webnovel

Kemanjaan Xena

"Daaaddd.... Daddy ...", teriak Xena saat ia memasuki rumah Nathan Utomo.

"Huss jangan teriak-teriak. Daddy ada di ruang kerjanya mana dia dengar si", ujar Adelia mengingatkan.

Xena mencium pipi Adelia lalu berjalan ke arah ruang kerja Nathan. Pras menggandeng kedua putra kembarnya memasuki rumah lalu menuju ke sofa ruang TV. Raffa dan Mika langsung menghambur ke arah Adelia lalu memeluk eyangnya yang kewalahan dihujani ciuman.

"Raffa, Mika, sudah. Duduk yang benar", ujar Pras lalu dengan asyiknya melihat majalah bisnis Nathan yang tergeletak di atas meja.

"Daddy", teriak Xena saat ia menjulurkan kepalanya ke ruangan kerja Nathan.

Nathan yang sedang membaca buku di sofa mengangkat kepalanya dan melihat ke arah pintu.

"Ada apa? Masuk sini. Kebiasaan sukanya teriak-teriak", tegur Nathan.

Xena lalu masuk dan kemudian menutup pintu ruang kerja Nathan. Segera saja dia duduk disamping Nathan sambil melingkarkan tangannya ke lengan Nathan dengan manja.

"Daddy aku mau tanya sesuatu tapi Daddy jangan marah ya", ujar Xena lembut.

"Hmmm. Kenapa? Pras ngga kasih kamu jajan?", canda Nathan.

"Bukan itu. Kak Pras semua penghasilan dia juga dikasih ke aku Dad", ujar Xena.

Dia diam sebentar mengumpulkan semua keberanian nya untuk bertanya kepada Nathan.

"Dad, soal aku berkelahi waktu di SMU dulu, Daddy tau ya?", tanya Xena hati-hati.

"Hmmm kenapa emangnya?", tanya Nathan sambil menutup bukunya dan memandang wajah Xena dengan kasih sayang.

"Daddy tau kalau aku dan Lily dibully kakak kelas?", tanya Xena.

"Iya, pengawal kamu saat itu langsung Daddy ganti karena ngga becus jaga kamu", ujar Nathan.

"Beneran Dad, mereka dipecat? Sebenarnya kan bukan salah mereka Dad", ujar Xena menyesal.

"Ngga, mereka ngga Daddy pecat karena mereka kasih info soal kamu dan Lily saat itu. Mereka hanya bertugas di rumah Opa buat jaga Oma kalau mau pergi", ujar Nathan.

"Dad makasih ya uda jaga aku tanpa sepengetahuan aku. Makasih juga Daddy Uda balaskan perbuatan orang yang sudah mencoba mencelakai Lily", ujar Xena.

"Mereka pantas mendapatkannya. Lily juga sudah Daddy anggap anak Daddy sendiri. Apalagi mereka mencelakai kamu juga. Untung kamu punya ilmu bela diri kalau ngga gimana", ujar Nathan terlihat geram mengingat peristiwa itu.

"Iya Dad. Britney memang pantas di hukum. Tapi kasihan sekarang, mereka jadi jatuh melarat Dad", ujar Xena pelan.

"Mereka bangkrut karena ulah Manager Perusahaan yang membawa kabur uang Perusahaan. Saat itu mereka memang kalah saing sama WD Group tapi seharusnya kalau uang mereka ngga dibawa lari, mereka masih survive walaupun hanya akan mengurangi karyawan saja", ujar Nathan tersenyum.

"Jadi soal mereka bangkrut ngga ada hubungannya sama WD Group ya Dad?", tanya Xena.

"Iya, mereka bisa bertahan kalau modal mereka masih ada. Daddy tidak mencelakai mereka dengan sungguh-sungguh kok. Daddy hanya kasih pelajaran sedikit aja. Tapi ternyata mereka ditikam oleh orangnya sendiri, ya Uda itu urusan mereka", ujar Nathan.

"Syukurlah bukan karena WD Group", ujar Xena lega.

"Kenapa memangnya? Kamu menyesal Daddy sudah kasih pelajaran sama orang yang mencelakai kamu dan Lily?", tanya Nathan.

"Bukan itu Dad. Aku cuma ngerasa kasihan aja. That's all", ujar Xena sambil tetap merangkul lengan Nathan dengan manja. "Kamu tuh. Daddy sayang kalian semua, Daddy paling ngga bisa terima kalau kalian dicelakai orang. Daddy akan kerahkan semua kemampuan Daddy buat melindungi kalian", ujar Nathan.

"Daddy akan bertambah cucu ya", ujar Xena tersenyum.

"Iya, Adriana cepat juga langsung hamil dia. Dulu Luna lama banget hamilnya", ujar Nathan tersenyum.

"Bukan Adriana Dad", ujar Xena sambil mengambil tangan Nathan dan meletakkan diatas perutnya.

"Ada cucu Daddy juga disini", ujar Xena tersenyum. Nathan terkejut, dia memandang mata Xena tajam lalu tersenyum.

"Beneran kamu hamil Xena?", tanya Nathan tak percaya.

"Iya Dad. Tapi kali ini cuma satu bayi doang kok Dad. Uda diintip kemarin, cuma ada satu janin aja", ujar Xena lembut. Nathan mencium kening anak perempuan nya.

"Xena sayang, Daddy sayang banget sama Xena. Semoga segala kebaikan dicurahkan Tuhan kepadamu nak dan kepada bayimu serta anak-anak mu yang lain ya nak", ujar Nathan sambil matanya berkaca-kaca. Xena langsung memeluk Nathan erat.

"Aku juga sayang Daddy. Aku bersyukur Tuhan memberikan aku bapak seperti Daddy", ujar Xena lembut. Adelia yang masuk ke ruang kerja Xena tersenyum melihat suami dan anaknya berpelukan.

"Ada kabar apa ni kok sampai kalian berpelukan gitu?", tanya Adelia kemudian berjalan mendekat kepada Nathan.

"Cucu kita akan bertambah sayang. Bukan cuma Adriana, Xena juga sedang hamil sekarang", ujar Nathan.

Adelia melihat Xena lalu mencium kening dan kedua pipi anak perempuan nya lalu duduk disebelah Xena.

"Sayang, keluarga kita makin bertambah ya. Jaga kesehatan mu ya nak. Jangan terlalu cape. Kembar lagi ngga?", tanya Adelia

. "Ngga Mommy. Kali ini janinnya cuma satu kok", ujar Xena tersenyum.

"Si Pras ngga mau kalah sama Xavier, dia ikutan ngebut juga buat adonan nya", ujar Nathan tersenyum.

"Hahahahaha ... Iya ya Dad", ujat Xena sambil tertawa.

"Daddy baca apa?", tanya Adelia melihat Nathan sedang memegang buku ditangannya.

"Ini si Pras kasih Daddy buku, kisah-kisah Nabi. Bagus banget. Daddy jadi suka bacanya", ujar Nathan berseri-seri.

"Dirumah banyak tuh Dad buku-buku seperti itu. Kak Pras koleksi", ujar Xena.

"Mantu Daddy yang satu itu unik banget dan sangat membanggakan Daddy", ujar Nathan.

"Kedengaran dia, bisa melambung tinggi dia Dad", ujar Xena. Pecahlah tawa Nathan dan Adelia hanya tersenyum melihat suaminya yang sedang senang hatinya.