webnovel

Agag Age

Menyerang dan menjual suatu wilayah sudah merupakan cara bagaimana mereka bertahan hidup. Itu semua disebabkan oleh seseorang yang memaksa kami untuk berbuat begitu, ia duduk di kursi tahta kerajaan itu dengan santai dan memerintah seluruh rakyatnya termasuk kami. Yah, itu sudah lama sekali terjadi sih. Pasukan kerajaan juga semakin bertambah besar, mereka mungkin sudah bisa bertahan tanpa kami sekarang, para Agag yang menyebalkan. Agag itu... Bodoh, hina, kotor, penindas, cemburu, penindas, diskriminatif, pembenci, bejat, pemalas, penjilat, pendendam, pencemburu, pemberontak, pengkhianat, bernafsu, angkuh, ganas, curang, berputus asa, egois, tidak adil, serakah, licik, picik. Bukankah itu semua sudah biasa...? Lagi pula, bukankah kami para Agag sedari dulu sudah seperti itu...? Apakah kamu tahu apa yang membuat kami, Bangsa Agag lebih superior dibandingkan dengan bangsa lainnya? Itu adalah... Kejahatan. Sekarang... Oh... Pahlawan yang perkasa... Gemetarlah karena ketakutan...

Napid · Fantasy
Not enough ratings
5 Chs

Successor of Light and Successor of Darkness

Setelah berjalan cukup lama, kami akhirnya sampai pada suatu tempat.

Aku tidak terlalu ingat bagaimana kami bisa sampai ke sini.

Apa ini karena aku memiliki memori jangka pendek atau, hanya kebetulan saja?

"Tempat apa ini?"

Aku dan Haman melihat ke arah sekitar.

Tempat kami berdiri dipenuhi dengan pohon-pohon dan rerumputan yang mengelilingi suatu pohon yang kelihatannya memiliki bentuk aneh.

Pohon tersebut memiliki batang yang bercabang-cabang dan hanya memiliki sedikit daun di antaranya.

(Sekarang masih belum waktunya musim gugur, kenapa pohon ini tidak memiliki dedaunan?)

Bahkan jikalau ini adalah musim gugur, bukankah pohon-pohon yang berada di sekitarnya seharusnya meluruhkan daun-daunnya juga?

Ini membingungkan.

Namun, hanya dengan melihatnya saja aku bisa langsung tahu. Ini bukanlah pohon yang biasanya akan ditebang oleh para penebang kayu, pasti ada hal-hal luar biasa yang tersembunyi di pohon misterius ini.

Sesuatu seperti pedang legendaris, armor legendaris, ataupun barang-barang legendaris lainnya.

(Entah kenapa semuanya memiliki "Legendaris" di bagian akhirnya. Apa aku tidak bisa memikirkan hal yang lain selain itu?)

Aku lalu melangkahkan kakiku dan berjalan mendekati pohon misterius ini.

Saat sudah berada lumayan dekat dengan pohon, aku lalu menghentikan langkah kakiku.

(Aku tahu, biasanya akan ada semacam jebakan bukan? Jikalau aku mendekati atau menyentuhnya, nantinya akan ada anak panah yang ditembaki ke arahku.)

Atau bisa saja sesuatu seperti kutukan akan menimpa diriku dan membuat orang-orang terdekatku harus menjalani petualangan atau mungkin kutukan tersebut akan memberikanki kekuatan yang kuat sehingga saat aku sudah tidak memiki pilihan lagi, aku harus memakai kekuatan kutukan tersebut?! Sebentar, kurasa itu terlalu panjang, mereka tidak mungkin memakai plot yang sudah diberitahu.

Apa mungkin pohon ini menyegel raja iblis?! Kalau benar, itu bisa gawat.

Bisa-bisanya dua anak kecil yang sedang bermain membuka segel raja iblis.

Sungguh plot yang tidak bagus, bagaimana bisa anak kecil seperti kami bisa membuka segel raja iblis? Memangnya pahlawan yang menyegel raja iblis bisa melakukan hal sebodoh itu?

Yah, hal apapun bisa saja terjadi.

Haman juga tidak menunjukkan respon yang mencurigakan, kurasa kami memang hanya kebetulan saja bisa sampai ke tempat ini. Dan sepertinya pun ini hanyalah pohon biasa yang sudah berusia tua.

"Saudara, sedang apa kamu?"

Setelah kuamati dengan teliti, aku akhirnya sudah bisa memastikan jika tidak ada sesuatu yang mencurigakan seperti sebuah jebakan di sekitar pohon ini.

Kalau begitu sudah bisa dipastikan!

Nantinya pohon misterius ini akan memberikanku sesuatu yang legendaris ataupun memberikanku petunjuk untuk menjadi pahlawan yang akan menyelamatkan dunia di masa depan! Bukan, bukan itu, bisa saja aku akan menjadi orang yang terpilih untuk memiliki kekuatan dari para pahlawan terdahulu!

(Uwah, bahaya ini, memikirkannya saja bisa sampai membuatku ngences. Ah gawat, air liurku sampai jadi tidak terkendali.)

Tanpa basa-basi lagi, aku lalu berniat untuk menyentuh pohon misterius ini dengan tangan kananku.

Oke aku mulai.

Oke, aku benar-benar akan menyentuhnya.

(Apa aku melakukan ini dalam slow-motion atau ini memang terasa seperti itu?)

Sedikit lagi.

Kenapa ini terasa sangat menakutkan?

Tangan kananku akhirnya menyentuh batang pohon tersebut.

Aku bisa merasakannya, sensasi dari pohon tersebut.

***

Sudah 1 menit berlalu sejak aku menyentuhnya dengan tangan kananku, tetapi pohon ini masih belum menunjukkan reaksi apapun.

(Apa aku seharusnya menyentuhnya dengan tangan kiri?)

Aku lalu menurunkan tangan kananku dan menyentuh batang pohon tersebut dengan tangan kiriku.

***

5 menit kemudian.

Ini sudah lima menit, mengapa pohon ini masih belum menunjukkan reaksi apa-apa?

Apa aku harus menyentuhnya dengan pose tertentu? Bisa jadi.

Aku lalu menutup kedua mataku dan mengambil nafas dalam-dalam.

Setelah itu aku pun menyentuh pohon ini dengan jari telunjuk tangan kiriku.

Saat melakukannya, aku tiba-tiba saja merasakan sesuatu.

Agak kasar. Jari telunjukku terasa seperti dihisap ke dalam pohon misterius ini.

(Oh yeah baby.)

Rasa penasaran lalu memutariku. Aku lalu berusaha untuk mengintip dengan membuka perlahan mata kiriku.

Saat aku membuka mata kiriku secara penuh, aku menyadari sesuatu.

Aku melihat jika jari telunjuk tangan kiriku telah masuk ke dalam sebuah lubang kecil pada pohon tersebut.

(Ini mah hanya lubang.)

Apa pohon ini memang tidak memiliki sesuatu yang melegenda?

Tidak, tunggu, bisa jadi aku harus menyentuhnya dengan kedua tanganku. Bisa jadi!

Kalau dipikir-pikir bisa jadi!

Aku kemudian menyentuh pohon ini kembali, tetapi kali ini, bersama dengan kedua tanganku.

(Ini dia. Ini dia!)

Oh, aku bisa merasakannya! Kekuatan dan mana yang mengalir pada urat nadiku dan segel senjata yang akan membuatku terlahir menjad pahlawan baru!

***

10 menit kemudian.

(Tidak terjadi apa-apa.)

Pada akhirnya, itu semua hanyalah khayalanku semata.

Kedua tanganku masih berpegangan pada pohon ini..., aku tidak ingin melepasnya.

Apa memang tidak ada hal semacam itu di dunia ini?

Yah, kalau dipikir-pikir hal semacam itu memang tidak mungkin kan ... sesuatu seperti sihir atau semacamnya. Itu tidak mungkin ada bukan...?

(Sial, memikirkannya saja membuatku mengeluarkan air mata.)

Aku lalu melepaskan pegangan tangan kiriku pada pohon aneh ini dan berniat untuk merilekskan diri.

"Hei saudara, aku sudah memerhatikanmu dari tadi. Tetapi, sebenarnya apa yang sedang kamu lakukan?"

(Eh Haman?!)

Dia memegang pohon tersebut dengan tangan kirinya dengan santai.

Suatu cahaya harapan tiba-tiba saja muncul dari cermin mataku.

Itu merupakan cahaya yang berasal dari pohon misterius ini.

"Haman menjauh!"

Cahaya yang sangat terang keluar dari pohon ini dan membutakan mata kami.

Aku lalu menutupi wajahku dengan kedua tanganku karena cahaya yang sangat silau tersebut.

(A--apa?! Apa ini karena Haman menyentuh pohon tersebut?! Padahal itu tidak bereaksi padaku sebelumnya.)

Cahaya yang keluar dari pohon misterius ini semakin terang dan membuat usahaku untuk menutup mataku sia-sia.

(Ahh! Terlalu terang!)

Cahaya tersebut bahkan bisa menembus kedua mata yang sudah kututupi dengan kedua lenganku.

Tiba-tiba saja, kilauan cahaya tersebut kemudian menghilang dengan sangat cepat.

Aku lalu berusaha untuk membuka kedua mataku saat menyadarinya.

(A--apa sudah selesai?)

Aku melihat ke arah Haman yang tergeletak. Sepertinya dia ketakutan dan mencoba untuk bersembunyi.

Aku lalu berlari mendekati Haman.

"Hei Haman! Apa kau baik-baik saja?"

"A--aku baik-baik saja."

Syukurlah.

Aku sempat mengira jika dia mengalami sesuatu seperti syok barusan. Yah, kalau melihat posisinya sekarang tentu saja syok sih.

"Senang bertemu denganmu."

Sebuah suara muncul dari sekitarku.

"Siapa?!"

Aku melihat ke sekelilingku, tetapi aku tidak berhasil menemukan asal suara tersebut.

Aku lalu menyadari sesuatu.

(Apa mungkin?!)

Aku melihat ke arah pohon aneh itu kembali dan melihat adanya cahaya kecil yang sepertinya berasal dari dalamnya.

Aku lalu menelan ludahku, merasa bingung dan takut akan situasi yang terjadi.

"Yah, kau jangan takut."

"A--apa maumu?"

"Berdirilah."

Aku merasa jika tidak memiliki pilihan lain.

Aku lalu menarik tangan Haman dan berdiri menghadap ke arah pohon tersebut.

"Kau telah dipilih sebagai Successor of Light and Darkness."

"Apa maksudmu kami berdua?"

"Ya, kaulah orangnya."

Penerus Cahaya dan Kegelapan? Aku dan Haman adalah orang tersebut?

Aku memang menduga jika hal ini akan terjadi, tetapi, apa ini benar-benar nyata? Aku tidak sedang bermimpi bukan?

Aku dan Haman menatap satu sama lain, dan merasa bingung akan situasi yang sedang terjadi.

"Apakah kamu akan menerima takdirmu, Sang Penerus Cahaya dan Kegelapan?"

"Ya, tentu saja!"

Aku mengatakannya secara spontan, tetapi, apa ini akan baik-baik saja?

"Semakin kau menolak takdirmu, semakin banyak kau akan kehilangan."

(Eh? Bukankah aku baru saja menyutujuinya?)

"Kalau begitu semoga beruntung, Successor of Light and Darkness."

Cahaya yang berasal dari dalam pohon tersebut lalu perlahan menghilang.

***

Beberapa saat berlalu sejak peristiwa itu dan kami saat ini sedang berada dalam perjalanan pulang menuju rumah.

"Hei Haman, apa kau mengetahui sesuatu soal Successor of Light and Darkness itu?"

"Aku sebenarnya tidak terlalu mengerti, tapi jikalau dilihat dari warna rambut, sudah jelas jika kamu adalah Sang Cahaya dan aku adalah Sang Kegelapan bukan?"

"Ka--kamu benar sih..."

Warna rambutku berwarna pirang muda, dan rambut milik Haman berwarna hitam, sebenarnya dia tidak salah sih soalnya aku juga berpikir seperti itu.

Tetapi..., Takdir ya, aku tidak pernah percaya jika hal itu benar-benar ada. Penerus dari Cahaya dan Penerus dari Kegelapan, plot cerita yang bagus.

Kami akan merahasiakan soal Cahaya dan Kegelapan itu dan pada saat nantinya tiba, kekuatan itu akan muncul sebagai senjata pamungkas kami.

"Kalau begitu ayo kita katakan pada Ayah soal ini!"

(Eh?! Memangnya itu diperbolehkan?)