webnovel

Penyesalan

Pria berjas rapi berjalan menuju ruangan Adelia, Heru langsung mempersilahkan pria tampan itu masuk sambil membukakan pintunya. Heru menutup kembali ruang kerja Adelia lalu kembali ke mejanya melanjutkan pekerjaan. Nathan mendapati Adelia sedang muram di meja kerjanya.

"Sayang, jangan ngambek mulu dong. Iya aku minta maaf ngga ngasih tau ke kamu dulu", ujar Nathan dengan suara lembut berdiri di samping Adelia sambil mengusap rambutnya. Adelia mengangkat kepalanya, ada api kemarahan dimata Adelia.

"Kamu ngga pernah mempertimbangkan keinginanku. Semua kamu yang atur. Lalu gunanya aku apa? Aku ngga punya peran apapun dalam mempersiapkan pernikahan ini", kemarahan Adelia akhirnya keluar.

Nathan mengangkat tubuh Adelia lalu membawanya kedalam pelukannya sambil berbisik, "Kamu ngga perlu repot untuk apapun sayang, kamu cuma hanya mempersiapkan diri kamu untuk tampil cantik untukku besok. Aku ngga mau nanti kamu cape. Jujur saja, sebenarnya semua sudah kami persiapkan sejak Minggu lalu sebelum aku tugas ke Singapore".

"Tapi tenang aja, sekarang ada satu hal yang harus kamu yang urus. Kita fitting baju pengantin sekarang. Kebetulan ini butik yang bisa dipercaya mengenai privasi pelanggan, ngga akan pernah bisa bocor keluar apapun tentang klien mereka", ujar Nathan lagi lembut sambil mendorong tubuh Adelia agar dia bisa melihat muka nya. Namun Adelia kembali menarik tubuh Nathan dan menenggelamkan mukanya di dada bidang Nathan.

"Aku ngga mau keluar dari pelukan kamu", ujar Adelia lirih.

Nathan tertawa ringan mendengarnya. Lalu tangannya meraih muka Adelia dan mencium lembut bibir Adelia, Adelia membalasnya dan melingkarkan tangannya ke leher Nathan.

"Ayo akh, besok kita lanjutkan lagi, banyak jadwal hari ini untukmu", ujar Nathan melepaskan pelukannya.

Adelia cemberut namun kemudian tersenyum lagi saat Nathan mengecup bibirnya cepat. Ia lalu meraih tasnya dan menggandeng lengan Nathan pergi menuju keluar.

"Aku Uda ijinkan sama bosmu", ujar Nathan lagi.

" Tuh kan", ujar Adelia mau merajuk lagi tapi segera tangan Nathan meraih tangan nya menggandeng Adelia untuk berjalan disisinya.

Kantor Adelia sedang sepi saat itu karena banyak model dan manajer sedang berada di tempat kerja mereka sehingga tidak ada yang melihat kemesraan mereka berjalan berdua kecuali sepasang mata yang melihat mereka dengan kesedihan terpancar dimukanya. Mata milik Andika yang merasa dunianya sedang diobrak-abrik oleh Nathan. Moodnya langsung menurun drastis, sehingga dia putuskan untuk menengok Naomi di Rumah Sakit.

Walaupun Andika berusaha tak perduli, namun ada sakit terselip di hatinya saat mengetahui Adelia yang selalu ada di sisi nya akan berpindah ke sisi Nathan.

Mulai besok Nathan yang kan menjaganya, melindunginya dan bersama Adelia melewati hari. Ada timbul penyesalan di hati Andika. Ia mengutuk dirinya karena tidak bertindak lebih dulu memiliki Adelia, ia merasa miliknya direbut paksa darinya. Andika memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit namun ia tidak keluar segera dari mobilnya. Dia menelungkup kan wajahnya diatas tangannya yang masih memegang stir mobil. Ia menangis, menyesali ternyata Andika mencintai Adelia selama ini, Andika baru menyadarinya saat ia kehilangan Adelia, kehilangan cintanya. Lama sekali Andika menyesali kehilangan cintanya, setelah dirinya bisa menguasai lagi, Andika keluar dari mobilnya dan menuju ruangan Naomi. Dia membuka pintu dan memandang Naomi dengan raut muka sedih.

Kemudian Andika berjalan menuju ke arah Naomi yang sedang duduk diatas tempat tidurnya sambil membaca majalah wanita, Andika memeluk erat tubuh Naomi yang membuat Naomi kaget, dia hanya bisa menepuk tepuk punggung Andika seperti memberikan semangat untuknya.