webnovel

Aku! System!

Pembaruan hanya di hari Selasa dan Jum'at. dan setiap pembaruan adalah 5 bab! =========== Xun Er: ge-ge, kenapa kau bisa begitu kuat? Xun Er bahkan jarang melihat ge-ge berlatih? Kaguya: Kau membebaskanku dari segel itu dan membantuku dalam masalah keluarga! Semua milikku saat ini adalah milikmu! Jibril: Guhehehe, Dunia Baru!? Aku penasaran, seberapa menarik dunia itu?! . . . . Yang Kun: Hai Hai, jangan terlalu banyak bertanya dan berpikir! Aku! System! bisa melakuan apapun! Itu wajar bukan? Dunia: Battle Through The Heavens -> Naruto -> Battle Through The Heavens -> Soul Land II -> Battle Through The Heavens -> No Game No Life Zero (sedikit) ->Highschool DxD -> Battle Through The Heavens -> Ancient Strengthening Technique -> The Great Ruler -> Against The Gods! Mungkin ada beberapa perubahan untuk ke dunia nantinya, tapi fanfic pasti akan berakhir di dunia ATG.

Yuuya3 · Anime & Comics
Not enough ratings
545 Chs

Dewa Naga - Gu Yuena

Teriakan ini mengguncang seluruh ruang, terutama saat kata-kata ini keluar dari mulut seekor naga raksasa sembilan warna yang memiliki panjang lima kilometer!

Aura menakutkan terus meletus, dan bahkan jika itu ada di galaxy paling terpencil sekalipun, mereka bisa merasakan kemegahan dari kekuatan di tubuh Gu Yuena!

Inilah kekuatan Dewa Naga!

Yang Kun menatap postur naga ini dan bertepuk tangan dengan sangat keras!

"Hebat! Luar biasa! Sungguh indah!"

Tapi masih jauh dari yang kuinginkan...

Yang Kun mengatakan kalimat pertama dengan sangat keras dan bersemangat, tapi untuk kalimat terakhir, dia tidak mengatakannya secara langsung.

Sudut mulut Gu Yuena naik sampai akhirnya cahaya sembilan warna di tubuhnya langsung bersinar dan tubuhnya menyusut!

Kemudian, apa yang muncul di matanya adalah sebuah kecantikan menakjubkan yang sebanding dengan kecantikan Primal Chaos yang terbentuk sebelum Yang Kun membuat Dunia ini.

Tidak ada dekorasi lain, dan tidak ada kilau permata atau mutiara

Dia hanya mengenakan jubah panjang sembilan garis warna bersih yang sederhana dan biasa. 

Tapi pakaian kondensasi perak yang membungkus tubuhnya tidak bisa menyembunyikan tubuh yang sangat ramping dan menggodanya.

Dia juga tampak mengenakan lapisan khusus dari kulit emas lembut yang menempel erat di tubuhnya. 

Setiap garis yang digambar pakaiannya di tubuhnya sempurna sampai mencekik siapapun yang melihatnya.

Pantat dan dadanya tinggi dan membengkak, pinggangnya halus dan terlihat akan retak jika digenggam dengan terlalu banyak tenaga

Tidak peduli di mana mata seseorang bersentuhan, tidak peduli inci mana yang dilihat, itu sangat memikat sehingga akan menyebabkan jiwa seseorang menjadi lemas.

Mata ungunya yang lebih indah dibanding Amethyst itu dikelilingi oleh sembilan warna lain yang sangat misterius namun tidak menghilangkan godaan tatapannya.

Matanya yang seperti ini seolah menahan seluruh kekacauan sebelum terbentuknya alam semesta, namun pada saat yang sama, itu tampak seperti lubang tak berdasar yang akan menelan apa pun atau siapa pun. 

Tapi ini adalah jurang yang akan dilewati siapa pun dengan senang hati, bahkan jika mereka harus tinggal di sana selamanya!

Bibirnya lembut dan tampak seperti kelopak bunga sakura yang berkilau diterpa cahaya. 

Lengkungan kecil dari bibir itu bukanlah jenis yang lembut dari keindahan, tetapi agak dingin. 

Lehernya putih pucat dan sepertinya tertutup bubuk yang terbuat dari salju. 

Tidak ada yang berani percaya bahwa akan ada kulit tanpa cela seperti jadel yang ada di dunia ini

Kepala penuh dengan rambut panjang berwarna perak bercahaya. Setengah dari itu tumpah ke bahunya dan sisanya menggantung sampai ke pantatnya. 

Rambut panjangnya mencapai pinggangnya, tidak disisir atau diikat dengan cara apa pun, itu hanya terentang di atas bahu dan di punggungnya, melepaskan kilau lembut dan menawan.

Satu-satunya yang tersisa bagi yang melihatnya adalah wajah surgawi yang bahkan lebih ilusi daripada mimpi. 

Setelah kembali ke penampilan ini, Gu Yuena berjalan dengan langkah kaki yang menawan menuju Yang Kun.

Tapi saat dia sampai dan menatap wajah tampan Yang Kun, dia tidak bisa menahan kerutan di alis indahnya itu.

"Berapa banyak yang kau tutupi dariku?" itulah kalimat pertama yang keluar darinya.

Yang Kun hanya menyentuh kedua tangan Gu Yuena dengan lembut dan berkata, "Bukankah aku sudah hampir mengatakan yang sebenarnya?"

"....Dewa Naga yang asli terbunuh bukan karena dia lemah, dia terbunuh karena dia memang ingin mengakhiri hidupnya setelah melihat kematian dari banyak klan Naga dan sembilan Raja Naga yang merupakan "anaknya"..."

"Dia gila bukan hanya karena kekuatan Asal Penciptaan dan Kehancuran ini, tapi juga karena kematian putra aslinya untuk membantunya menerobos ke tingkat yang lebih tinggi dan mempromosikan Alam Ilahi menuju Bintang Ilahi yang berdimensi lebih tinggi."

"Dia akhirnya menjadi gila, dan membunuh tujuh dari Raja Naga tersisa, sampai akhirnya dua Raja Naga lainnya juga ikut bunuh diri karena tidak mau melawan "Ayah" mereka...."

"Disaat seperti itu, klan Naga dan Divine Beast lainnya melawan para Dewa Manusia, dan itulah Perang Dewa."

"Semuanya hanya menuju kekalahan, tapi Dewa Naga kembali sadar! Hanya saja..."

"Dia sudah tidak memiliki harapan." Yang Kun melanjutkan sendiri.

"Saat itulah dia memerintahkan Dewa Asura untuk membelahnya setelah dia menghisap semua darah dan kebencian dari semua Divine Beast yang terbunuh pada saat perang itu."

"Sebelum mati, dia berpesan kepada lima Raja Dewa [Belah aku menjadi dua, dimana yang satu akan mewarisi semua elemenku dan energi positifku, sedangkan yang lain akan mewarisi kekuatanku dan energi negatif serta kebencian ini]..."

"[Kalian biarkan pergi energi positifku, dan tekan secara paksa bagian negatifku. Disaat yang sama, aku perintahkan kalian untuk menekan semua Spirit Beast untuk tidak bisa menjadi Dewa! Biarkan kesalahan ini menjadi hukuman bagi kita semua], dan cerita selesai!"

"...."

Sungguh ironis...

Kebencian yang semua para Spirits Beast, bahkan kebencian yang diwarisi oleh Raja Naga Emas dan Raja Naga Perak pada awlanya adalah kesalahan.

Penekanan yang dibuat untuk Spirit Beast ternyata bukan buatan para dewa, melainkan karena perintah dari Dewa Naga itu sendiri!

Bahkan Dewa Naga dengan paksa tidak mau bereinkarnasi ataupun hidup kembali, karena rasa bersalah yang menumbuk di hatinya.

Kematian istrinya, anak-anaknya, dan para bawahannya...

Dia tidak mau bangkit, tapi dia masih membiarkan pewarisnya muncul tanpa ada gangguan sedikitpun dari jiwanya!

Dewa Naga sejak kejadian itu, sudah keluar dari panggung cerita~

"Sekarang, apa yang ingin kau lakukan?" tanya Yang Kun sederhana

Gu Yuena mengambil nafas dalam-dalam sebelum akhirnya berteriak, "Aku! Tidak menerima ini semua !!!!"

"Aku sekarang adalah Dewa Naga! Tapi aku adalah aku! Dan apa yang tidak bisa dia lakukan akan aku lakukan !!!"

"Sekarang Yang Kun, bantu aku!" kata-kata mendominasi ini membuat Yang Kun tersenyum lebar.

Tangannya terulur ke pipi lembut Gu Yuena dan berkata: "Tentu saja, aku sudah berjanji padamu. Bukankah itu benar?"

Gu Yuena tersenyum sangat indah dengan sedikit rona merah di pipinya. Perasaan bersama dengan orang yang menjaganya dengan penuh kasih ini, menurutnya tidak buruk~

[Ding Dong! Kesukaan Dewa Naga (Gu Yuena) +10 poin]

Mengabaikan notifikasi yang tidak bisa diandalkan dari author nakal disana, Yang Kun mengambil lagi tangannya dari pipi Gu Yuena.

Tapi dia mengganti posisinya dengan menggenggam telapak tangan kecil Gu Yuena dengan erat.

"Lepaskan." Dengan wajah memerah, Gu Yuena memberontak lemah.

"Tidak mau." Yang Kun menolak, dan diam-diam tertawa.

"Sekarang, mari kita pergi ke Makam Dewa Naga. Setelah kau mendapatkan Sumsum Tulang Dewa Naga dan fusi sekali lagi, maka kita akan pergi lagi ke Alam Ilahi Douluo!"

"Tidak!" Anehnya Gu Yuena menolak, "Aku akan membangun kembali Alam Ilahi Naga menuju Bintang Ilahi terlebih dahulu!"

"Kau sudah berjanji bukan?!"

Yang Kun tertawa dan melangkahkan kakinya kedepan dengan menyeret lengan Gu Yuena.

Keduanya berjalan di atas kekosongan Alam Semesta sembari Yang Kun berkata, "Jangan khawatir, semuanya sudah aku rencanakan, Nana."