webnovel

Bab 75

Dirga sama sekali tidak merasa kesakitan. Ia menatap cermin yang sudah pecah berkeping-keping. Masih sangat segar diingatannya bagaimana perkataan dari seseorang yang ia benci.

*****

Flashback on

Aldrich duduk di sofa kamarnya sembari meminum kopi dan memerhatikan Aretha yang masih tertidur dengan kemeja miliknya. Untuk apa yang ia lakukan di club, sama sekali tak ada penyesalan sedikit pun. Bahkan, Aldrich berharap perempuan itu jera dan tak akan mengulangi kesalahannya.

Aldrich menaruh kopinya lantas berjalan ke sisi Aretha. Ia berjongkok dan mensejajarkan tubuhnya di wajah Aretha. Tangannya mengelus surai panjang istrinya. Menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah perempuan itu.

"Seharusnya kau tidak memancing kesabaran Aldrich Nelson," gumam Aldrich.

Drrt drrtt

Ponsel di atas nakas bergetar. Aldrich segera mengambilnya. Raut wajahnya seketika datar. Urat-urat leher dan tangannya terlihat begitu jelas. "Mau apa pria tua bangka itu menghubungiku?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com