webnovel

Aku Kembali

"Jordan", pekik Xena saat melihat seorang pemuda yang sedang duduk di ruang tamunya.

"Hei Xena, aku kembali", ujar Jordan tersenyum.

"Kita bicara di taman belakang. Ikuti aku", ujar Xena sambil menarik tangan Jordan ke halaman belakang rumah Nathan Utomo.

Xavier yang baru tiba di depan pintu rumah melihat sepintas adiknya menarik seseorang ke taman belakang tapi tidak menghiraukan. Pras yang baru masuk setelah Xavier melihat sekeliling dan tidak menemukan istrinya, jadi kemudian Pras naik ke kamar Xena di atas. Ia melihat Xavier yang membuka pintu kamarnya saat ia akan masuk ke kamar Xena.

Pras melihat sekeliling kamar dan tidak menemukan Xena lalu ia membuka kamar mandi juga tidak ada. Pras kemudian berjalan keluar balkon, lalu melihat ke halaman belakang. Ia mengerutkan alisnya saat melihat di taman belakang Xena bersama seorang pemuda sedang berbicara serius.

"Nah itu baru saingan beratmu Pras", ujar Xavier santai.

"Maksud loe?", tanya Pras tak mengerti. Matanya tak lepas memandang istrinya.

"Itu Jordan, kekasih Xena 3 tahun lalu. Cinta pertama Xena, hati-hati saja daripada menyesal", goda Xavier tersenyum.

"Gw percaya Xena dan Gw yakin menang kok", ujar Pras dengan PD nya sambil menoleh ke arah Xavier yang berdiri di balkon kamarnya.

"Yakin loe? Tuh lihat", ujar Xavier sambil memonyongkan bibirnya menunjukkan ke arah Xena yang sekarang di peluk Jordan.

Level cemburu Pras mulai naik, tapi ia mencoba untuk percaya istrinya. Namun pelukan itu sudah terlalu lama dan ia menoleh ke Xavier lagi yang sedang tersenyum menggoda.

"Susul daripada menyesal", ujar Xavier memanasi Pras.

"Shit", gerutu Pras lalu berbalik arah keluar kamar dan dengan langkah cepat menuju ke arah Xena dan Jordan di taman belakang.

Saat masuk ke rumah, Xena kaget setengah mati mendapati Jordan sedang duduk dengan santainya di ruang tamu. Tanpa berpikir panjang, Xena menarik Jordan ke taman belakang sebelum Pras masuk ke rumah.

"Mau apa kamu ke sini lagi Jordan? Bukankah diantara kita telah selesai 3 tahun lalu saat kamu mengucapkan selamat tinggal padaku di bandara?", ujar Xena saat telah tiba di halaman belakang rumah Nathan Utomo.

"Xena aku merindukanmu. Aku kembali dengan janjiku 3 tahun lalu", ujar Jordan dengan senyum menawannya yang pernah bisa membuat Xena luluh.

"Kamu sudah meninggalkan aku Jordan. Kamu yang melupakan janji kita. Bukankah kamu berjanji akan kembali dalam 2 tahun?. Kamu tidak pernah sekalipun mengabari aku", ujar Xena.

"Maafkan Xena, ada sedikit masalah dengan pendidikan ku jadinya aku memperpanjang masa kuliahku menjadi 3 tahun. Tapi it's okey kan, aku kembali untukmu", ujar Jordan percaya diri.

Jordan lalu menarik Xena dalam pelukannya, harum tubuh Jordan masih sama seperti 3 tahun lalu, harum tubuh yang sangat dirindukan Xena sampai dua bulan lalu saat ia belum bertemu Pras.

"Hmmm", deheman Pras mengagetkan Xena, buru-buru dia dorong tubuh Jordan menjauh.

Dengan takut-takut ia tatap mata Pras suaminya yang masih mengukir senyum di wajahnya. Xena mendekati Pras lalu melingkarkan tangannya dilengan Pras.

"Kak Pras, kenalkan ini Jordan teman lama aku di SMU dulu", ujar Xena mencoba bersikap setenang mungkin.

Pras mengulurkan tangannya dan Jordan dengan muka tak mengerti menyambut uluran tangan Pras.

"Prasetya, saya suami Xena", ujar Pras tersenyum percaya diri.

"Sssuaaamiii?", ujar Jordan terbata saat ia melepaskan genggaman tangannya. Matanya mencari kebenaran di mata Xena.

"Iya, ini suamiku, Prasetya Bismarck. Kami baru menikah Jumat kemarin", ujar Xena pelan, wajahnya menunduk tak berani menatap mata Jordan.

"Jadi aku terlambat ya ?", ujar Jordan lemah.

"Maafkan aku", ujar Xena. Prasetya memperhatikan tingkah kedua orang yang ada dihadapannya.

"Apa ada yang perlu saya tahu?", tanya Pras entah ia tujukan ke siapa pertanyaannya.

"Engga ada apa-apa kak. Jordan juga Uda mau pulang kok. Iya kan", ujar Xena sambil matanya memandang tajam ke arah Jordan.

"Oke, kita bicara lain waktu. Aku permisi", ujar Jordan lalu pergi meninggalkan Xena dan Pras menuju ke luar rumah dan kemudian pergi dengan mobilnya.

Xena melepaskan pegangan tangannya dari Pras lalu berbalik ke berjalan menuju ke kamarnya. Pras mengikuti langkah Xena menuju kamarnya dan ia menutup rapat pintu kamar saat mereka sudah ada di dalam kamar.

"Ada yang mau kamu jelaskan?", tanya Pras kepada Xena yang terdiam di sofa di kamarnya.

"Apa kita bisa membatalkan pernikahan kita kak?", ujar Xena pelan yang membuat Pras terperanjat kaget.

"Apa maksudmu? Membatalkan pernikahan kita?", ujar Pras dengan suara meninggi.

"Lupakan kak, anggap aku tak bertanya", ujar Xena pelan.

"Jelaskan maksudmu Xena", ujar Pras.

"Aku lelah kak. Aku mau mandi dan tidur. Nanti saja kita bicara. Tolong", ujar Xena pelan sambil melepaskan genggaman tangan Pras dilengannya.

Xena mengambil handuk bersih dari lemarinya dan masuk ke kamar mandi. Pikiran Pras berkecamuk, amarah dan cemburunya bersatu di dadanya. Diambilnya kunci mobil lalu ia turun dan keluar rumah menuju ke Apartemennya. Keluarga nya akan pulang besok, jadi Pras berpikir lebih baik ia memenangkan diri di apartemen dan juga memberi waktu Xena untuk berpikir. Saat Xena keluar kamar dan tidak mendapati Pras di kamarnya, Xena lalu merebahkan diri diatas tempat tidur dan menangis diatas bantalnya dengan tanpa bersuara.