webnovel

Permintaan Krisis

Apa yang membuat Fu Shui menunggangi kuda sekarang adalah permintaan dari pemuda yang bernama Kai Heng ini. Dia meminta Fu Shui untuk mengantarkan pasokan makanan dan bantuan obat-obatan untuk wilayah yang diberi nama Tianzhi.

Tianzhi sendiri adalah nama dari pemimpin disana, Hu Tianzhi. Kelompok kecil yang ada di wilayah Tianzhi merupakan orang yang selamat karena beruntung mereka sangat dekat dengan The Defender, sebuah alat yang di ciptakan oleh Kaisar kecil Zhoulun yang berfungsi sebagai tameng tidak terlihat dan kebal dengan serangan fisik.

"Fu, di depan kita ada beberapa Momonic Beast yang sedang berkumpul, namun mereka semua berbalik badan, kesempatan yang bagus untuk melakukan serangan fatal." Kata Yatima.

Fu Shui mengangguk, ia perlahan berdiri dan menginjak dudukan nya. Dengan memanfaatkan energi Qi, Fu Shui menciptakan replika sabit dan sabit tersebut ia perbesar lagi.

"Chencheng, ayo.." Kata Fu Shui kepada kuda yang ia tunggangi.

Seperti mengetahui pikiran penunggangnya, Chencheng sang kuda berlari sedikit menyamping lalu dengan sekali sabetan panjang Fu Shui mengeliminasi dua Momonic Beast dan ia langsung melompat untuk memberikan serangan lanjutan kepada Momonic Beast yang sudah setengah sadar dengan kehadiran Fu Shui.

"Fiuh, baiklah ayo Chencheng kita sedikit memutar." Kata Fu Shui sekali lagi dan ia langsung menunggangi kudanya dan hanya dengan dua kali tepukan di leher Chencheng kuda tersebut langsung bergerak.

"Sepertinya kamu cepat belajar ya, Fu Shui. Meskipun kamu seharusnya ketika mati tidak berada di Celestia di alam semesta ini.. Atau bisa kukatakan nyonya Nightingale." Kata Yatima dengan nada yang seperti menduga sesuatu.

"Aku tidak tau berapa banyak hal yang kamu tau, atau mungkin kita memang saling terhubung." Balas Fu Shui.

Yatima sedikit mendengus sebelum menjawab balasan Fu Shui.

"Ingatan mu adalah ingatanku, ingatanku adalah ingatanmu." Kata Yatima.

Fu Shui sedikit mendongak, melihat sebuah bendera yang dikibarkan, berwarna merah dan terlihat kumuh. Dalam sekejap saja rasanya, negara asal Yatima ini sudah seperti bertransformasi menjadi rawa dengan bangunan sebagai fondasi para lumut.

"Lumut ini, bukan lumut biasa kan?." Tanya Fu Shui.

"Heh, aku mana tau.. Lagipula, ini sepertinya baru tapi hati-hati Fu Shui." Balas Yatima.

Chencheng sang kuda yang awalnya berlari, sudah mulai berjalan, melangkah dengan pelan mengikuti arahan dari sang penunggang.

"Inilah sebabnya, inilah sebabnya aku suruh Gold Wind, Xuan Ying untuk bersama dengan Kai. Hahh... Kurasa intuisi ku benar." Kata Fu Shui.

Api yang berkobar dan suara angin yang sepi menjadi teman Fu Shui dan Chencheng, Fu Shui memutari sedikit jalan ketika ada satu jalan yang terhalang oleh lubang besar, mungkin bekas pertempuran seseorang yang mungkin aja orang tersebut sudah mati atau malah melarikan diri.

Baik Fu Shui maupun Yatima tetap saling menjaga satu sama lain, walau satu tubuh bukan berarti tanggung jawab langsung lepas begitu saja. Fu Shui bagian menyisir pandangan sekitar sedangkan Yatima mendeteksi makhluk sekitar, jika hari ini mulai malam mungkin Fu Shui lanjut melangkahkan kakinya keluar dari tempat ini.

Ketika Fu Shui sudah berada pada bagian terdalam wilayah ini, ia mendengar suara dentingan pedang dan suara-suara seperti latihan. Apakah ada yang seperti itu disini? Tidak mungkin, tidak mungkin ada, disini kosong melompong, namun hati kecil Fu Shui yang penasaran memberhentikan Chencheng dan turun dari Chencheng kemudian mulai melangkahkan kakinya dengan perlahan mengikuti suara dentingan pedang.

Fu Shui juga dengan perlahan mengintip dari satu sisi ke sisi lain hingga akhirnya ia melihat dengan jelas, melihat dengan jelas prajurit Zhoulao. Tapi anehnya ada yang tidak beres, mereka melakukannya berulang kali dengan gerakan yang sama tanpa henti, mereka tampak seperti mayat hidup dengan lubang luka fatal di tubuh mereka dan itu semua seperti tidak terjadi apa-apa ditambah tubuh mereka memiliki aura hitam pekat.

"Fu, kelihatannya mereka ini kuat. Aku merasakan aura iblis yang kuat yang bersemayam di tubuh mayat prajurit itu." Kata Yatima dengan serius.

"Baiklah, kalau begitu kita skip aja ya." Balas Fu Shui dialam bawah sadar mereka berdua.

Fu Shui mulai melangkah mundur, dalam beberapa langkah punggungnya seperti bersandar pada sesuatu yang dingin dan rasanya seperti menempel pada zirah besi.

Dengan reflek Fu Shui langsung melompat ke samping kanan dan ia langsung mengarahkan pandangannya ke arah sebelum ia melompat tadi dan melihat prajurit Zhoulao yang sama dengan apa yang dia intip tadi, ia kaget bukan main-main, jantung berdegup kencang dan ia mulai berlari ketika mayat hidup prajurit Zhoulao tersebut mulai menarik pedang nya dan ikut mengejar Fu Shui.

Kerena mendengar suara pedang dikeluarkan ditambah Fu Shui juga tidak sengaja kesandung batu-batuan besi yang langsung membuat suara berisik, fokus para mayat hidup Zhoulao yang lain kini langsung mengarah ke Fu Shui.

"Mati gue, mati gue, mati gue.." Kata Fu Shui dengan panik.

Ia melompat dari satu batang pohon yang sudah terpotong ke batang lainnya, sesekali ia melakukan tangkisan dan tepisan dengan senjata miliknya ketika satu Mayat Hidup Zhoulao tiba-tiba berpapasan dengan Fu Shui dan sudah siap dengan serangannya.

"Fu, coba memutar kita kembali pada Chencheng." Kata Yatima.

Fu Shui mengangguk, nafasnya ia coba lakukan yang terbaik untuk dapat stabil saat berlari. Masalahnya jumlah mayat hidup Zhoulao terlalu banyak dan Fu Shui meskipun mempunyai kekuatan besar, ia tetap tidak bisa mengaturnya dengan baik, satu kekuatan mata juga menguras tenaganya.

"Sial, sial, sial." Kata Fu Shui ketika jalur menuju Chencheng dihalangi oleh Mayat Hidup Zhoulao.

Dalam kondisi genting saat ini mau tidak mau ia harus meninggalkan Chencheng dan lanjut menuju lokasi Tianzhi, ada tinggal beberapa meter lagi. Fu Shui langsung berbalik dan langsung beraksi dengan apa yang ia pikirkan, ia fokus berlari dan menghindar.

Fu Shui menjadi siaga ketika ada lima orang dengan tampang kumuh berterial tembak, Fu Shui mengira dirinya yang akan ditembak, di serang dari dua arah mengambil kesempatan dalam kesempitan, namun ia malah melihat anak-anak panah menyerbu para Mayat Hidup Prajurit Zhoulao dan empat diantaranya mengenai gentong yang sepertinya sudah di rencanakan, gentong tersebut meledak mengeluarkan zat peledak juga energi Qi yang di dinginkan, membuat para mayat hidup yang mengejar Fu Shui membeku dan pecah secara langsung karena ledakan.

Ketika Fu Shui dengan nafas berat sampai di tempat lima orang berpakaian kumuh menyelamatkan nyawa Fu Shui, ia malah di todong dengan senjata musket dari satu orang wanita yang terlihat seperti pemimpin mereka.

"Jangan kira kami menyelamatkan mu, kami hanya tidak ingin makhluk kotor itu masuk ke wilayah kami karena dirimu.. Sekarang aku tanya kamu siapa, aku tidak akan segan walau kamu terlihat seperti anak berusia 11 tahun. " Wanita tersebut menghardik Fu Shui yang sudah lemah tidak berdaya.

Fu Shui mengangkat kedua tangannya, ia benar merasa pusing karena masalah silih berganti.

"Na-namaku, Fu Shui.. Aku... Aghh!!."

Fu Shui meringis kesakitan disaat salah satu orang berpakaian kumuh menendang pinggang Fu Shui yang membuat Fu Shui terjatuh dan berlutut.

"Cukup, aku sudah paham. Kau disini untuk mencuri persediaan kami kan? Apa ini, hasil rampasan dari kelompok tak berdaya lainnya?." Kata wanita itu.

Ia merogoh tas yang memiliki aroma obat dan makanan juga minuman didalamnya. Lalu wanita tersebut menemukan secarik kertas yang berisikan tulisan yang kemudian raut wajah seram wanita itu berubah menjadi rasa bersalah dan satu tangannya ia menutupi wajahnya karena malu sambil menggelengkan kepala.

"Lepaskan anak itu, Chun Wa, ternyata dia kiriman Kai." Perintah wanita tersebut dan langsung menolong Fu Shui berdiri kembali.

"Maaf.. Maaf harusnya aku mendengarkan mu, aku terlalu banyak pikiran sampai-sampai buta akan keadaan." Ucap wanita itu dengan parau.

Dengan satu perintah melalui isyarat tangan, orang yang bernama Chun Wa mengangguk dan mengajak empat kawanannya untuk meninggalkan mereka berdua tentu saja Chun Wa mengambil persediaan yang di antarkan oleh Fu Shui.

"Sekali lagi maaf dan terimakasih sudah mau mengantarkan persediaannya, nona Fu... Ah, namaku Hu Tianzhi dan di seberang sana adalah wilayah kemah ku dan orang-orang ku." Jelas Wanita tersebut.

Fu Shui yang sempat diperlakukan jahat oleh Tianzhi kemudian di giring menuju kemah Tianzhi, disana Fu Shui mendapatkan perawatan utama sebagai permintaan maaf sekali lagi karena memukul anak kecil berusia remaja seperti Fu Shui tanpa ragu bahkan wanita yang bernama Hu Tianzhi ini mentraktir Fu Shui untuk makan bersamanya.

-Bersambung-