webnovel

Kekesalan Nathan

Sepanjang perjalanan menuju PT.WD International, Nathan menggerutu.

"Itu orang maunya apa si. Uda gw peringatkan jangan ganggu Adelku karena dia masih lemah, ini masih ganggu aja. Kalau ngga inget loe rekannya Adelia, bisa-bisa gw hancurkan bisnis loe karena sudah menyusahkan istri gw. Bikin naik darah aja", gerutu Nathan yang membuat nyali pak Mul yang sedang menyupir agak ciut.

Pak Mul ketakutan karena biasanya Nathan bila kesal, bisa melakukan apa saja, bahkan memecat orang yang dia lihat buat kesalahan, apalagi sekarang pak Mul sedang menyupir, dia takut berbuat kesalahan yang akan berakibat fatal.

Saat mereka sudah sampai lobby WD dan Nathan sudah turun dari mobil, pak Mul langsung mengambil nafas lega dan langsung memarkirkan mobil Nathan di tempat parkir khusus CEO.

Nathan berjalan memasuki kantor WD dengan pandangan membunuh, sehingga orang yang menyapa tidak berani menatap ke wajah tampannya. Pria yang selalu berpenampilan rapi dengan jas yang benar-benar mengikuti ukuran tubuhnya yang atletis bahkan bisa membuat air liur perempuan yang melihatnya menetes itu tampak memasang ekspresi dinginnya.

Saat telah tiba di depan ruang kerjanya di lantai 9, Nathan langsung memerintahkan Ryan untuk mengumpulkan para petinggi di ruang meeting. Kagetlah semua petinggi di WD karena biasanya jam segitu si bos besar masih ada di AN, buru-buru mereka melangkah ke ruang meeting sebelum keduluan oleh bos besar.

Benar saja, sampai ruang meeting si bos besar tampak memberikan tampang membunuhnya. Semua tidak ada yang berani menatap pria tampan itu yang selalu memperlihatkan karisma seorang raja dimanapun ia berada. Nathan mengoceh tentang kesalahan dalam suatu proposal kerja yang baru ia lihat saat mengecheck tab nya tadi di AN. Semua memasang muka pucat pasi, tak ada yang berani bersuara. Setelah puas mengeluarkan kemarahan nya, Nathan lalu kembali ke ruang kerjanya dan tenggelam dalam pekerjaannya. Karena kerja keras Nathan lah sehingga membuat WD Group menjadi salah satu perusahaan yang diperhitungkan di negeri ini.

Hari telah larut malam saat Nathan kembali ke rumah. Ia langsung pergi ke kamarnya dan menemukan Adelia sedang menyusui baby Xavier di sampingnya. Nathan mendekati kekasihnya dan mencium lembut leher putih Adelia yang disambut senyum manisnya.

"Sayang, apakah kamu lelah?", tanya Adelia sambil memasukkan buah dadanya ke dalam bra-nya.

Sepertinya baby Xavier telah selesai menyusu. Nathan menggeleng dan tersenyum. Lalu diambilnya tubuh baby Xavier dan dicium lembut pipi gembul bayinya. Kemudian Nathan menaruh baby Xavier di tempat tidur bayi yang ada disamping tempat tidur mereka dan menutup kelambunya. Adelia sudah terduduk dan Ia menepuk tempat tidur memberi tanda agar Nathan duduk disampingnya.

"Rebahkan badanmu dulu, aku akan men"Service"mu dengan baik", ujar Adelia.

Nathan hanya menurut, dia merebahkan tubuhnya disamping Adelia. Kemudian tangan Adelia melakukan tindakan yang paling terbaiknya, memijit punggung suaminya dengan kasih sayang. Nathan sangat menikmatinya, sampai ia kemudian mengeluarkan nafas teraturnya.

"It always works this way. Tidurlah sayang. Aku mencintaimu", bisik Adelia lalu mencium pipi suaminya.

Kemudian Adelia turun ke bawah ke dapur membuatkan segelas susu coklat hangat untuk Nathan, lalu membawanya ke kamarnya dengan cemilan ditangannya. Saat dia tiba dikamar, Nathan rupanya terbangun dan ia sedang duduk disisi tempat tidur.

"Cepat sekali tidurmu sayang. Minumlah ini baru kemudian kamu mandi", ujar Adelia sambil menyodorkan gelas susu kepada Nathan.

"Terima kasih ya sayang. Aku benar-benar merasa relaks sekali. Tanganmu hebat sayang", ujar Nathan tersenyum.

"It always works Sayang. Andika pun pasti akan tertidur kalau sudah aku pijit punggungnya", ujar Adelia tanpa merasa bersalah.

"Maaf sayang, itu kan dulu. Sekarang aku hanya akan memijatmu saja sayang. Aku bersumpah", ujar Adelia saat melihat tatapan marah suaminya.

"Adel, aku tidak akan pernah ikhlas kalau kamu melakukan nya ke orang lain", ujar Nathan semakin kesal. Adelia lalu memeluk suaminya dari samping.

"Maaf sayang, tidak akan pernah lagi kok", ujarnya memelas.

Nathan melihat langsung ke manik mata Adelia, Adelia kemudian duduk diatas pangkuan Nathan lalu mencium bibir suaminya panas. Mereka berciuman saling mengulum lama sekali. Saat itu Nathan berusaha sebisa mungkin menahan hasratnya untuk mencumbui Adelia lebih dari hanya sekedar ciuman. Rasa cintanya yang besar pada Adelia menahannya untuk tidak menyakiti istri mungilnya yang tercinta. Setelah itu mereka berdua hanya tersenyum saling memandang dengan penuh cinta. Kemudian Adelia bangun dari pangkuan Nathan dan mengeluarkan handuk bersih dari lemari pakaian dan memberikan nya kepada Nathan.

"Mandilah dengan air hangat sayang agar tubuhmu lebih relaks lagi", pintanya dan diangguki oleh Nathan yang kemudian memasuki kamar mandi.

"Akh Nathan kenapa si kamu ngga bisa melupakan kecemburuanmu terhadap Andika. Dia sudah tidak punya tempat lagi dihatiku yang sekarang sudah kamu kunci untuk dirimu sendiri. Percayalah sayang, cinta ini, hati ini dan tubuh ini hanya untuk dirimu seorang, tidak akan ada yang bisa merubahnya", bisik Adelia berbicara sendiri.

Lalu ia melihat ke arah tempat tidur baby Xavier yang ada disampingnya.

"Nathan sayang apakah baby Xavier belum merupakan bukti cintaku padamu. Aku benar-benar mencintai kamu seorang saja Nathan Utomo", ujarnya lagi.

Sebentar kemudian terdengar gemericik air di kamar mandi. Adelia hanya tersenyum mengingat kecemburuan Nathan terhadap Andika, prianya merasa insecure atas apa yang pernah terjadi antar Adelia dengan Andika dulu.