webnovel

Kecemburuan Prasetya

"Aduh ini gimana si, kok komputer ku malah nge-hang si. Ririn tolong panggilkan IT dong. Komputer aku sedang nge-hang lagi", ujar Xena berteriak di depan pintu memerintahkan sekertaris nya.

"Iya Bu, sebentar ya", ujar Ririn lalu menghubungi ke bagian IT.

Xavier telah berpindah tempat dan jabatan menjadi CEO WD Group, menggantikan Nathan Utomo yang sekarang menjadi Komisaris WD Group. Pras masih ada di CAT hari ini jadi tidak akan datang ke WD Group.

Xena yang sedang sendiri di ruangan Vice Presdir WD Group kelabakan saat mendapati komputer nya mati tanpa pemberitahuan. Xena lalu membuka Tab nya dan memeriksa beberapa data lewat Tab nya. Tak berapa lama Ririn mengantarkan seseorang masuk ke ruangan Xena.

"Bu Xena, ini bagian IT nya sudah datang", ujar Ririn.

"Itu komputer aku nge-hang, tolong di check dong. Aku ngga bisa kerja ni", omel Xena menunjukkan ke meja kerjanya tanpa melihat tenaga IT yang datang itu karena ia sedang sibuk melihat Tab nya dan Document yang berserakan diatas meja meeting.

Setelah agak lama, Xena menggerakkan kepalanya karena pegal dan tanpa sengaja matanya melihat ke arah orang yang sedang memperbaiki komputer nya.

"Hai kak Adrian, kamu kembali lagi ke kota ini?", tanya Xena terkejut.

"Iya Bu Xena soalnya mama saya sudah tua, saya minta kebijakan dari perusahaan agar bisa kembali ke kota ini dan pak Xavier mengabulkan permohonan saya", ujar Adrian tersenyum.

"Tante memang sudah umur berapa kak?", tanya Xena kembali melihat ke arah Tab nya.

"Sudah umur 60 tahunan lebih", ujar Adrian.

"Kamu berapa bersaudara kak?", tanya Xena.

"Saya anak tunggal Bu Xena", ujar Adrian sambil tetap memperbaiki komputer Xena.

Akhirnya komputer Xena bisa dioperasikan kembali, ada sedikit nyeri dirasakan di dada Adrian saat melihat Wallpaper yang digunakan Xena di komputer nya, foto keluarganya Xena dengan Pras yang terlihat bahagia.

"Maaf Bu Xena, ini sudah selesai. Silakan di check dulu Bu", ujar Adrian lalu bangun dari kursi.

Xena tersenyum lalu berjalan menuju ke tempat duduknya. Ia mencoba mengecheck operasi komputer nya.

"Kak ini kok agak lambat ya, kenapa ya?", tanya Xena saat ia mencoba satu file yang sedang ia kerjakan. Adrian terdiam karena Xena tidak berniat untuk bangun dari kursinya.

"Akh kak, ini kamu langsung aja ketik disini, aku malas bangun", ujar Xena sambil menyodorkan keyboard dan mouse nya.

Dengan ragu Adrian kemudian mengetik di keyboard Xena dan karena posisinya yang telalu dekat membuat Adrian beberapa kali menyenggol bahu Xena. Hal itu membuat Adrian berdebar dan keringat dingin mulai keluar di dahinya.

"Silakan Bu di check lagi", ujar Adrian buru-buru menjauh.

Xena mencoba komputer nya lagi dan mulai lancar. Pintu ruangan kerja Xena terbuka dan Pras yang baru masuk ruangan agak kaget melihat Adrian yang berdiri disamping Xena. Tanpa berkata apapun, Pras duduk ke mejanya disebelah meja kerja Xena.

"Hai sayang, baru tiba? Kok tumben ke sini? Bukannya hari ini jadwal kamu ke CAT?", tanya Xena sambil melihat kalender meja.

"Saya permisi dulu ya Bu. Selamat Siang pak Prasetya", sapa Adrian sopan lalu keluar dari ruangan Xena dan menutup kembali pintu ruangan itu.

"Thanks ya kak", ujar Xena melihat Adrian yang keluar dari ruangannya lalu melihat ke arah Pras lagi.

Pras sama sekali tidak menjawab perkataan Xena maupun sapaan Adrian. Dia hanya membuka Tabnya dan tampak seperti mengetik sesuatu.

"Sayang kok diam aja si? tumbenan? Has a Cat got your tongue?", tanya Xena tersenyum.

"Aku pulang ya", ujar Pras lalu bangun dari duduknya.

"Sayang, ada apa si?", tanya Xena menghadang jalan Pras.

"Ngga ada apa-apa. Seharusnya aku memang ngga ke sini sekarang", ujar Pras menepis tubuh Xena.

"Berhenti di situ Prasetya Bismarck", teriak Xena. Pras tetap melangkah akan membuka pintu ruang kerja mereka.

"Kalau kamu ngga mau menjelaskan padaku ada apa, tanggung sendiri resikonya", ancam Xena.

"Ngga ada apa-apa", ujar Pras pelan sambil tangannya memegang handle pintu.

"Berani kamu melangkah keluar dari ruangan ini, aku benar-benar akan sangat marah padamu Prasetya Bismarck", jerit Xena kesal.

"Aku cape Xena, aku mau istirahat di rumah", ujar Pras berbalik menghadap ke arah Xena.

"Katakan padaku ada apa?", tanya Xena tak percaya alasan Pras.

"Ngga ada apa-apa. Aku hanya lelah dan aku ingin pulang", ujar Pras kemudian berbalik dan membuka pintu lalu akan melangkah keluar.

Xena langsung menyambar tas dan kemudian memasukkan Tabnya ke dalam tas dengan buru-buru dan menyusul langkah Pras. Beruntung Pras masih menunggu di depan Lift. Xena langsung mencekal tangannya dan menggandeng lengannya erat.

"Kamu kenapa ikut pulang? Aku pulang sendiri aja", ujar Pras.

"Suka-suka aku. Aku mau ikutin suamiku kemanapun dia pergi", ujar Xena.

"Ngerasa punya suami?", sindir Pras.

"Apa maksudmu?", tanya Xena.

Pintu lift terbuka dan ada beberapa orang yang ada di dalam lift memberikan salam hormat pada pasangan ini namun hanya dijawab dengan senyum yang dipaksakan.

Selama di dalam lift, mereka berdua tampak diam tanpa bersuara berbeda dari biasanya yang selalu terlihat mesra dimanapun mereka.

Tiba di Lobby Pras menepis tangan Xena lalu berjalan dengan cepat ke arah mobilnya. Xena yang merasakan kesal akhirnya berhenti berjalan. Saat ia melihat Pras masuk mobilnya dan kemudian menjalankan mobilnya, Xena tak perduli, dia malah menuju ke arah mobilnya sendiri.

"Pak, saya setir sendiri mobilnya, bapak pulang pakai taxi aja ya", ujar Xena kepada pengawalnya.

Kedua pengawal Xena mengangguk lalu keluar dari mobil Xena. Xena masuk ke mobil kemudian dia membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah Nathan Utomo.

Sampai di persimpangan mobil Xena mendahului mobil Pras dan Xena makin mempercepat mobilnya sehingga sebentar kemudian Xena telah memasuki kompleks perumahan nya.

Pras yang melihat kecepatan mobil Xena sangat cemas pada keselamatan istrinya. Ia berusaha menelphone HP Xena beberapa kali namun tidak Xena perdulikan.

Xena mengendarai mobilnya masuk ke dalam rumah Nathan Utomo bukan masuk ke rumahnya sendiri. Penjaga rumah sempat heran namun mereka tidak berani menanyakan apapun juga.

Xena keluar dari mobil dengan membanting pintu lalu masuk ke dalam rumah, Xena meleparkan kunci mobilnya diatas meja. Lalu ia naik ke kamarnya di atas samping kamar Xavier dan mengunci pintu rapat-rapat.

Setelah itu ia melemparkan dirinya ke atas tempat tidur dan menangis kesal dengan menutup mukanya dengan bantal. Setelah puas menangis, Xena tertidur.

Tak lama terdengar ketukan pintu di depan kamar namun Xena yang telah tertidur tidak membuka pintu. Seperti biasa, Pras masuk lewat kamar Xavier dan menerobos ke balkon dan meloncati balkon agar dapat masuk ke dalam kamar Xena.

Saat ia melihat istrinya tertidur, Pras mendekati Xena dan melihat sisa air mata di mata terpejam Xena. Pras sangat menyesal telah menyakiti hati istrinya yang amat ia cintai karena kecemburuan nya. Pras merebahkan tubuhnya disamping Xena dan tangannya membelai lembut rambut Xena. Tanpa terasa akhirnya Pras pun ikut tertidur disebelah Xena.