webnovel

Identitas Lain Nathan

Dengan langkah pasti pria tampan dengan jas yang sangat rapi berjalan menuju Adelia yang berdiri kaku di depan Andika. Andika masih belum menyadari situasinya, dia masih tertawa dan bangun dari duduknya serta meletakkan tangannya dibahu Adelia. Makin pucat Adelia melihat mata Nathan, buru-buru dia tepis tangan Andika dengan gerakan bahu.

"Kenapa kamu, kaya melihat setan aja", ujar Andika menggoda saat ia melihat muka pucat Adelia.

"Ini bukan setan, ini raja iblis", gerutunya pelan.

Andika mengikuti pandangan Adelia, lalu tersenyum melihat Nathan yang berjalan mendekat.

Dia lalu mengulurkan tangannya sambil berucap, " Hai pak Nathan apa khabar?". Nathan tidak melirik sedikitpun pada Andika, matanya sama sekali tidak bergeser dari Adelia.

"Sudah siap menjelaskan?", ujar Nathan tegas setibanya dihadapan Adelia.

" Katanya mau pulang Minggu depan, kok Uda pulang sekarang? Kamu masih cape ya? Kita makan siang bareng yuk", ujar Adelia merajuk manja berusaha menghilangkan ketakutannya. Entah kenapa, Adelia benar-benar tidak bisa berkutik dihadapan Nathan. Dia mengambil lengan Nathan berusaha untuk mengajaknya pergi. Tapi yang diajak tidak bergeming sedikitpun dari tempatnya berdiri.

Andika heran melihat tingkah Adelia, " Loh Adel kamu kenapa? Professional dong Del, jangan kaya gitu".

Nathan memandang tajam ke arah Andika, dia lalu mengulurkan tangannya dan disambut Andika, "Sepertinya saya harus memberitahukan bapak Andika identitas lain saya. Saya tunangan resmi dari Adelia Wijaya dan saya akan menikahinya bulan depan. Mengenai berita yang beredar, saya sangat berkeberatan sekali", ujar Nathan tegas.

Adelia melepaskan tangannya dari lengan Nathan, namun Nathan mengambil tangannya dan menggenggamnya erat sekali.

"Saya tidak tahu bagaimana cara kalian berhubungan, saya tidak mengerti dan tidak memahami nya tapi saya tidak bisa terima saat orang tua kami mempertanyakan hubungan kami", ujarnya kembali.

Nada suara Nathan tegas namun buat orang yang bermasalah dengannya terasa intimidasi dalam suaranya.

"Sayang aku jelaskan di rumah ya", ujar Adelia kembali mencoba merayu. Nathan tersenyum padanya namun serasa bagaikan sebilah pedang siap menikam tubuh Adelia.

"Adelia, benarkah apa yang dibicarakan pak Nathan? Kamu tunangan nya?", tanya Andika melemah.

"Iya, aku tunangan orang yang ganteng ini, yang paling baik, paling bijaksana, paling ngertiin aku, paling aku kangenin", ujar Adelia sambil cengengesan.

Nathan kembali tersenyum membunuh. Lalu menatap ke arah Andika.

"Jadi bagaimana cara menyelesaikan berita yang beredar? Apa harus saya yang turun tangan?", ujar Nathan seperti memerintah kepada bawahannya.

"Sayang, kamu istirahat dulu aja ya. Nanti soal berita itu kami yang akan selesaikan", ujar Adelia manja. Andika tak percaya pendengarannya.

"Adelia?!", tanyanya menatap Adelia.

"Tolong aku ya, besok kita pikirkan caranya di kantor ya", ujar Adelia memohon kepada Andika, sambil melirik ke arah Nathan yang masih memasang wajah membunuhnya dan memegang tangannya erat.

"Oke besok pagi datang ke ruanganku. Kita akan cari cara menyelesaikan ini", ujar Andika menatap sedih ke arah Adelia.

"Kami yang akan selesaikan pak Nathan. Maafkan saya untuk ketidaktahuan saya mengenai hubungan bapak dengan Adelia", ujar Andika.

"Oke, saya beri kalian waktu 24 jam untuk pikirkan caranya, kalo sampai belum selesai, saya akan tutup kantor Majalah gosip itu dan fotografer yang mengambil foto kalian jangan harap bisa mencari nafkah di kota ini lagi", tegas Nathan yang membuat bergidik Adelia dan Andika.