webnovel

Cemburu

Xena mengerutkan keningnya saat melihat Pras memasuki halaman Villa dengan seorang gadis. Pras berbincang sebentar dan kemudian gadis itu tersenyum pada Xena lalu pergi dari halaman Villa.

Pras melihat ke arah Xena dan tersenyum. Ia berjalan mendekati namun Xena malah bergegas masuk ke dalam Villa. Ia mendekati Alesha yang sedang di pangku oleh Siti lalu menggendong nya dan membawanya ke taman samping.

"Mama mau kemana?", tanya Raffa melihat Xena yang berjalan agak terburu-buru.

"Mau main di ayunan. Ayo Raffa mau ikut?", ajak Xena tapi matanya melirik ke arah pintu masuk Villa.

Tampak Pras baru saja melangkahkan kakinya memasuki Villa. Pras akan mengatakan sesuatu pada Xena tapi Xena sudah terlanjur menghilang di balik pintu menuju ke taman samping Villa. Pras melangkah menuju ke taman samping menyusul istri dan anak-anaknya.

Xena sedang memangku Alesha duduk di ayunan sementara Raffa dan Mika duduk di ayunan depan Xena. Mereka tampak gembira sekali, namun ada yang aneh yang Pras rasakan. Ia merasa Xena seperti menghindari nya.

"Hei kalian Uda sarapan belum? Papa beli serabi nih, tadi waktu papa lari pagi liat ada yang jual ini di jalan", ujar Pras tersenyum.

"Serabi itu apa pa?", tanya Mika.

"Serabi itu kue dengan gula merah. Enak deh. Mau makan sekarang? Mumpung masih panas", ajak Pras.

Siti mendekati mereka lalu mengambil plastik yang disodorkan oleh Pras. Siti kemudian kembali dengan meletakan serabi dengan gula merahnya diatas piring kecil-kecil.

"Mba taruh di meja piknik itu aja. Nanti malah jatuh kalau mereka pegang", ujar Xena sambil memberhentikan ayunannya agar anaknya bisa turun.

Siti meletakkan piring-piring kecil itu diatas meja piknik dan Mika serta Raffa langsung menyerbunya dan mencoba rasanya. Pras tersenyum dia membantu Xena yang turun dari ayunan dengan menggendong Alesha. Sempat ia menggendong Alesha tapi Xena mengambil kembali anaknya dari gendongan Pras lalu ia masuk ke dalam Villa.

"Kamu ngga mau makan serabi?", tanya Pras bingung.

"Uda kenyang", ujar Xena singkat lalu ia masuk ke dalam rumah dan kemudian tampak ia duduk diatas sofa depan TV bersama Alesha yang ia sodorkan botol susunya dan tenang berada di pangkuannya.

"Kenapa ya dia?", gumam Pras dalam hatinya. Pras mendekati kedua anak kembarnya yang sedang menikmati makanannya.

"Enak?", tanyanya lembut sambil membelai kepada Raffa.

"Enak banget pa. Besok beli lagi ya. Kaya pancake yang biasa mama buat tapi enakkan buatan mama", jawab Raffa.

"Pa, besok aku ikut dong lari pagi sama papa", ujar Mika.

"Aku juga mau ikut dong pa", ujar Raffa.

"Ya Uda, besok pagi-pagi papa bangunin ya harus bangun loh", ujar Pras lembut.

Raffa dan Mika sama-sama memberikan jempolnya. Pras tersenyum membelai kepala kedua anaknya. Selesai memakan sarapannya, Raffa dan Mika masuk ke dalam Villa diikuti oleh Pras. Siti keluar Villa lalu merapikan piring makan yang tergeletak di meja piknik. Saat melihat Siti masuk dengan membawakan piring-piring kotor, Xena lalu melihat ke arah anak-anaknya.

"Raffa, Mika. Mama bilang apa sebelum ke sini? Kalian harus membereskan bekas makan kalian, bawa ke tempat cuci piring. Jangan main tinggal gitu aja", omel Xena.

"Iya mama, maaf lupa soalnya", ujar Mika dan Raffa bersamaan.

"Nanti jangan diulangi lagi. Tadi makan pagi Uda bagus bawa sendiri piring kotornya kok sekarang malah lupa", omel Xena lagi.

"Maaf mama", ujar Raffa lalu mencium pipi Xena dan Mika pun melakukan hal yang sama.

"Dasar kalian", ujar Xena tersenyum mendapatkan ciuman dari kedua putranya.

Pras hanya melihat saat Raffa dan Mika mencium Xena dan makin terpesona dengan senyum Xena yang teramat manis untuk kedua putranya. Pras berjalan mendekati dan duduk disebelah Xena. Senyum Xena tiba-tiba menghilang dari wajah cantiknya. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Alesha yang tampak mulai tertidur di pangkuannya. Xena lalu bangun dan kemudian menggendong Alesha, Pras menahan tangan Xena.

"Mau kemana?", tanyanya lembut.

"Mau menidurkan Alesha kak. Dia sudah pulas", ujar Xena.

"Tidurkan saja di sini. Sebentar aku buka Sofanya biar bisa dijadikan tempat tidur", ujar Pras lalu bangun dan membuka Sofanya sehingga menjadi kasur untuk tidur.

Xena kemudian meletakkan Alesha Dan Raffa serta Mika langsung tiduran disebelah adik mereka. Xena berjalan ke dalam kamar mengambil selimut untuk ketiga anaknya dan memberikan Raffa dan Mika selimut serta menyelimuti Alesha.

Pras tersenyum saat melihat Xena namun Xena terlihat memalingkan mukanya melihat ke arah TV mengambil remote lalu mengecilkan suara TV dan mengganti-ganti Chanel TV. Pras bangun kemudian dia duduk di sebelah Xena.

"Boleh aku tanya sesuatu?", tanya Pras lembut.

"Ada apa kak?", tanya Xena tanpa melihat ke arah Pras.

"Apakah dulu kamu bahagia menikah denganku?", tanya Pras.

"Menurutmu kak?", tanya Xena balik bertanya.

"Aku tak mengingat apapun, makanya aku bertanya padamu", ujar Pras.

"Kenapa kamu bertanya kak? Apakah kamu tidak nyaman bersama kami?", tanya Xena lalu menatap tajam ke arah manik mata Pras.

Pras jadi salah tingkah ditatap tajam oleh mata coklat Xena yang tegas namun pada saat yang sama diapun makin terpesona dengan wanita cantik yang ada di sampingnya.

"Bukan begitu. Aku masih belum percaya saja, aku masih belum bisa mengingat mengenai kita dulu. Setiap bersamamu, jantungku berdetak sangat cepat seakan ia ingin keluar dari tubuhku. Setiap gerak-gerik mu seperti getaran listrik untukku. Aku tidak merasakan hal itu dengan wanita lain", ujar Pras.

"Wanita lain? Oh gadis tadi. Cantik. Pantas kalau kamu suka dia", ujar Xena ketus.

"Apa maksudmu? Aku bicara tentang kita bukan dia", ujar Pras kebingungan.

"Tenang kak, aku akan melakukan apapun yang kamu putuskan saat kita pulang nanti, walaupun kamu memilih untuk berpisah dengan kami, aku akan melakukan nya kak", ujar Xena pelan.

"Apa maksudmu Xena? Aku benar-benar ngga mengerti maksud kamu. Siapa yang mau berpisah? Aku tidak mau sampai aku bisa mengingat semuanya lagi", ujar Pras tegas.

"Kalaupun kamu tidak mengingat kami, kalau kamu merasa terbebani dengan kami, aku bisa mengerti kok kak. Aku akan menghubungi pengacara ku untuk mengurus semuanya", ujar Xena tersenyum.

Muka Pras langsung berubah, dia langsung mengambil belakang kepala Xena dan langsung mengecup bibir Xena. Xena sempat berontak namun Pras benar-benar memenjarakan bibirnya dengan menggunakan bibirnya. Saat Xena mulai tidak berontak, Pras makin menciumnya dengan lembut dan kemudian ia melepaskan ciumannya dan memandang ke bola mata coklat Xena.

"Dengarkan aku. Walaupun aku tidak bisa mengingatmu, tapi aku mulai kembali jatuh cinta padamu. Tak akan pernah ada kata perpisahan terucap dari bibirku", ujar Pras kemudian dia memeluk Xena erat. Xena meneteskan air mata dalam pelukan Pras.