webnovel

Menara Guru

Translator: AL_Squad Editor: AL_Squad

"Apa yang harus aku lakukan?"

"Aku butuh beberapa bahan baku sihir. Ini daftarnya, kamu lihat dulu mungkin aja kamu bisa bantu saya?" Lin Yun bertanya sambil memberikan ke Raymond.

Setelah menyelesaikan Ramuan Spektrum, Lin Yun belum keluar. Dia sangat tidak puas dengan kemujaraban Cambuk Angin-topannya. Apakah itu kekuatan atau tepat, mereka terpisah dari apa yang dia mampu lakukan sebelumnya. Lin Yun bahkan ragu kalau mantra itu di ucapkan oleh dirinya.

Tapi setelah memikirkan ini, bahwa Mafa Merlin terhenti sebagai seorang murid untuk sekian lama, dimana membuat ini masuk akal. Dia memiliki bakat bawaan yang buruk. Apakah itu ketahanan atau mengendalikan mana, kemampuannya jauh di bawah rata-rata. Ini sudah dianggap sebagai tubuh yang cacat. Kerja keras dan ketekunan hanya bisa menghimpun mana menjadi lebih kuat, tapi dia tidak bisa mengatasi cacat tubuhnya dan maju menjadi penyihir sesungguhnya.

Tentu saja, setelah Lin Yun tiba, dia mengandalkan kendali mana-nya yang jauh melebihi orang lain pada zaman ini dan menggunakan metode yang dianggap berat dan mudah untuk maju ke ranah Penyihir. Tapi ini ini hanya karena pemilik tubuh ini sekarang adalah Lin Yun, bukan karena masalah tubuh ini telah selesai.

Masalahnya jauh dari kata selesai. Meskipun pusaran mana sudah mulai lancar tersusun, di masa depan, dari Penyihir ke Penyihir Agung, dari Penyihir Agung ke Penyihir Mulia, dan dari Penyihir Mulia ke Archmage, setiap kali dia harus melakukan terobosan, tubuh cacat ini akan membuat Lin Yun komplikasi lebih jauh.

Pada zaman dimana penelitian pada subyek belum cukup matang, cacat secara fisik seperti ini bagai memutuskan jalan menjadi penyihir. Jika seseorang bahkan tidak bisa mengalirkan mana sedikit lebih kuat, bagaimana dia bisa menjadi penyihir bermutu?

Beruntungnya dia, Lin Yun tidak berasal dari zaman ini.

Menyelesaikan masalah pengendalian mana bukan masalah, setidaknya Lin Yun punya dua hari.

Seseorang menggunakan teknik khusus meditasi untuk mengganti pola dari aliran mana-nya, tapi waktu yang di butuhkan untuk metode ini tidak singkat. Lin Yun tidak akan bisa maju menjadi Penyihir Agung untuk setidaknya lima tahun jika dia tidak menempuh jalan itu. Hal kedua menggunakan ramuan alkimia untuk memperkuat tubuh seseorang. Metode ini lebih cepat, sepuluh hari apabila berjalan baik, lima belas hari untuk terburuknya, tapi di bandingkan dengan 3 sampai 5 tahun, ini tidak berarti.

Tentu saja, biaya untuk metode ini akan banyak sekali. Banyak bahan baku sihir bisa di bayangkan sebagai barang berharga bahkan pada zaman ini, dan 30.000 di tangan Lin Yun sangat jauh dari cukup…

Tapi ini bukan hal mendesak, Lin Yun memperkirakan dia harusnya punya banyak waktu bagus sebelum maju menjadi Penyihir Agung, jadi selama waktu itu, dia akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang dunia ini.

Setelah mendapat kesempatan lain untuk membantu, Raymond tidak bisa menunggu. Bahkan tidak ada waktu untuk bersantai karena sisa sepuluh hari dari liburannya tidak akan cukup untuk menyelesaikan ini. Dia buru-buru memeluk botol ramuan dan berlari keluar, membuat pelayan tua menggelengkan kepalanya dengan ekspresinya sendiri. Dia mengeluh, bergumam pada diri sendiri bahwa putranya telah dewasa dan tidak lagi mau tinggal dan menjaga perusahaan orang tuanya.

"Benar, dia tak begitu berbakti. Kau harus memukulnya lain kali saat dia kembali..." Lin Yun tidak ada masalah memfitnah Raymond sebagaimana dia mempersiapkan Guild Ahli Sihir. 

Guild Ahli Sihir juga ada di Jalan Utama Kejayaan Kembali. Ini hanya dua persimpangan dari Mawar Emas, dan orang yang bisa melihat Menara Guru menjulang ke arah langit. Tanda yang di ukir di menara selalu berkelap-kelip, dan bahkan saat matahari bersinar, itu semua masih tertutupi oleh cahaya silau misterius itu.

Lin Yun berdiri di bawah menara, mengukur tanda yang diukir pada bagian luar saat menunggu penjaga untuk memeriksa kartunya. Dari tanda yang diukir di menara, menara seharusnya sudah di bangun pada zaman yang tidak tentram, karena tanda itu kebanyakan di gunakan di peperangan antar tentara, setidaknya pada skala puluhan ribu. Selain itu, aliran mana dari tana itu, itu semua sudah pasti di gunakan lebih dari sekali. Di bandingkan dengan menara, ini lebih cocok di sebut sebagai benteng.

"Selamat datang di Menara Guru." Saat dia melihat simbol sihir ke-emasan pada kartu Kristal, penjaga segera berdiri dengan atensi dan nadanya menjadi penuh hormat. Simbol ini berarti hak istimewa dan bebas membaca buku apapun di perpustakaaan Menara Guru. Di seluruh Kota Seribu Layar, hanya tujuh orang yang punya hak istimewa. Setiap dari mereka ada di puncak keahlian mereka. Dia bukan seseorang yang bisa di abaikan oleh penjaga kecil.

"Terima kasih." Lin Yun mendapatkan kembali kartu pemeriksaan dan tersenyum dengan hormat pada penjaga sebelum memasuki aula sihir berusia milenium.

Jika seseorang mengatakan bahwa Menara Guru adalah istana sihir Kota Seribu Layar, lalu perpustakaan Menara Guru sungguh ruang harta karun. Disini memiliki koleksi paling kaya di timur kerajaan. Guru yang tidak terhitung jumlahnya meninggalkan jejak mereka disini, setiap tahun, penyihir yang tidak terhitung jumlahnya dalam masalah saat pergi melewati jalan yang panjang menuju kesini dan memasuki perpustakaan Menara Guru, bahkan jika mereka hanya berdiri dengan bodoh di dalam untuk waktu yang lama.

Untuk penyihir, pengetahuan seperti narkoba, dan mereka haus akan pengetahuan melebihi apapun. Dalam zaman Loshent, banyak penyihir yang rela membayar jumlah yang besar yang orang biasa tidak bisa bayangkan hanya untuk mendapatkan kartu ke perpustakaan Menara Guru, dan tanpa penyesalan.

Tentu saja, Lin Yun memegang kartu tertinggi jadi dia tidak mempunyai perasaan seperti ini.

Perlahan-lahan menaiki tangga hati-hati yang di hiasi langkah kaki, dia terkadang menyalip beberapa penyihir yang sedang terburu-buru, Lin Yun berdiri di luar perpustakaan lantai 18 Menara Guru.

Perpusatakaan sangat tenang. Di lihat dari luar, orang bisa melihat banyak bayangan jubah-hitam duduk di berbagai meja. Mereka jarang bicara satu sama lain, dan bahkan saat mereka tidak punya pilihan lain selain bicara, mereka berbisik sangat pelan kepada Lin Yun, yang berdiri di depan pintu masuk, tidak bisa mendengar apapun selain gemerisik suara dari buku halaman yang di balik.

'Sungguh lingkungan membaca yang baik…'

Lin Yun memasuki perpustakaan dan mencoba untuk tidak berisik. Dia menemukan meja kosong condong ke arah tembok dan meletakan kartunya di meja untuk menunjukan kalau dia telah mengambil tempat ini. Bagaimanapun juga, saat dia sedang melihat-lihat buku, seorang penyihir mudah berjubah hitam duduk di depannya.

Saat penyihir muda itu duduk, dia menaruh tiga buku di tangannya ke meja dengan susah payah, mengeluarkan suara keras. Lin Yun, yang baru saja berdiri, tidak bisa untuk tidak cemberut seperti dia melihat penyihir lain dengan tatapan aneh.

"Apa, Merlin, melupakanku begitu cepat?" Penyihir muda yang terlihat sekitar umur 25 tahun, dan bisa dianggap cukup tampan, tapi ekspresinya sekarang sangat tidak menyenangkan. Jadi, Lin Yun tidak bisa untuk tidak cemberut setelah melihatnya.

Tapi penyihir muda bukan lah Raymond. Jika Raymond melihat Lin Yun cemberut, dia pasti akan diam. Sejak saat di Mawar Emas saat Lin Yun hampir membunuhnya, Lin Yun hanya cemberut sekali, dan sekarang dia cemberut dua kali.

Orang itu tampaknya tidak mengerti arti di balik cemberut. Cemberut Lin Yun jelas tidak bahagia, dan dia sebenarnya tidak terlihat mengingatnya sama sekali, tapi pria itu melanjutkan lebih lagi, "Kita melihat satu sama lain bulan lalu, bagaimana kamu bisa melupakanku secepat itu? Dilupakan itu tidak enak. Aku Mason, aku memukul hidungmu sampai berdarah pada bulan lalu di pertemuan Serikat Kamar Dagang, itu Mason!"

"Mason?" Lin Yun dengan hati-hati mengingat kembali lewat ingatan barunya dan menemukan kalau memang benar ada orang seperti itu.

Dan dia meninggalkan kesan yang mendalam…