webnovel

Kecemburuan Xena

Xena tampak diam memaku berdiri di balkon kamarnya saat melihat di taman belakang tampak Pras sedang berbicara dengan Sakura.

Seperti biasa, Pras memang kadang membaca buku di taman belakang rumah Nathan Utomo, dan kali ini tampak Sakura menemaninya. Pras yang sepertinya tahu diperhatikan, langsung matanya melihat ke arah Xena namun Xena langsung berbalik badan dan masuk ke kamarnya.

"Ada yang ngga beres ne", batin Pras langsung menutup bukunya lalu pergi berjalan dengan cepat naik ke kamarnya. Pintu kamar tampak terkunci dan Pras mencoba mengetuk kamarnya.

"Sayang, bisa buka pintunya?", tanya Pras lembut.

"Xena sayang", panggil Pras lagi saat lama ia menunggu tapi tidak dibukakan pintu oleh Xena.

Xavier keluar dari kamarnya saat ia mendengar Pras mengetuk kamar tapi lama tidak dibukakan.

"Emang Xena ada didalam? Terkunci kamarnya?", tanya Xavier.

"Iya, tadi aku lihat dia ada di balkon kok. Eh numpang masuk ya dari kamar loe", ujar Pras.

Xavier membuka pintu kamarnya lebar lalu Pras masuk langsung menuju ke balkon kamar Xavier.

"Kenapa sayang?", tanya Luna pada Xavier saat melihat Pras menerobos masuk langsung ke arah balkon kamar.

"Biasa si Cantik lagi ngambek", ujar Xavier lalu menutup pintu dan kembali ke sofa melihat ke arah Laptop nya.

Pras meloncati balkon kamar Xavier dalam sekejap ia sudah masuk balkon kamar Xena. Beruntung pintu ke arah balkon tidak dikunci Xena sehingga Pras bisa masuk ke dalam kamarnya. Xena yang melihat Pras masuk dari balkon hanya diam duduk di sofa sambil matanya melihat ke arah HP yang dipegangnya. Saat Pras akan duduk, Xena langsung bangun dari duduknya dan akan berjalan keluar namun Pras telah lebih dulu menghadangnya.

"Sayang marah kenapa si?", ujar Pras lembut.

Xena hanya diam lalu kembali duduk dan melihat ke arah HP nya saja. Pras duduk disebelahnya.

"Sayang", panggil Pras lembut.

Ia melirik ke arah HP yang dipegang Xena, tampak Xena sedang chat dengan sahabat-sahabat nya.

"Kamu lagi chat sama group Receh ya?", tanya Pras namun Xena tetap diam.

Tiba-tiba Xena bangun langsung berjalan ke arah pintu dan keluar dari kamar. Pras bengong melihat istrinya yang bergerak begitu cepat walaupun dalam keadaan hamil.

Pras langsung bangun dan mengikuti istrinya turun ke bawah. Xena berjalan menuju ke kamar Nathan lalu masuk dan menutup pintunya segera. Pras cuma bisa diam berdiri di depan pintu.

"Kenapa tu anak?", tanya Nathan keluar dari kamar dan melihat menantunya di depan pintu kamarnya.

"Ngga tau Daddy. Daritadi ditanyain diam aja. Aduh pasti lagi ngambek lagi deh", ujar Pras.

"Uda, biarin aja, pasti lagi ngadu sama Mommynya. Ayo kita nonton berita aja", ujar Nathan sambil kemudian merangkul Pras dan membawanya duduk bersamanya di depan TV.

Di dalam kamar Nathan, Xena hanya duduk di sofa tanpa berkata apapun dan Adelia yang melihat nya merasa heran.

"Kenapa cantik? Kok diam saja?", tanya Adelia sambil duduk disampingnya.

Xena tidak menjawab, dia hanya diam mengunci mulutnya rapat-rapat.

"Neng cantik kalau ada masalah itu diselesaikan bukan untuk didiamkan sayang. Nanti malah menggunung dan makin sulit dicari solusinya", nasihat Adelia lembut.

Xena tetap diam lalu bangun dari duduknya dan keluar kamar Adelia. Adelia hanya geleng-geleng melihat tingkah anak perempuan nya itu. Xena keluar dari kamar Nathan lalu berjalan ke arah lemari kunci dan mengeluarkan satu kunci mobil dari sana. Pras yang melihatnya langsung loncat mendekati Xena dan merebut kunci mobil dari tangan Xena.

"Kamu mau kemana? Aku antar", ujar Pras lembut.

Xena hanya diam lalu berjalan keluar rumah dan sesampainya di garasi Xena berdiri di depan mobil menunggu Pras yang kemudian berjalan cepat membukakan pintu untuk Xena lalu kemudian dia masuk ke dalam mobil.

"Kita kemana sayang?", tanya Pras lembut saat mereka keluar dari rumah Nathan Utomo.

"Xena bicara dong, kalau kamu diam terus aku ngga tau mau kamu apa", ujar Pras mulai kesal.

"Turun", perintah Xena.

"Ngga, aku ngga mau. Aku akan ikutin istriku kemana", ujar Pras makin kesal.

"Turun kataku", ujar Xena dengan nada meninggi.

"Ngga. Terserah kamu mau marah seapa juga aku ngga akan biarkan kamu menyetir sendiri", ujar Pras mulai emosi.

"Kalau kamu ngga mau turun, aku yang turun", ujar Xena bersiap akan membuka pintu tapi Pras ternyata sudah persiapan, pintu mobil ia lock otomatis dari tempat duduknya.

"Xena hentikan oke. Kamu mau apa? Kamu marah kenapa? Aku benar-benar ngga tau mau kamu sayang", ujar Pras melembut kembali.

"Aku mau turun atau aku gigit tanganmu", ancam Xena.

"Ini gigit aja, aku ngga akan biarkan kamu sendiri", ujar Pras sambil menyodorkan tangannya setelah ia berhenti di pinggir jalan di depan taman komplek.

Xena benar-benar mengambil tangan Pras dan menggigit nya kencang. Pras berusaha menahan diri walaupun ia merasakan kesakitan pada tangannya. Xena berhenti menggigit dan melihat bekas gigitan nya di tangan suaminya. Xena lalu menepis tangan Pras lalu membuang mukanya memandang ke luar mobil.

"Sayang, Uda puas? Atau mau yang tangan satu lagi?", tanya Pras sambil menyodorkan tangannya yang satu lagi. Xena kembali menepis tangan Pras lalu tetap memandang ke arah luar mobil.

"Sayang ada apa? Sungguh aku ngga tau salah aku dimana sayang", ujar Pras lembut.

"Sayang, kasih tau aku salah aku dimana, jadi aku ngga akan mengulangi lagi", ujar Pras lagi.

"Xena kalau kamu tetap diam, aku mesti gimana? Aku hanya cinta kamu Xena", ucap Pras lagi dan kata terakhir Pras membuat Xena berpaling melihat tajam ke arah Pras.

"Yakin kamu cinta aku? Aku uda buncit gini dan Uda ngga cantik lagi apalagi sebentar lagi aku akan punya anak", ujar Xena sambil memandang tajam ke arah Pras.

Pras membuka seatbelt nya lalu menangkap wajah Xena lalu mencium bibir istrinya lembut.

"Apa kamu meragukan cintaku sayang?", tanya Pras lembut.

"Loh bukannya kamu yang mulai memberi perhatian ke gadis lain?", sindir Xena menepiskan tangan Pras. Pras berpikir keras namun kemudian dia tersenyum saat ia tau kalau istri tercinta nya ini sedang cemburu.

"Sayang, astaga. Kamu cemburu?", tanya Pras tersenyum jahil.

"Ngga kata siapa?", jawab Xena ketus.

"Kata Little Bean. Dia bisikin aku kalau mamanya lagi cemburu. Sayang aku cuma berbasa-basi sama Sakura aja kok. Lain kali kalau ngga ada kamu, aku ngga akan ngobrol lagi sama Sakura. Aku janji sayang", ujar Pras tulus.

"Aku ngga perduli kamu mau ngobrol sama siapa ke", ujar Xena makin ketus.

"Aku cinta seorang Xena Alexandra Utomo saja, wanita yang aku nikahi satu kali untuk seumur hidupku dan yang sedang mengandung anakku. Aku hanya cinta kamu Xena", ujar Pras merayu.

"Sayang, please sayang. Aku mohon percaya sama aku, aku ngga akan pernah berpaling dari kamu. Dimataku wanita hanya kamu, aku tidak akan melihat wanita lain", ujar Pras tegas.

Xena melihat ke arah suaminya, Pras lalu melepaskan seat belt Xena lalu Pras menarik Xena dalam pelukannya.

"Sayang, percaya aku, aku ngga akan pernah berpaling dari kamu. Kamu cinta dalam hidupku", ujar Pras.

Tiba-tiba Xena terisak-isak dalam pelukan Pras. "Aku marah saat lihat kamu berdua dengan Sakura tadi. Aku cemburu", ujar Xena sambil tetap terisak.

"Maaf ya sayang, lain kali aku akan berusaha menghindar, tidak akan membuat kamu marah lagi. Maafkan aku ya", ujar Pras lembut sambil membelai rambut istrinya yang masih terisak-isak dalam pelukannya.

Hati Xena mulai tenang dalam pelukan Pras, Pras membelai lembut punggung Xena sampai tangisnya mereda dan Xena mendorong tubuh Pras menjauh.

"Aku lapar", ujar Xena.

"Kamu mau makan apa? Ayo kita makan berdua di luar", ajak Pras.

"Aku mau makan bakso yang di jalan B ya. Uda lama ngga makan bakso", ujar Xena senang.

"Ya Uda, Ayo", ujar Pras lalu memakaikan Xena seatbelt nya lagi lalu diapun memakai seatbelt nya dan kemudian melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu dengan hati yang tenang. Walaupun sempat Pras sedikit merasa senang karena baru kali ini Xena merasakan cemburu terhadap dirinya.