16 Rasanya Diacuhkan!

.

.

.

Setelah sampai di kediaman Mu, Shen Yiyi segera membuka pintu penumpang disampingnya dan bergegas keluar dari kesunyian yang menyiksa itu! Lehernya seakan-akan tercekik karena kehabisan udara!

Ya, selama perjalanan, mereka berdua hanya diam!

Jika dahulu, Shen Yiyi selalu memancing suami dinginnya itu berbicara, mencari-cari alasan untuk berkomunikasi dengannya, tetapi tidak kali ini! Shen Yiyi tidak sudi melakukannya!

Saat melihat Shen Yiyi bergegas masuk ke dalam rumah kediaman Mu dengan begitu santai, alis Mu Shenan yang tebal itu sedikit mengernyit, "Apa wanita itu pernah kesini sebelumnya?", batin Mu Shenan dengan sedikit curiga.

Sementara itu, Shen yiyi yang tengah melangkahkan kakinya memasuki halaman depan Kediaman Mu terlihat terus berjalan ke depan untuk menuju ke sebuah bangunan mewah bergaya Eropa dengan sentuhan arsitektur victorian yang saat ini telah siap untuk menyambutnya.

Dengan langkah lebar, Shen Yiyi terus melangkah melewati pintu utama yang terbuat dari kayu Agarwood itu, sebuah bahan termahal di dunia yang dipahat khusus dari pohon Aguilaria yang terkenal dengan aromanya yang harum dan menenangkan siapapun yang melewatinya. Diam sejenak untuk menghirup aroma wangi itu dalam-dalam, Shen Yiyi kemudian melanjutkan langkah kakinya yang semakin masuk ke dalam.

Sedangkan didalam rumah yang didominasi warna putih itu, nampak seorang wanita tua yang sedang duduk di atas sofa besar sambil membawa peralatan rajut di tangannya. Kedua mata tuanya begitu tampak serius seakan mencoba memasukkan benang rajut ke dalam sebuah jarum yang sepertinya telah berkali-kali mengalami kegagalan.

Ya, Nyonya Besar Tua telah menunggu cucu dan cucu menantunya itu terlalu lama! Saking lamanya, bahkan ia telah menyelesaikan satu buah tas tangan kecil berwarna biru tua yang ada disana!

Saat mendengar langkah kaki seseorang melewati pintu utama, Nyonya Besar Tua segera mengangkat kepalanya ke depan untuk melihat siapa yang telah datang. Seketika, wajah keriputnya terlihat segar, memancarkan rona kebahagiaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

"Yiyiku..." kata Nyonya Besar Tua yang seketika melepas benang rajut ditangannya dan bergegas memeluk cucu menantu yang sangat dirindukannya itu

"Iya, Nenek." balas Shen Yiyi sembari memeluknya dengan erat.

"Sudah satu bulan kita tidak bertemu. Kamu tidak berubah, selalu terlihat cantik. Aiyo.. Nenek sangat rindu. Sangat rindu." Nyonya besar tua terus memeluk gadis kecilnya, seakan ia tidak mau untuk melepaskannya.

Apa?! Satu bulan tidak bertemu?!, Mu Shenan nampak tertegun diambang pintu setelah mendengar kalimat yang baru saja neneknya ucapkan.

Apakah hanya dia saja yang tidak tahu tentang wujud asli Shen Yiyi selama dua tahun ini? Apakah Shen Yiyi hanya mempermainkan dirinya saja? Apakah Shen Yiyi begitu tidak menyukai pernikahan perjodohan itu? Apakah benar-benar ada pria lain yang disukainya?

Memikirkan kemungkinan Shen Yiyi menyukai pria lain, seketika api panas menyembur di dalam dadanya yang bidang itu. Sangat panas! Seakan-akan Mu Shenan ingin meledak saat itu juga!

Untuk menahan amarahnya, Mu Shenan sampai mengeratkan kedua rahangnya dengan keras sampai terdengar bunyi rentetan gigi yang bergemeretak! Padahal semua yang dipikirkan Mu Shenan itu barulah sebuah asumsi pribadinya belaka, namun itu sudah cukup membuatnya cemburu! Sangat cemburu!

Sebenarnya, tanpa Mu Shenan ketahui, Shen Yiyi memang selalu menjenguk Nyonya Besar Tua di sela-sela rutinitasnya bolak-balik ke dua negara untuk mengejar suami dinginnya itu.

Awalnya Shen Yiyi bertandang ke Kediaman Mu hanya ingin mengorek sebanyak-banyaknya informasi tentang sosok lelaki idamannya, tapi siapa yang menyangka jika Shen Yiyi dan Nyonya Besar Tua memiliki kepribadian yang sama!

Mereka gemar memasak bersama, merajut bersama, berkebun bunga mawar bersama, bahkan sama-sama suka menguntit Mu Shenan! Bukankah nenek dan cucu menantunya itu benar-benar pasangan yang cocok?!

Namun sayangnya, Nyonya Besar Tua tidak pernah tahu jika Shen Yiyi mengejar Mu Shenan dengan penampilan buruk rupa itu! Memang beberapa kali Nyonya Besar Tua pernah memergoki Shen Yiyi mengendap-endap memakai kostum, make up dan wig yang aneh, tapi saat itu ia berfikir jika Shen Yiyi hanya sedang menyamar saja! Sehingga ia pun membiarkannya. Bukankah dahulu dengan suaminya, Mu Wayong, ia juga pernah melakukan hal yang sama?

.

.

.

Melihat keakraban kedua sahabat karib beda generasi itu, Mu Shenan berdeham untuk menunjukkan eksistensinya. Namun, usahanya itu nampaklah hanya sebuah kesia-siaan belaka.

Saat ini Mu Shenan benar-benar diacuhkan oleh kedua wanita yang biasanya mengejar-ngejarnya itu! Sungguh, ia tidak tahu apakah ia harus senang ataukah sedih dengan situasi seperti ini?!

Setelah beberapa waktu kedua wanita itu berbincang, akhirnya Nyonya Besar Tua menyadari keberadaannya.

"Aiyo.. Shenan. Kamu datang." Nyonya Besar Tua hanya sekilas melihat cucu nakalnya itu untuk menyapanya, lalu kemudian meninggalkannya begitu saja untuk membawa Shen Yiyi ke ruang makan dengan antusias.

Saat ini, Mu Shenan benar-benar merasa diacuhkan!

.

.

.

Di atas meja makan yang besar itu, nampak begitu banyak makanan yang menggiurkan. Aneka seafood, daging, sayuran segar, semua dimasak menurut kesukaan Shen Yiyi! Sejenak Mu Shenan mengernyitkan keningnya, semua masakan di sana tidak ada yang dimasak menurut seleranya!

Mu Shenan adalah salah satu tipe pemilih dengan diet ketat. Semua makanan yang dimakannya harus di masak dengan tingkat kematangan tertentu, beraroma ringan, dan tentu saja tidak mengandung banyak minyak. Tapi, saat ini semua masakan di sana tampak berwarna merah menyala, terlihat pedas, beraroma kuat dan sangat berminyak!

Mu Shenan berfikir apakah ia benar-benar cucu kandung di keluarga ini? Duduk seorang diri disudut sana, Mu Shenan melihat tingkah kedua wanita itu.

"Yiyi, apakah kau suka udang asam manis?" Nyonya Besar Tua nampak menunjuk ke arah piring yang penuh dengan udang bersaus merah itu.

"Tentu saja." Dengan wajah penuh kegembiraan, Shen Yiyi terus menyantap setiap hal yang diambilkan oleh nenek mertuanya itu.

"Ayo. Ayo. Makan yang banyak." kata sang nenek terus mengambilkan Shen Yiyi beragam makanan dari meja itu.

"Ah, sudah nek. Sekarang, ayo giliran nenek yang makan." Shen Yiyi nampak menyodorkan sebuah mangkuk dan mengambilkannya nasi serta lauk yang ada disana.

Setelah mereka berdua selesai makan dengan kenyang, tiba-tiba kedua mata tua Nyonya Besar Tua menangkap pemandangan sebuah mangkuk kosong di depannya. Sejenak, ia berpikir mangkuk siapakah itu?

Tidak beberapa lama kemudian, neneknya itupun baru menyadari keberadaan sosok pria bertubuh tinggi besar sedang terduduk sendirian diujung meja itu dengan wajah yang sangat masam.

Benar, itu adalah cucunya, Mu Shenan yang masih belum kunjung makan. Nampak terheran, neneknya itupun memandang cucu lekaki nakalnya itu serta bertanya. "Shenan, mengapa kau belum makan?"

"..." Mendengar hal itu, Mu Shenan hanya terdiam. Entah dia tidak suka karena neneknya melupakannya, ataukah... Ia tidak senang karena Shen Yiyi tidak kunjung memperhatikannya?!

****

avataravatar
Next chapter