webnovel

Bab 143 Bencana di rumah Sania

  Namira terkejut hingga lupa mengatupkan mulutnya dengan pemandangan yang ada di depannya. Di mana mamanya sedang asik memakan buah yang rasanya asam dan dengan ditambahkan bubuk pedas sebagai taburannya.

    "Ma, apa itu tidak asam sekali?" tanya Namira. Bahkan bibir Namira seakan dapat merasakan bagaimana rasa dari buah itu.

  Sania menggelengkan kepalanya. "Tidak," jawabnya singkat, lalu memasukkan buah mangga muda ke mulutnya.

  Lalu tak lama wajah Sania yang tadi penuh dengan kebahagiaan oleh buah yang dia makan, kini berubah menjadi pucat pasi. Dia merasakan sakit pada ulu hati dan sampai mengalami sesak napas.

   Mata Namira membeliak, air matanya langsung mengalir membasahi pipi.m karena panik. "Mama kenapa?" 

  

   Bukannya menjawab pertanyaan dari Namira, Sania malah mencicit kesakitan sambil memegangi bawah dadanya.

  Namira lalu melompat dari ranjang Sania. Kemudian berlari ke dapur untuk meminta pertolongan kepada bibi dan pengasuhnya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com