webnovel

Selamat Datang di Keluarga Utomo

Sebuah nama anonim telah menyerahkan bukti-bukti tentang kelakuan dari gadis MaBa yang merebut William dari Adriana. Gadis itu di DO dari kampus karena kampus tidak menginginkan adanya "Pelacuran" dalam dunia kampus. Gadis itu tidak tinggal diam, dia menyeret beberapa nama yang telah menggunakan "jasa"-nya termasuk William.

Dikarenakan William sudah ditahun terakhir nya, orangtuanya menghadap pihak kampus memohon keringanan dan ada seseorang yang membantu berbicara dengan pihak kampus sehingga William hanya menerima skorsing saja dari kampus. Orangtua William telah mengultimatum William agar segera menyelesaikan pendidikannya dan menjaga nama baik keluarganya.

"Adriana, apakah aku bisa bicara denganmu?", tanya William memelas saat melihat Adriana sedang duduk di bangku taman depan Fakultas Ekonomi.

"Tak ada yang perlu dibicarakan lagi Willy. Beneran deh, aku sudah tidak punya perasaan apapun padamu. Perasaanku sudah mati saat kamu memaki aku di depan perempuan itu dulu", ujar Adriana dingin.

"Adriana beri aku kesempatan satu kali lagi. Kita mulai semuanya dari awal lagi ya", ujar William.

"Apa yang mau dimulai lagi William? Aku pernah memohon hal yang sama padamu beberapa waktu lalu, tapi kamu bilang apa? Sudah tidak mungkin lagi itu terjadi antara kita. Iya kan? Apakah kamu amnesia sehingga melupakan omonganmu?", herdik Adriana.

"Saat itu aku sedang hilang akal Adriana, aku tak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Please Adriana, kembalilah padaku", ujar William memelas.

"Maafkan aku, tapi itu tidak mungkin lagi. Hatiku telah diisi orang lain", ujar Adriana lalu bangun dari duduknya dengan membawa tas dan buku-buku nya.

"Adriana, apa kamu yakin akan menikahi seorang duda hah? Apa kamu ngga malu menikah dengan duda?", herdik William.

"Lantas kenapa dengan duda? Dia lebih tinggi derajatnya dari kamu. Dia tidak pernah tidur dengan pelacur manapun. Dia menikah secara resmi dan tidak merendahkan harkat wanita dengan sembarangan meniduri wanita", ujar Adriana dingin.

"Adriana, aku salah. Maafkan aku. Kembali padaku ya", ujar William memelas.

"Tidak Willy. Sekali aku bilang tidak, jawabanku akan tetap tidak. Walaupun ngga ada kak Xavier, akupun akan tetap menolak mu. Aku tidak menginginkan pria yang mengkhianati aku. Jangan cari aku lagi, aku mohon. Jangan ganggu aku lagi", ujar Adriana sambil menepis tangan William.

Tak lama dua orang pria berbadan tegak langsung menghadang jalan William.

"Siapa kalian?", tanya William marah.

"Itu pengawal Adriana. Menyerahlah Willy. Adriana sekarang merupakan bagian keluarga Utomo, jadi jangan harap kamu bisa mengganggunya lagi", ujar Xena tiba-tiba.

"Xena", ujar Adriana tersenyum mendengar perkataan sahabat nya.

"Aku tak akan menyerah", teriak William.

"Cukup Willy, Adriana telah mengobati lukanya karena kamu, kami yang mendampingi dia saat dia terluka karenamu. Apa yang kamu lakukan? Memberikan garam diatas luka Adriana dengan selalu menunjukkan kemesraanmu di depan dia. Kamu punya otak tidak Willy? Bagaimana kalau kamu yang ada diposisi Adriana? Apakah kamu akan menerimanya kembali? Sudahlah Willy. Jangan mempermalukan dirimu lagi. Baik-baiklah kamu kuliah Willy, kasihan orang tuamu yang telah banting tulang membiayai kuliahmu", ujar Xena.

"William. Apa yang kamu lakukan lagi?", teriak seorang pria paruh baya sambil berjalan cepat menuju ke arah William.

"Papa, apa yang papa lakukan disini?" tanya William kaget.

Pria paruh baya yang ternyata papa William terkejut melihat Xena. Xena tersenyum pada pria paruh baya itu yang membungkuk hormat pada Xena.

"Selamat siang nak Xena. Terimakasih bantuannya nak soal William. Kalau saja suami nak Xena tidak membantu berbicara dengan pihak kampus, saya ngga tau gimana nasib William sekarang. Tolong sampaikan terimakasih saya pada pak Prasetya ya nak", ujar papa William sopan.

"Papa, kenapa berterimakasih pada kak Pras dan Xena?", tanya William bingung.

"Karena pak Prasetya yang membantu berbicara dengan pihak kampus makanya kamu hanya kena hukuman skorsing saja, bukan DO maka dari itu kamu jangan cari masalah lagi", herdik papa William.

"Oh ada nak Adriana. Maafkan William ya nak Adriana. Bapak dengar kamu akan menikah dengan anggota keluarga Utomo, selamat ya nak. Apakah William menyusahkan mu? Maafkan ya nak, biar bapak hajar anak ini agar tidak menggangu mu lagi nak. Maafkan ya. Ayo William pulang", ujar papa William lagi sambil menarik tangan William untuk mengikuti nya.

Mau tak mau William mengikuti langkah papanya yang terlihat sangat marah.

"Apakah kamu yang mengadukan perempuan itu ke pihak kampus Xena?", tanya Adriana lembut.

"Bukan aku. Aku tahu resiko nya kalau mengadukan perempuan itu, dia pasti akan ber"nyanyi" dan nama William akan terseret. Makanya aku tidak mengadukan perempuan itu. Tapi kamu tau siapa yang mengadukannya? Annie mahasiswi semester 3 yang pacarnya juga direbut perempuan itu. Annie juga memiliki kerabat di kepolisian dan meminta kerabatnya menyelidik perempuan itu", ujar Xena.

"Annie? Oh anak yang cantik Fakultas Informatika ya? Dia yang mengadu ke pihak kampus", ujar Adriana termenung.

"Iya, kerabatnya memberikan bukti-bukti perempuan itu yang telah beberapa kali kena tangkap karena pelacuran. Makanya pihak kampus langsung menDO perempuan itu", ujar Xena lembut.

"Trus dua ini?", tanya Adriana sambil menunjuk ke kedua orang pengawal yang ada di dekat mereka.

"Pak perkenalkan diri kalian pada nona ini", ujar Xena.

"Selamat sore non Adriana. Saya Abdul dan ini rekan saya Tono, kami bertugas untuk menjaga keamanan non Adriana atas perintah bapak Nathan Utomo", ujar satu orang pengawal dengan tegas.

"Itu mobilmu untuk antar jemput dan kemanapun kamu mau pergi. Mereka akan mengantar jemput kamu", ujar Xena sambil menunjuk sebuah mobil terparkir di depan Fakultas Ekonomi.

"Ini pen. Kalau kamu putar akan jadi perekam dan kalau kamu tekan tombol ini akan terhubung ke HP mereka dan mereka akan datang menolong mu", ujar Xena sambil memberikan sebuah pen kepada Adriana.

"Canggih banget pennya, ngga ada dijual disini ya?", tanya Adriana.

"Ada tapi hanya diproduksi oleh WD Group saja. Hak Paten WD Group jadi ngga dipasarkan secara umum, hanya kalangan jetset dan selebritis yang punya ini", ujar Xena tersenyum.

"Welcome to the Utomo's Family my future sister in law", ujar Xena tersenyum menggoda.

"Kamu bikin aku malu aja", ujar Adriana dengan muka memerah.

"Kamu harus melihat bagaimana paniknya kak Xavier waktu tahu William mencarimu kemarin. Sampai rumah ia memohon sama Daddy mengirimkan kamu pengawal, ternyata oleh Daddy memang sudah disiapkan kedua orang ini karena Daddy selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak dan menantunya. Mereka pernah mengawal kak Luna. Hanya saat kak Luna kecelakaan mereka memang sedang tidak bertugas karena kak Luna minta jangan dikawal. Mereka sempat dihukum komandan nya gara-gara itu dan mereka sangat menyesal sekali", ujar Xena.

"Makanya Daddy sekarang tidak membolehkan kami tidak terkawal lagi. Bahkan Kirana, Raffa dan Mika, mereka mempunyai masing-masing satu pengawal loh", ujar Xena.

"Hah benarkah? Pantas saat kita menginap di puncak dulu aku melihat ada dua mobil diluar Villa Takeshi ya", ujar Adriana.

"Iya, padahal aku Uda suruh mereka masuk tapi mereka lebih memilih diluar padahal dingin ya, tapi mereka lebih bertanggungjawab pada pekerjaan mereka. Makanya sama Daddy gaji mereka kemaren dapat bonus lebih", ujar Xena.

"Uda akh, ayo masuk, Uda waktunya kuliah", ujar Xena sambil menarik tangan Adriana.