit cubit.

"Hahahaha... iya dan nona Sada saat ini sedang menunggu dirimu di rumah, dia berpesan kepadaku. jika kamu sudah pulang, bilang dia menunggumu di rumah!.."

Sada? ternyata dia masih memedulikan dirikan, hmmm... mungkinkah dia sudah bosan dengan Forza?

"Oke, aku akan ke rumah. kalian semua hati-hati dan tetap semangat... aku pamit dulu ke rumah duluan."

Aku memberikan lambaian tangan untuk pergi ke rumah, para warga membalasnya dengan ceria dan senang.

Aku tidak sabar, melihat Sada saat menunggu diriku.

Perasaan bahagia yang tidak di sadari oleh diriku sendiri. berjalan dengan suka cita dan bersemangat.

Aku membuka pintu rumah, sudah memiliki ekspektasi tinggi dimana Sada menyambut diriku tapi.

[Rumah]

"Nona Sada, bagaimana dengan pijatan dariku?"

"Ahh.. mmm... nikmat, apalagi di bagian bahu.... sungguh nikmat!..."

Aku menyaksikan keromantisan mereka di rumahku sendiri, Forza memijat bagian bahu dari belakang dengan Sada yang sedang duduk di sofa.

Aku terdiam, tidak berkata-kata dan tidak bereaksi untuk membuat mereka tidak menyadari diriku.

Sada yang mendengar suara pintu tertutup, menolehkan ke arah pintu dan mendapatkan Daichi berdiri didepan pintu.

"Ehh!... Daichi-kun?"

Sada sedikit terkejut, dia kaget karena Daichi tiba-tiba ada di rumah. Forza yang mendengarnya juga menoleh ke pintu rumah dan melihat Daichi yang berdiri diam.

"Daichi-sama!... Anda sudah pulang? syukurlah!..."

Forza bertanya sambil bersyukur, tanpa tahu dengan perasaan dan suasana yang benar-benar bisa kacau, jika dikeluarkan oleh Daichi.

"Iya, terimakasih atas sambutannya.... maaf menganggu hubungan kalian berdua!..."

Nada suara yang rendah, berat dan mencerminkan rasa iri hati.

Sada langsung bangun dari duduknya, dia mulai menatap Daichi dengan senang dan tersenyum kecil.

"Permisi, ehh.... aku se..senang kamu pulang kembali!..."

Sada sedikit gugup, dia mencoba menjadi lebih ramah untuk membuat Daichi lebih baik sikapnya kepadanya.

"Oh, terimakasih.... tapi aku merasa tidak seperti itu. kalian lanjutkan romantisnya!..."

Aku dengan sedikit kesal, berjalan cepat melangkahkan kakiku ke tangga untuk ke lantai atas menuju kamarku.

"Apa yang terjadi dengan Daichi-sama?"

Forza kebingungan dengan kata-kata Daichi, sementara Sada sedikit sedih dengan sikap Daichi yang menjadi lebih dingin dengannya.

Aku masuk ke kamar, tertidur di kasur dengan merenung dan tidak bersemangat seperti sebelumnya.

Hahh... tidak ada semangat sama sekali!.. ekspetasi dihancurkan kenyataan memang menyakitkan tapi itu udah takdir.

Aku hanya menerimanya, tapi apa yang terjadi kepadaku? aku kesal saat Sada dipijat atau dekat-dekat dengan Forza yang bukan tandingan diriku.

Sudahlah, tidak penting dan waktunya untuk melakukan sesuatu yang penting.

Aku terbaring di kasur, memikirkan hal penting untuk di lakukan. menatap langit-langit atap kamar.

Melupakan kejadian sebelumnya, dan mencoba berpikir positif atau baik apalagi penting.

Oh iya, aku ingin bertanya tentang sekutu atau utusan Great Kingdom. mungkin aku akan mengumpulkan orang yang terlibat tentang ini.