webnovel

Airplane Accident

Cassie Qianzie Putri mengalami kecelakaan pesawat beberapa hari setelah wisudanya disaat dia sedang berlibur bersama temannya. Saat itu dia terjatuh di negara tetangga hingga terjebak di dalam kehidupan Agatha Carls Christian yang merupakan CEO muda yang angkuh, sombong, dingin, dan menakutkan. Agatha mengira jika dia adalah kekasihnya yang hilang karena wajah mereka yang sedikit mirip, Cassie pun mulai hidup sebagai Mirachelia Larissa karena dia kehilangan ingatannya disaat kecelakaan itu terjadi. Namun semuanya berubah disaat Mirachelia Larisa yang sesungguhnya kembali. Akankah Agatha tetap bersama Cassie atau dia akan kembali kepada masa lalunya?

Nova_Fajarna · Teen
Not enough ratings
12 Chs

Siapa Aku?

*Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang kau jalani, yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit yang telah kau lalui*

~Agatha Carls Christian

✓✓✓

Didalam sebuah kamar yang entah milik siapa, gadis itu merebahkan tubuhnya, memandang kearah jendela yang besar, melihat keseluruh langit-langit kamarnya yang penuh dengan hiasan. Gadis itu berdiri menghampiri cermin besar didepannya, memegang wajahnya yang pucat, melirik sebuah cincin yang terlingkar dijari manisnya. Langkahnya mendekati sebuah lemari besar dikamar tersebut, perlahan dia membukanya, dia sangat terkejut ketika melihat banyak pakaian wanita didalamnya, sangat indah. Dia mengambil salah satunya dan memasangkannya didepan cermin, baju itu persis seperti ukuran tubuhnya

"Apa dia benar-benar kenal aku?" Tanyanya

"Tetap aja aku gak boleh percaya dulu sama dia" lanjutnya

Meskipun ingatannya hilang, syukurlah otaknya masih sama cerdasnya

Dia terduduk kembali ditepi ranjangnya, Rachel tidak tau kepada siapa dia harus percaya sekarang. Dirinya yang bodoh dan telah kehilangan ingatan atau kepada laki-laki yang terasa asing dimatanya itu. Dia kembali menangis dan terus mengingat masa lalunya walaupun tidak banyak ilusi yang ditemukannya 

Yang dia lihat meskipun samar hanyalah seorang laki-laki yang memasangkan cincin itu ditangannya, sekolahnya yang dilalui banyak orang, seorang gadis yang selalu berada disampingnya, dan sebuah tempat  yang banyak orang, mereka duduk mengantri sesuatu, hari yang seharusnya berlalu bahagia baginya

Itulah yang dia tau

"Tempat apa itu?" Bisiknya

"Rachel cepat turun, ayo makan dulu"

Gadis itu tersentak kaget ketika Agatha masuk begitu saja kekamarnya, dia sangat tidak sopan, menerobos masuk kekamar seorang gadis yang sedang sendirian. Ingin sekali dia memarahi Agatha tetapi itu rumahnya, dia tidak bisa terlalu melawannya. Namun tetap saja itu tidak seharusnya dilakukan Agatha

"KETUK PINTU SEBELUM MASUK" bentak gadis itu

"Ini rumahku, cepat turun kebawah" seperti dugaannya, laki-laki itu langsung pergi tanpa rasa bersalah, dia tidak ingin mendengarkan omelan gadis yang sedang marah itu

Dimeja makan rachel memperhatikan menu-menu makanan yang telah tersedia, kebetulan dia juga sangat kelaparan. Tapi entah mengapa tangannya enggan untuk menyentuh apapun yang berada disana. Apa lagi saat dia menatap laki-laki yang bernama Aksa itu, pandangannya sungguh tidak bersahabat. Dia bisa merasakan banyak pandangan tidak suka kepadanya dirumah ini, hanya Agatha yang memperdulikannya. Entah hanya firasat atau memang seperti itu kenyataannya

"Namamu Mirachelia Larissa, kau kekasihku dan orang tuamu telah meninggal, kamu dulu berkuliah ditempat yang sama dengan adik perempuan ku"

Perkataan Agatha yang panjang membuat gadis itu sedikit bingung, dia harus beradaptasi dengan lingkungan yang terasa asing itu. Mau tidak mau hanya Agatha orang yang dia kenal sekarang

"Rachel, namaku Rachel?" Tanyanya lagi

"Hmm, kita akan segera bertunangan" Agatha

"Tidak, aku sudah bertunangan" Rachel melawan Agatha

"Apa maksudmu? Kau akan bertunangan denganku" Agatha menaruh garpu ditangannya, tatapan hangatnya berubah menjadi tatapan yang dingin, dan penuh dengan emosi

"Aku memang lupa ingatan, tapi aku bisa merasakan jika aku sudah bertunangan" Rachel menunjukkan cincin yang melingkar dijari manisnya

"Apa kamu benar-benar kenal aku?" Tanya Rachel disaat Agatha terdiam

Agatha masih terdiam, mencari celah untuk memotong pembicaraan mereka. Dia sangat tidak suka untuk membahas masalah ini, sangat tidak suka, Agatha membenci keadaan yang sulit. Dia takut akan kehilangan gadis itu lagi, dia tidak ingin ditinggal pergi untuk kedua kalinya. Tapi sepertinya dia tidak bisa menghindar dari pertanyaan bertubi-tubi dari gadis itu, dia sangat merasakan perbedaan antara gadis nya yang lama dengan gadisnya yang sekarang. Tapi bagaimanapun juga Agatha sangat menyayanginya

"Tuan sudah kubilang jika dia bu--"

"AKSA" Agatha langsung membentak Aksa didepan pelayan lainnya

"Semua akan semakin sulit diatasi jika dia memang bukan nona Rachel tuan" ujar Aksa yang masih tidak sependapat dengan Agatha

"mereka tidak benar-benar mirip, wajah mereka berbeda, bukankah Rachel memiliki bola mata yang hitam gelap? gadis ini bermata coklat Agatha" lanjut aksa

Agatha terlihat semakin bingung, pikirannya semakin kacau semenjak dia menemukan Rachel kembali. Tidak? Aksa bilang dia bukan Rachelnya, tapi mereka hanya mirip. Namun kali ini Agatha tidak akan mendengarkan perkataan siapapun, karena baginya semua orang yang mengelilingi sama saja, mereka hanya perduli kepadanya karena dia kaya. Agatha tidak akan membiarkan mereka menyentuh gadisnya lagi, dia akan melindunginya sendiri meski akan sangat sulit

Hal yang membuat Agatha sangat marah kepada Aksa adalah saat dia tau semua rencana orang tuanya tapi dia tetap saja diam dan membiarkan gadisnya celaka. Aksa justru mengulurkan waktu agar Agatha tetap sibuk dengan pekerjaannya, dia memberi jalan yang lebih mudah kepada orang tua agatha. Tapi Agatha tidak bisa memecatnya karena dia tau Aksa pasti melakukannya demi kebaikan agatha, orang tuanya pasti mengancam Aksa dengan berbagai cara. Selain itu, Aksa sudah sepuluh tahun berada disisinya. Hal yang membuat mereka lebih mudah akrap pada awalnya karena usia mereka hanya berbeda beberapa bulan saja

Dan mulai saat itu Agatha mulai meragukan semua orang

"Orang tuamu benar agatha, gadis itu hanya akan memanfaatkanmu" Aksa

"Apa dulu aku seperti itu?" Tanya Rachel dengan wajah polosnya

"Dia bukan Rachel, Rachel masih berada dinegara X karena orang tuamu mengirimnya kesana Agatha" Aksa

"Dia kembali Aksa, dan kebetulan dia mengalami kecelakaan pesawat itu. Ahh apa orang tuaku yang mengatur semua itu? Apa dia merusak mesin pesawatnya agar Rachel  tidak bisa kembali?" Agatha tetap membantah

"Kau menuduh orang tuamu hanya karena gadis ini?" Aksa menunjuk kearah Rachel

"Negara X? Namanya tidak asing" faraa

"Ya, karena kau baru kembali dari sana" Agatha

"Jadi aku benar-benar kekasihmu?" Tanya Rachel

Rachel menatap agatha dengan penuh harapan, dia sangat berharap jika yang dia temukan adalah suatu kebenaran. Karena hanya Agatha yang dia kenal sekarang, mau tidak mau dia harus percaya kepada laki-laki itu

Dia bagaikan sedang berada dijalan yang panjang tetapi kegelapan menyelimutinya, meski banyak jalan yang bisa dilaluinya namun dia tidak tau jalan mana yang tidak akan menyesatkannya. Satu-satunya hal yang terlintas hanyalah menurut kepada Agatha dan mendengarkan semua perkataannya sampai dia bisa menemukan kebenaran dengan mengembalikan ingatannya

Tetapi perkataan Aksa selalu mengganggu pikirannya, dia bukan Rachel? Rachel berada dinegara X? Jika itu benar, lantas siapa dirinya?

"Agathaaaaa, gue denger Lo udah nemuin Rachel?" Laki-laki yang baru saja datang tanpa sopan santun itu langsung duduk didekat Agatha sambil merangkulnya. Tatapannya menuju kearah Rachel yang hanya diam

"Devano lepas" Agatha merasa risih

"Kenapa gue rasa ada yang aneh?" Seorang laki-laki lainnya menyusul

"Dia bukan Rachel" bisik Aksa kepada ryan

Devano Federico dan Ryan Alvano Harison adalah sahabat Agatha yang juga CEO muda. Selain bersahabat, mereka juga partner kerja dalam mengurus perusahaan. Jika ketiga CEO ini bersama, apa yang akan terjadi? Dunia seakan berada digenggaman mereka

Agatha tidak sadar jika semenjak devano dan Ryan datang, Cassie telah pergi. Gadis itu menyendiri didalam kamarnya tanpa melanjutkan makan siangnya. Ayolah! orang macam apa yang masih bernafsu makan disaat dia bahkan tidak mengenal dirinya sendiri? Orang macam apa yang masih memperdulikan makanannya disaat dia bahkan hampir kehilangan nyawanya

Semenjak dia bangun dirumah sakit lalu bertemu dengan Agatha, dia sama sekali tidak tau apa-apa

"Bukannya dia lebih menarik sekarang?" Tanya Ryan

"Maksud lo apa? Agatha emang gak pernah salah milih cewek, iya kan bro" Devano

"Baru pertama kali gue liat Rachel gak ada sopan-sopannya sama gue, dan gue gak liat ada cinta dimatanya untuk Agatha" ujar Ryan yang lebih peka dari devano yang hanya bisa mengganggu Agatha

"Dia bukan Rachel tuan" ujar Aksa lagi

"Gak usah mikir yang aneh-aneh deh ya, siapa lagi kalau bukan Rachel, emang dia punya kembaran?" Devano

"Rachel atau siapa pun dia, aku tidak akan melepaskannya" Agatha