webnovel

CHAPTER 3 : PROTAGONIS DAN CERITA SEDIH (PALSU)

"Sebelum itu, biarkan aku memperkenalkan diriku, namaku adalah Hero"

Kenapa aku memilih Hero, tentu saja!, Itu karena Hero adalah nama yang cocok untuk protagonis.

"Oh!, Maaf, aku lupa memperkenalkan diri, namaku adalah Jack"

"Rose"

"Aku Joe"

"Yo, Aku George, salam kenal"

4 petualang itu memperkenalkan diri. Yang pertama adalah Jack, dari sudut pandang ku, Jack adalah pemimpin Party, karena di menggunakan armor ringan dan sebuah pedang, mungkin Jack adalah warrior atau kesatria, Jack memiliki penampilan yang lumayan tampan dengan rambut merah.

Kedua adalah Rose, dilihat dari pakaian yang dikenakan, Rose adalah seorang penyihir, dengan topi khas penyihir wanita, dan pakaian berwarna putih yang lumayan tertutup, Rose memiliki rambut yang dipotong pendek hingga menutupi setengah lehernya dengan warna rambut coklat.

Ketiga adalah Joe, Joe juga penyihir, tapi pakaian yang dikenakan oleh Joe seperti seperti sarjana daripada penyihir dengan warna hitam dan sedikit warna emas yang semakin meningkatkan kesan itu, dengan rambut biru yang disisir lurus kebelakang dan kacamata. Jika mengenakan setelan kantor maka Joe akan terlihat seperti pengusaha muda, mungkin Joe yang paling tampan di party.

Entah kenapa, aku tidak merasakan lagi kebencian terhadap orang tampan, apa mungkin karena sejak aku datang ke dunia ini, aku merasa sedikit menjadi protagonis. Ya, itu alasan yang paling mungkin.

Terakhir adalah George, maaf George, aku tidak bermaksud mengejek, dilihat darimana pun… gorila, ya, gorila. Maaf George aku tidak bisa melihat bayangan hal lain selain gorila yang mengenakan armor berat dan memegang perisai besar. Dengan rambut yang hitam lebat dan cambang.

Aku akan mengetahuinya nanti, bahwa Jack, Joe dan George memiliki umur yang sama 16 tahun, dan Rose yang paling muda 15 tahun. Ah!, Aku lupa bilang, umurku adalah 21 tahun.

"Aku akan menceritakan kejadian yang lebih detail mengapa aku berakhir seperti ini"

*******

POV : JACK

Aku menangis. tidak!, Bukan aku saja seluruh anggota partyku menangis, bahkan Rose yang biasanya acuh tak acuh juga menangis.

Cerita yang di ceritakan Hero seperti ini. Didesa tempat Hero dilahirkan ada tradisi untuk menyingkirkan anak yang lahir dengan rambut berwarna hitam, karena anak rambut hitam akan membawa kesialan pada desa. Awalnya Hero baik-baik saja karena kedua orangtua Hero adalah pedagang, meski hanya pedagang kecil tapi mereka adalah pedagang khusus desa, orangtua Hero bisa berhitung serta membaca dan menulis, yang membuat mereka menjadi sosok penting bagi desa, karena kalau kedua orangtua Hero pergi meninggalkan desa, desa akan menerima kerugian yang besar.

Hero dibesarkan dengan kasih sayang keluarga, meski penduduk desa bersikap ramah dengan Hero, Hero dapat melihat penduduk desa tidak dapat menyembunyikan sepenuhnya ketidaksukaan diwajah mereka kepada Hero.

Sampai Hero berumur 15 tahun insiden terjadi. Saat kedua orangtua Hero pergi untuk menjual hasil panen desa ke kota, mereka diserang oleh monster, kedua orangtua Hero meninggal dalam serangan itu.

Pada saat itu hari sudah sore, Hero sedang menimba air disumur belakang rumah, lalu Hero mendengar berita bahwa kedua orangtua Hero meninggal karena serangan monster. Hero terkejut mendengar berita ini, tapi tidak bisa sempat menangis dan berduka, karena kekesalan penduduk desa yang terkumpul selama 15 tahun akhirnya meledak. Lalu mereka berkata

"Kesialan telah datang ke desa kita"

"Sudah kubilang membesarkan anak rambut hitam didesa ini adalah kesalahan"

"Mereka diserang oleh monster karena membesarkan anak pembawa sial itu"

Hero marah karena penduduk desa berbicara seenaknya, Hero mengetahui bahwa insiden yang menimpa keluarga Hero hanya kecelakaan, selama 15 tahun tidak ada satupun bencana di desa tempat Hero tinggal. Hero ingin memproses kepada penduduk desa, tapi Hero sadar bahwa penduduk desa sekarang tidak bisa berfikir jernih, jadi meski Hero memprotes pun tidak akan ada yang mendengarkannya, malahan mungkin Hero akan diserang oleh penduduk desa.

Hero tidak memiliki kemampuan beladiri dan sihir, karena orang-orang didesa tidak mau mengajari Hero, juga karena kedua orangtua Hero adalah pedagang tentu saja mereka tidak bisa beladiri dan kebetulan juga kedua orangtua Hero tidak memiliki bakat dalam sihir, Hero sadar akan hal itu lalu memutuskan untuk meninggalkan desa.

Hero berlari dari kejaran penduduk desa dengan membawa sedikit barang berharga, sekantung koin, dan beberapa pakaian. Hero berlari dengan sekuat tenaga tapi menyadari bahwa kalau seperti ini terus pada akhirnya Hero akan tertangkap, jadi Hero membuat keputusan, Hero berlari dengan putus asa menuju ke wilayah terlarang di dekat desa.

Wilayah itu disebut hutan kabut, siapapun yang masuk ke dalam hutan tersebut, dikatakan tidak akan pernah bisa keluar dari hutan selamanya.

Dari pada ditangkap oleh penduduk desa dan dibunuh, Hero bertaruh pada kemungkinan bertahan hidup dengan memasuki hutan kabut.

Setelah memasuki hutan kabut, Hero berhasil lolos dari kejaran penduduk desa, tapi pada saat yang sama Hero juga sadar, kalau cerita tentang hutan kabut benar maka Hero tidak akan bisa keluar dari dari hutan.

Hero mencoba menelusuri hutan dan segera melihat siluet makhluk berkaki empat didalam kabut, memiliki firasat buruk Hero segera berlari lalu siluet itu juga berlari mengikuti, Hero berlari dengan putus asa, beruntung atau tidak saat berlari entah bagaimana Hero tidak menabrak satupun pohon dan keluar dari kabut.

Berfikir bahwa telah keluar dari hutan Hero merasa lega dan pingsan ditempat karena kelelahan, saat bangun hari sudah malam, Hero mencari sesuatu untuk dimakan, Hero berjalan sebentar dan melihat kabut, terkejut melihat kabut, Hero berjalan kearah sebaliknya dan melihat kabut lagi, menyadari akan sesuatu Hero berjalan mengitari sisi kabut dan menduga bahwa Hero berada ditengah pusat hutan kabut.

Meski awalnya Hero depresi, tapi Hero memutuskan untuk bertahan hidup demi ayah dan ibu yang sudah tiada, untungnya dipusat hutan kabut banyak pohon buah-buahan yang tidak pernah Hero lihat, buah itu berbentuk seperti wortel berwarna kuning dan ukurannya tiga kali lipat dari wortel.

Hero berhasil bertahan hidup selama 6 tahun, selama 6 itu Hero terus tinggal dipusat hutan kabut, awalnya Hero berusaha mencari jalan keluar tetapi menyerah, karena Hero tidak bisa menghadapi monster hutan kabut, Hero bertahan hidup dengan membuat tempat bernaung seadanya dan hanya makan buah-buahan, buah yang dimakan Hero itu anehnya memiliki efek memulihkan energi, yang membuat Hero entah bagaimana berhasil bertahan hidup selama 6 tahun dipusat hutan kabut.

Pada malam hari saat Hero hendak bersiap untuk tidur tiba-tiba ada getaran yang lumayan kuat di tanah, setelah berhenti Hero melihat sekeliling dan menemukan jalan setapak yang tidak ditutupi kabut, Hero berfikir mungkin itu adalah kesempatan untuk keluar dari hutan, dengan segera Hero bergegas mengambil barang-barang yang di bawa dari desa dan sekantong koin yang masih disimpan ditempat bernaung, lalu berlari menuju jalan setapak yang tidak ditutupi kabut.

Diujung jalan Hero sampai di reruntuhan, reruntuhan itu hanya tersisa puing-puing, puing-puing yang mungkin sebelumnya adalah kastil.

Hero mengamati reruntuhan dengan hati-hati dan menemukan tangga menuju ruang bawah tanah, karena penasaran Hero menuruni tangga ruang bawah tanah dan menemukan pintu besi yang sangat besar dan tebal, saat melihat pintu besi yang sangat berkarat, Hero menduga pintu itu mungkin sudah berusia ratusan atau mungkin ribuan tahun, saat melihat-lihat pintu, ternyata pintu itu sedikit terbuka, Hero mendorong pintu besi kedalam dan menemukan ruangan kosong, ruangan yang ditemukan Hero adalah ruangan kosong yang lumayan luas, dan ditengah ruangan ada suatu, saat Hero melihat lebih dekat itu adalah gambar berbentuk lingkaran dengan berbagai macam pola, saat melihat lingkaran, Hero tidak sengaja menyentuh lingkaran tersebut, saat lingkaran bersentuhan dengan jari Hero, lingkaran itu bersinar.

Saat Hero membuka mata, Hero terjatuh dari ketinggian, Hero secara tidak sadar berteriak, posisi jatuh tidak terlalu tinggi, jadi Hero berhasil mendarat dengan lumayan baik berkat menabrak dahan pohon dari atas.

Meski terkejut Hero segera berdiri dan memeriksa sekitar, Hero melihat pemandangan hutan yang berbeda dengan hutan didesa dan hutan kabut.

Meski berada di hutan yang tidak Hero kenal, Hero merasa bahagia karena mungkin telah keluar dari hutan kabut, tempat Hero terisolasi selama 6 tahun.

Bersiap untuk keluar dari hutan, Hero memeriksa barang-barang bawaan, walaupun beberapa rusak kerena terjatuh, Hero masih tetap senang karena sudah keluar dari hutan.

Hero mengganti pakaian yang dulu dikenakan oleh ayah Hero, karena pakaian sebelumnya terlalu compang-camping, lalu Hero bersiap untuk keluar dari hutan tapi, sebelum berangkat Hero dikepung oleh bandit, Hero mencoba untuk berlari lalu wajah Hero menerima tinju salah satu bandit dan pingsan.

Saat sadar Hero berada dipinggir sungai dalam keadaan telanjang, pasrah pada apa yang terjadi, Hero hanya terus berjalan menelusuri aliran sungai.

Lalu bertemu dengan aku dan partyku, dan meminta pertolongan dengan secerah harapan yang tersisa.

Aku dan anggota partyku tidak bisa berhenti menangis.

Apa ini, sejak kecil Hero sudah dibenci oleh orang-orang, tapi Hero masih bisa menerima keadaan itu, dan saat kedua orangtua Hero meninggal, para penduduk desa seenaknya menuduh Hero sebagai pembawa sial dan mencoba membunuhnya, lalu Hero terpaksa memasuki hutan terlarang dan terisolasi disana selama 6 tahun, saat keluar dari hutan kabut itu selama 6 tahun lamanya, Hero malah dirampok oleh bandit dan dibuang ke sungai.

Sial, sungguh sial sekali nasibnya, Aku bahkan sampai tidak punya kalimat untuk menghibur pria Malang ini.

Kami berempat hanya bisa menangis, dan George bahkan sampai mengeluarkan ingus.

*******

Aku terlalu bersemangat menceritakan cerita palsu yang ku buat secara tiba-tiba tapi, wow!, Tidak ku sangka akan memiliki efek yang luar biasa seperti ini, mereka menangis tanpa henti bahkan gori- tidak, maaf, maksudku George bahkan sampai mengeluarkan ingus.

Aku menunggu mereka berhenti menangis, setelah mereka berhenti menangis, ah! George menangis lagi, meski berbadan besar dan terlihat seperti itu, mungkin George adalah yang paling berhati lembut di dalam party.

Setelah mereka benar-benar berhenti menangis, aku lalu berbicara.

"Terima kasih, telah menolong orang sepertiku"

Jack menjawab.

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa, lebih dari itu kamu… pasti kesulitan kan"

"Ya"

Aku menjawab dengan suara pelan dan menundukkan kepalaku, sebisa mungkin mencoba mengeluarkan air mata.

"Ah!"

Jack berjalan kearahku dan menepuk pundak ku pelan-pelan.

Setelah melihat aku mengeluarkan air mata dan Jack menepuk pundak ku, George kembali menangis keras dan Rose hanya melihat ku dalam diam tapi ada air mata yang jatuh dibawah matanya.

Haha, cerita karangan ku tidak disangka akan seefektif ini, dan juga yang mengejutkan, mungkin aku memang memiliki bakat akting?. Atau mungkin hanya mereka saja yang mudah menangis. Mmm, mungkin akan kucoba kepada orang yang berada di lain waktu.

Oke, Sekarang aku telah mendapatkan orang yang dapat membantu ku untuk masuk ke pemukiman dan mengumpulkan informasi di guild petualang.

Hehehe, tunggu saja, apapun yang terjadi, aku akan menjadi protagonis di dunia ini.