webnovel

Tibanya Seorang Putra untuk Xavier

Xena sekali-kali melihat ke HP nya sambil dia juga memperhatikan raut muka Adriana. Pras heran melihat tingkah istrinya.

"Sayang ada apa si?", tanya Pras.

"Kak, kamu mending langsung ke mobil, bawa mobil ke pintu masuk ya. Kita langsung ke rumah sakit. Cari jalan tercepat buat ke rumah sakit WD Group dari sini", ujar Xena.

"Loh kamu memang sakit?", tanya Pras sambil menyentuh kening Xena lalu menyentuh keningnya sendiri membandingkan suhu tubuh mereka.

"Bukan aku, tapi si bumil itu. Dia sudah siap melahirkan", bisik Xena.

Pras langsung melihat ke arah Adriana dan menyadari ada keanehan di mukanya.

"Oke aku tunggu di pintu masuk. Jangan lama nanti bisa diomelin orang", ujar Pras.

Xena berjalan mendekati Xavier yang ada di dekat Adriana sementara Adriana masih sibuk berfoto dengan kawan-kawan yang lain.

"Kak, kayanya kita harus segera bawa Adriana ke rumah sakit. Dia sudah siap melahirkan", ujar Xena.

"Masa si? Dia belum kelihatan mau melahirkan kok", ujar Xavier.

"Kakak lihat rona mukanya yang memerah. Sejak aku perhatikan tadi, mukanya memerah lima belas menit sekali, sekarang sudah maju menjadi sepuluh menit sekali. Dia tidak menyadari kalau tubuhnya sedang ada sesuatu. Ayo kak, kak Pras sudah menunggu di pintu masuk", desak Xena.

Xavier langsung panik setelah menyadari perkataan Xena. Dia langsung menghampiri istrinya dan membimbing nya berjalan ke arah luar.

"Kak aku masih mau foto sama kawan-kawan yang lain", ujar Adriana.

"Ayo sayang, kita ke rumah sakit dulu ya", ajak Xavier lembut.

"Mau apa ke rumah sakit?", tanya Adriana heran.

"Engga apa-apa, aku mau ketemu dokter, Uda janjian tadi. Yuk ngga enak nanti dia nunggu kelamaan", ujar Xena sambil menggandeng tangan Adriana.

Walaupun memakai kebaya, Xena tampak gesit dalam bergerak. Beberapa teman ada yang mau berfoto tapi ditolak dengan halus dengan mengatakan mereka terburu-buru sambil memberi kode ke arah Adriana yang masih kebingungan.

Sampai di depan pintu keluar, mobil Maybach Pras telah menunggu. Xavoer lalu membimbing istrinya masuk ke mobil dan Xena masuk ke mobil pula, dan setelah Xavier masuk, Pras langsung melarikan mobil ke arah Rumah Sakit WD Group.

"Sayang kayanya macet parah ne, lihat di HP aku, ada macet parah kalau mau ke Rumah Sakit WD Group karena ada kecelakaan", ujar Pras kebingungan.

"Kak kalau ke Lexi Group bukannya lebih dekat dari sini?", tanya Xena.

"Ya udah ke Rumah Sakit Lexi Group aja. Ini mulai makin cepat intensitas nya. Dokter kandungan nya juga prakter di Lexi Group", ujar Xavier.

"Aku langsung telepon dokter Franky. Adriana pakai dokter Franky juga", ujar Xena.

"Kalian kenapa si pada panik", tanya Adriana tak mengerti.

"Halo dokter Franky, saya Xena istri Prasetya Bismarck. Dokter ada di Rumah Sakit Lexi Group? Iya, kakak ipar saya sudah pembukaan bisa tolong dibantu ya, kami OTW ke Rumah Sakit sekarang", ujar Xena lalu menutup teleponnya.

"Siapa yang mau melahirkan si, aku belum merasakan apa-apa", ujar Adriana masih bingung.

"Kak, kamu mending bantu buka toga sama sanggulnya Adriana", ujar Xena.

"Aku masih mau foto sama Kirana", ujar Adriana.

"Nanti kita foto keluarga dengan kamu pakai Toga ya sayang", bujuk Xavier.

Adriana akhir diam saja saat Xavier membuka topi toganya dan membantunya melepaskan sanggulnya. Xena memberikan sisirnya dan dengan hati-hati Xavier menyisir rambut istrinya.

"Kalian kok kelihatan panik banget si. Kenapa si?", tanya Adriana. Mereka mulai memasuki halaman Rumah Sakit.

"Adriana kamu ngga ngerasain mulas ya? Aku Uda mulai hitung waktu muka kamu memerah makin cepat sejak tadi. Pertama aku perhatikan mukamu memerah setiap 15 menit lalu menjadi 10 menit dan sekarang sepertinya menjadi 5 menit sekali. Kamu sepertinya sudah pembukaan tapi belum menyadari nya", ujar Xena menjelaskan.

"Aaauuuuh. Xena kenapa kamu baru bilang, iya mulasnya makin cepat dan makin berasa sekarang. Sakit kak. Daritadi aku memang merasakan mulas dan aku tahan. Aku juga tidak begitu merasakan karena aku terlalu gembira. Saaakiiit kak ternyata", jerit Adriana ketika ia mulai menyadari tubuhnya.

"Sabar sayang, kita sudah tiba", ujar Xavier.

Ketika sampai di depan ruang UGD khusus melahirkan, sebuah tempat tidur dorong sudah menanti dan Xavier keluar mobil lebih dulu lalu membuka kan pintu untuk istrinya dan membimbing nya menaiki tempat tidur dorong itu. Tak lama tampak air keluar dari sela-sela kaki Adriana.

"Ketubannya sudah pecah, ayo pak Presdir ikut kami kalau mau menyaksikan kelahiran bayi bapak, Bu Adriana bisa melahirkan secara normal seperti nya", ujar dr Franky.

Xavier bergegas mengikuti rombongan dokter dan perawat yang membawa istrinya memasuki ruang untuk melahirkan. Xena menunggu Pras yang memarkir mobilnya tak jauh dari pintu masuk. Xena telah mengganti selopnya dengan sandal yang nyaman dan masih mengenakan kebayanya yang membuat beberapa orang menengok memandang kagum melihat kecantikan nya.

"Sayang, aku aneh ya kak? Orang kok pada liatin aku si", ujar Xena sewot saat Pras memeluk pinggang nya berjalan menuju ke ruang tunggu.

"Bukan aneh sayang, kamu terlalu cantik", ujar Pras sambil mencium pelipis istrinya.

Xena kemudian menuju ke bagian pendaftaran dan mendaftarkan Adriana karena dia tau kalau Xavier pasti tidak akan ingat apapun sekarang.

"Selamat siang Bu Xena. Ada yang bisa kami bantu. Ibu Xena cantik sekali Bu", puji resepsionis di bagian pendaftaran. Xena tersenyum mendengar pujian untuknya.

"Mba tolong daftarkan kakak Ipar saya, atas nama Nyonya Adriana Utomo, masuk ruang VIP ya. Dokumen nya menyusul soalnya sama suaminya, Presdir WD Group", ujar Xena.

"Baik Bu, langsung kami proses. Sebelumnya belum pernah berobat disini ya Bu?", tanya Resepsionis itu.

"Adriana biasanya di Rumah Sakit WD Group. Kalian koordinasi aja ke Rumah Sakit WD Group minta data Adriana, bilang aja atas perintah Xena Alexandra Utomo. Kalau kalian ada kesulitan, biar saya yang bicara", ujar Xena.

"Baik Bu, kami akan koordinasi dengan Rumah Sakit WD Group", ujar Resepsionis itu. Xena langsung membuka HP nya dan membuat panggilan dengan HP nya.

"Halo Prof, Xena ni. Baik Prof. Kapan-kapan kita makan siang bersama lagi ya Prof. Prof aku butuh bantuan, tolong bilang bagian Administrasi untuk memberikan data yang diminta oleh Admin Lexi Group mengenai kakak ipar saya Adriana. Iya Prof, dia mau melahirkan tapi di RS Lexi karena kami kan habis wisuda dan tempat wisuda kami lebih dekat ke RS Lexi apalagi jalan menuju ke RS WD ada kemacetan parah. Oh ternyata RS WD sedang sibuk tangani korban kecelakaan itu. O gitu. Ya Uda tolong dibantu ya Prof. Terimakasih sebelumnya. Salam untuk Nyonya Lia, Uda lama juga ngga ketemu beliau. Iya kapan-kapan main ke rumah Prof deh. Bye", ujar Xena lalu menutup teleponnya.

"Wah terima kasih Bu Xena sudah dibantu seperti itu, soalnya Rumah Sakit WD Group ketat banget, jarang mau share data", ujar Resepsionis itu berseri-seri.

"Sama-sama mba. Oke aku tinggal ya. Kalau ada kesulitan, kasih tau aku" , ujar Xena lalu kembali berjalan menuju ke arah Pras yang sedang duduk dan menelpon. Xena lalu duduk disebelah Pras.

"Aku Uda telepon Daddy, mereka akan ke sini agak sore kalau kita sudah kembali biar anak-anak ada yang jaga", kata Pras.

"Oke", ujar Xena tersenyum. Kembali Pras mencium sisi kening Xena.

"Kamu cantik banget, ingin rasanya aku masukkan kamu ke kantong ku agar tidak ada yang melihat kamu", bisik Pras.

"Aku kan Uda jadi milikmu seutuhnya sayang", ujar Xena.

Taklama keluar seorang perawat dengan mendorong box bayi.

"Uda lahir tuh, cepat juga ya", ujar Pras.

Tak lama Xavier keluar dan menghampiri mereka.

"Uda lahir, laki-laki. Senang banget aku punya anak laki-laki", ujar Xavier begitu bahagia.

"Selamat ya kak", uja Xena sambil memeluk tubuh Xavier dan Bergantian Pras juga merangkul Xavier.