webnovel

Aku Akan Selalu Menunggumu, Bunga!

Dulu waktu kita masih sekolah, dia begitu akrab denganku. Ketika aku butuh bantuan, ketika aku dibully, pati dia selalu menolongku. Aku kira kita hanya teman, tak kusangka ternyata dia melakukan itu semua karena dia mencintaiku. Sayangnya aku tak bisa menerima perasaannya. Pria itupun menghilang tanpa kabar. 5 tahun berlalu, sekarang kehidupanku semakin sulit berkat adikku, Lili. Karenanya, aku tidak akan bisa mengandung dan melahirkan bayi, dan sekarang aku kehilangan tunangan dan keluargaku! Tapi takdir macam apa ini? Di tengah kesulitanku, pria yang sudah lama menghilang itu muncul lagi! Dia memberikan bantuannya dan menyatakan cintanya kembali!? Apa yang harus aku lakukan?

cinderellamaniac · Teen
Not enough ratings
508 Chs

Lili dan Sara

Bunga berteriak, "Dasar, orang gila," dan mengulurkan tangannya untuk meletakkan tangannya di bahu Lili. Kedua orang itu memiliki tinggi yang sama, dan mereka sama-sama tidak lagi menahan diri.

Lambat laun, lebih banyak orang berdatangan untuk bekerja. Lili tidak peduli dengan anggapan orang lain sementara Bunga masih ingin menyelamatkan mukanya. Dia tidak ingin terlibat dengan Lili lagi, jadi dia melepaskan tangannya yang tadi memegang bahu Lili, tapi ternyata Lili masih mengambil keuntungan, dan meluncurkan dua kepalan tangan ke tubuh Bunga. Mulutnya masih mengutuk.

Bunga telah melibatkan Arnold dan membuat ibunya menyetujui permintaannya. Kalau dia melepaskan kesempatan ini hanya karena Lili juga bekerja di sini, bukankah itu artinya dia akan harus kembali ke perusahaan keluarganya lagi? Dia tidak ingin melakukan itu.

Setelah menimbang-nimbangnya, Bunga memutuskan untuk tidak berkompromi dengan mudah. Mendorong Lili pergi, dia hanya mengesampingkan hubungan antara dirinya dan Lili lalu berkata, "Kamu adalah kamu dan aku adalah aku. Aku bahkan tidak tahu kamu bekerja di sini sebelum aku diterima disini, Lili. Aku sudah menyerahkan banyak hal untukmu sebelumnya, aku bahkan tidak bisa hamil untukmu, jadi kali ini aku tidak akan membiarkan kamu bertindak sesukamu."

"Aku tidak lagi punya hubungan apa pun denganmu, dan aku tidak akan mempersulitmu. Kami tidak perlu mencampuri urusanku. Aku bukan lagi Bunga yang sama seperti sebelumnya, dan aku tidak akan membiarkan kamu menggertakku. "

Bunga tidak ingin terlibat dengan Lili seperti ini lagi Setelah mendorong Lili menjauh, dia baru akan melangkah masuk ke perusahaan, tapi bagaimana mungkin Lili bisa membiarkan kesempatan seperti itu berlalu begitu saja.

Sudah menjadi kebiasaan Lili untuk menindas Bunga sejak dia masih kecil, jadi ketika dia melihat Bunga berjalan sendirian, Lili sama sekali tidak memperhatikan status Bunga yang sudah menjadi seorang nona muda dari keluarga Handoko. Di matanya, Bunga masih kakak perempuannya yang tidak berguna.

"Kamu tidak mengatakannya dengan jelas. Kamu hanya ingin menghindar. Bunga, kembalilah kemari."

Lili mengejarnya dan menarik Bunga kembali. Kalau bukan karena kelincahan Bunga, Lili pasti sudah menjambak rambut Bunga.

Melihat bahwa dia tidak bisa menyingkirkan Lili, Bunga tidak berhenti berjuang. Berdiri di hadapan Lili, dia langsung bertanya, "Apa kamu masih menginginkan uang? Kalau kamu benar-benar ingin mendapatkan uang sebaiknya kamu tidak mendatangiku."

Ambisi Lili adalah Alex dan seluruh keluarga Handoko. Apa itu uang? Tapi sekarang Lili tidak punya uang. Ada ayah pecandu alkohol dan ibu penjudi yang menunggunya untuk menghidupi mereka. Dia tidak bisa membiarkannya pergi begitu saja. Kalau dia bisa mendapatkan uang dari Bunga, itu juga bagus.

Tentang rencananya, semua itu takkan berubah hanya hanya karena dia mengambil uang dari Bunga.

Tatapannya seolah mengejek. Dia memandang Bunga dengan tatapan menghina, memandang Bunga dari atas ke bawah, kiri dan kanan, dengan tangan di pinggangnya seolah ingin memakannya lalu dia tertawa dan mendengus dengan dingin.

"Ya, aku hanya menginginkan uang, memangnya kenapa? Apa kamu bisa memberikannya padaku?"

Lili berhenti menanyai Bunga dengan kalimat formal. Meskipun dia adalah anggota keluarga Handoko sekarang, Bunga takkan bisa menyingkirkannya hanya karena dia menginginkan uang.

Apakah dia ingin kembali dan meminta uang kepada orang tuanya? Bukankah dia masih baru saja kembali dan belum lama berada di rumah keluarga Handoko. Bunga takkan membuka mulut untuk meminta uang pada orang tuanya. Sejak kecil, dia selalu berjuang sendiri untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

Menatap Bunga dengan curiga, Lili tidak pernah tahu berapa banyak uang yang dimiliki Bunga, tapi tampaknya dia selalu berbicara dengan penuh percaya diri. Betapa kayanya keluarga Handoko. Ketika Lili baru akan membuka mulutnya, dia akan meminta lebih dari puluhan ribu.

Tidak perlu terlalu banyak, karena dia yakin Bunga takkan bisa mengeluarkan uang sebanyak sepuluh ataupun dua puluh ribu. Melihat ekspresi Lili yang provokatif dan menghina, Bunga merasakan kebencian di dalam hatinya.

Melihat keraguan Bunga, Lili tahu bahwa Bunga tidak bisa menghasilkan uang, jadi dia mencibir, tapi dia diganggu oleh Sara ketika dia ingin mengejek Bunga.

"Yang mana yang bernama Nona Bunga Handoko?"

Bunga sangat ingin menyingkirkan Lili, dan dia berbalik untuk menjawab Sara. Bahkan meski dia tidak mengenal Sara, itu akan lebih baik daripada tetap tinggal disini bersama Lili.

Saat pandangannya tertuju pada Sara, bahkan Bunga sedikit terpana oleh penampilannya. Sara terlahir dengan karisma yang kuat. Dia tampak lembut tapi seluruh tubuhnya memancarkan aura yang kuat. Saat dia membuka mulutnya, dia tampak seperti seorang ratu dengan aura yang tak tertahankan.

Butuh waktu lama bagi Bunga untuk bisa berpaling dari Sara. Dia sama sekali tidak mengenal Sara. Dia ingin mendekati Sara untuk mengetahui bagaimana dia bisa mengenalnya. Mungkin dia adalah seseorang yang dikenal oleh orang tua atau kakaknya. Bagaimanapun juga, sekilas dia tampak seperti orang baik. Dugaan bahwa Sara adalah orang jahat segera dikesampingkan olehnya.

"Halo, Nona Handoko, ada yang ingin kusampaikan padamu, silakan ikut denganku."

Lili memandang dan memperhatikan Sara dari atas ke bawah. Tanpa keraguan sedikitpun, Bunga mengikuti Sara dan tidak menolak.

Bunga sangat ingin seseorang muncul untuk menyelamatkan dirinya. Ketika Sara membawanya ke dalam mobil, Sara tidak langsung pergi, tapi memandang ke arah Bunga dan bertanya, "Apa kamu tidak takut dengan orang jahat seperti aku? Bagaimana kalau aku sudah menculikmu?"

Bunga tertegun selama beberapa detik, lalu tersenyum pada Sara, dan memandang Sara dan berkata, "Kalau kamu benar-benar ingin menculikku, maka aku hanya bisa mengakui bahwa aku tidak beruntung."

Bodoh, itu bodoh. Setelah Bunga menjawab Sara, Sara hanya punya satu kalimat di hatinya, jika seorang wanita seperti Bunga benar-benar diculik suatu hari nanti, dia pasti akan dihabisi oleh penculiknya.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Sara sudah tahu bahwa tidak ada cara yang tepat untuk mengobrol dengan Bunga. Bunga hanyalah wanita bodoh.

Menginjak pedal gas, mobil melaju pergi, Bunga masih berkata, "Aku ingin pergi bekerja."

Sara merasa ragu. Dia masih ingin bekerja dalam situasi seperti ini? Apa wanita ini benar-benar bodoh dan manis? Aku benar-benar tidak tahu mengapa Arnold mau berpacaran dengan wanita sebodoh ini. Wanita seperti ini tidak akan bisa bertahan dalam tiga episode serial TV ini. Bahkan jika dia berhasil menikah dengan putra keluarga Hadinata, cepat atau lambat dia akan digantikan oleh orang lain.

Dari sudut matanya, Sara memandang Bunga dari atas ke bawah, dan menyimpulkan bahwa keluarga Hadinata tidak akan pernah menerima menantu seperti ini.

Dia mengira akan membutuhkan banyak usaha untuk berurusan dengan Bunga, tetapi sekarang tampaknya dia terlalu banyak berpikir. Wanita bodoh seperti itu bisa dijauhkannya dari Arnold dengan dua atau tiga kalimat saja. Bibi Hadinata telah memintanya datang kemari untuk mengatasi hal ini. Ini terlalu berlebihan.

"Bekerja? Apa menurutmu wanita yang tadi ada di sana mau membuatmu bekerja dengan tenang? Aku benar-benar mengira bibiku pasti melakukan kesalahan. Bagaimana mungkin Arnold menyukai wanita sepertimu."

Sara sangat skeptis dengan masalah ini, dan sekali lagi meragukan apakah mata Arnold buta. Wanita di depannya ini sama sekali tidak terlihat seperti wanita. Dia memberikan kesan seolah-olah dia merasa takut akan banyak hal.