webnovel

Terungkap

Pagi hari Xavier tiba di kamar rawat inap Xena. Ia melihat adiknya masih tertidur dengan Pras juga tertidur dalam posisi duduk di pinggir tempat tidur.

Saat mendengar pintu terbuka, Pras terbangun dan melihat ke arah pintu. Xavier mendekati adiknya lalu mencium kening adiknya. Xena membuka matanya.

"Hai putri tidur. Nyenyak tidurmu dijaga Pangeranmu?", goda Xavier. Xena hanya tersenyum.

Pras bangun kemudian menuju ke kamar mandi untuk membasuh mukanya. Keluar dari kamar mandi, Xavier melemparkan paper bag yang ia bawa ke arah Pras yang dengan sigap mengambilnya.

"Mandilah. Tadi gw belikan pakaian ganti buat loe. Gw rasa cukup ukurannya, ukuran kita ngga jauh berbeda kan", ujar Xavier.

"Thanks ya", ujar Pras lalu kembali masuk ke kamar mandi. Saat Pras keluar dari kamar mandi, Xena sedang memakan sarapannya yang disediakan oleh RS.

"Tuh sarapan loe sudah gw belikan juga", kata Xavier menunjukkan ke arah sekotak makanan dan segelas kopi diatas meja depan sofa.

"Loe uda makan?", tanya Pras kemudian duduk di sofa.

"Uda. Gw sarapan sama Luna baru gw antar dia ke kantor", ujar Xavier.

Pras kemudian makan sarapannya sampai habis. Setelah mereka berdua beres dengan sarapannya, Xavier mengeluarkan HP Xena dari kantung kemejanya.

"HP aku. Kamu temukan dimana kak?. Aku kira tertinggal di sofa tempat kita duduk semalam di rumah Om Andika", ujar Xena senang.

Ia lalu membuka chatnya dan mukanya langsung memucat saat ia melihat di chat yang dikirimkan ke HP Pras. Matanya lalu menatap Pras tajam yang hanya tersenyum melihat ke arah Xena.

"Kak, aku ngga kirimkan foto-foto ini kepadamu. Aku malah ngga punya foto-foto ini", ujar Xena lemah.

"Aku tahu sayang", ujar Pras tersenyum. Ia mendekati Xena lalu memegang tangan nya.

"Aku percaya kamu", ujar Pras lembut.

"Kamu lihat foto-foto itu dikirimkan dari HP kamu ke HP Pras dengan tanda diteruskan. Lihatlah siapa yang kirim ke HP mu", ujar Xavier penuh arti.

Xena melihat history chat di HP nya, dan menemukan kalau dari Banyu lah Foto-foto itu berasal. Xena mengingat kalau kemaren sebelum berangkat ia sempat beberapa kali foto bersama Banyu. Ia menunjukkan chat itu kepada Pras yang langsung melihat ke arah Xavier.

Xavier lalu membuka HP nya dan memperlihatkan rekaman CCTV yang ada di ruang keluarga rumahnya. Disana terlihat Banyu meletakan HP Xena diatas meja depan Sofa ruang keluarga agar seolah HP Xena tertinggal saat dia memakai lotionnya sore kemaren. Pras mengepalkan tangannya tanda kemarahan nya. Xena menggenggam tangan Pras kencang.

"Mau diapakan anak ini?", tanya Xavier tegas.

"Jangan kak. Biar gimana dia adalah saudara kita. Aku yang akan selesaikan dengan Banyu kak. Aku akan call dia saat dia sudah tiba di Surabaya nanti. Aku ngga mau ada ribut antara Daddy dengan om Alex gara-gara ini kak. Jangan ceritakan apapun sama Daddy ya kak", ujar Xena pelan.

"Sayang jangan ikut campur ya. Percaya aku. Aku yang akan selesaikan ya", ujar Xena kepada Pras dengan tersenyum.

"Ok. Kali ini aku akan lepaskan dia. Lain kali dia mengganggu mu lagi, ngga ada ampun lagi untuknya", ujar Pras gemas.

"Xena kamu terlalu baik, anak ini harus dikasih pelajaran", ujar Xavier tak kalah geramnya.

"Jangan kak, aku mohon jangan ada keributan. Aku ngga mau Daddy sama Om Alex jadi bertengkar karena ini. Kakak tau kan tabiat Daddy bagaimana. Tolong ya kak. Biar aku yang selesaikan dengan Banyu", ujar Xena pelan. Xavier pada akhirnya mengangguk mengalah dan Pras hanya tersenyum saat Xena menatapnya.

"Iya sayang, aku ngga akan ikut campur kali ini. Tapi lain kali jangan halangi aku lagi", kata Pras lembut.

"Tadinya aku berpikir Lily atau keluarga nya yang ingin balas dendam mengirimkan ini ke HPku, sungguh ngga terduga kalau ternyata malah orang sendiri yang melakukan nya", ujar Pras geram.

"Aku kira Lily tidak mungkin karena anak itu begitu dekat dengan Xena. Tante Yuni maupun Om Andika ngga akan berani mengganggu Xena. Tante Yuni dan Om Andika tahu benar, kalau dia mengganggu Xena, dia berani mengusik Daddy. Mayoritas saham AN adalah milik Daddy, dengan jentikan jari, Daddy bisa tendang om Andika dari kursi Direktur nya. Itu sama saja meleparkan diri mereka ke jalanan", ujar Xavier.

"Karena ada Mommy makanya AN selalu mendapatkan pertolongan dari WD Group. Kalau berdiri sendiri, mungkin AN sudah terpuruk beberapa tahun lalu", kata Xavier lagi.

"Makanya kak, jangan sampai Daddy tahu soal ini. Soal Andrew saja, aku masih kesal dengan kalian yang bertindak seperti itu, terutama kamu kak", ujar Xena menatap marah ke arah Pras.

"Sayang, aku kan hanya mengumumkan pertunangan kita saja. Salah aku dimana?", ujar Pras memasang muka tak bersalah.

"Salahmu yang memerintah Lexi Group dan seluruh perusahaan klien kalian untuk memblacklist Andrew. Bahkan Daddy juga samanya dengan mu kak. Kalian para CEO samanya aja", dengus Xena kesal.

"Sudah sayang. Maafkan ya. Aku kan hanya menjaga yang menjadi milikku saja sayang", ujar Pras tersenyum.

"Samanya prinsipnya sama Daddy", celetuk Xavier.

"Loe masih mau disini atau mau ke kantor? Kalo loe masih mau disini, gw ke kantor ya, gw banyak kerjaan hari ini", ujar Xavier.

"Pergilah. Gw bisa suruh Johnny kirim documen gw ke sini", ujar Pras.

Xavier mencium kening adiknya lalu kemudian keluar dari ruangan itu dan kembali menuju ke kantor WD Group.

"Aku meeting pagi sebentar ya sayang", ujar Pras lalu duduk di sofa dan sebentar kemudian dia melakukan Vicall dengan karyawan nya di Lexi Group.

Xena setelah meminum obat paginya, kembali merebahkan diri dan tertidur di tempat tidur nya. Pras hanya tersenyum melihat kekasihnya yang telah tertidur dan tak lama kemudian Johnny datang dengan membawakan sejumlah documen yang harus dikerjakan oleh Pras.

yeeee pada salah tuduh ya ... hehehe ...

makanya ngga boleh main tuduh orang sembarangan kasian tuh Yuni dituduh sama kalian ...

Sumpah saya ketawa ngakak melihat koment kalian di bab sebelumnya. Tapi terimakasih ya sudah banyak menginspirasi saya dalam membuat novel ini. Love U all

Dewi_Chairuddincreators' thoughts