2 Awal Pertemuan

Diego menyempatkan diri sejenak menatap layar tab, untuk mempelajari materi yang akan disampaikan dalam meeting setelah makan siang nanti. Ia sengaja memilih waktu setelah makan siang karena dari pagi, dia ada jadwal bertemu dengan klien.

Tab dalam genggaman segera ia letakkan di meja, saat ponsel di saku celananya berdering dan bergetar. Diego bangkit dari duduknya, kemudian merogoh saku celana samping. Ia menatap layar ponsel yang masih berdering itu.

"Halo. Iya, Ma," sapa Diego saat mengangkat panggilan telepon yang ternyata dari Merry.

"Mama harap nanti kamu pulang, ikut makan malam di rumah. Ada yang ingin Mama kenalkan padamu," sahut sang ibu di seberang sana.

"Aduh, Ma, aku sibuk banget hari ini. Kemungkinan akan pulang sedikit larut. Mau dikenalkan sama siapa, sih, Ma?" tolak Diego dengan terpaksa.

"Ada pengasuh baru Alice, Mama ingin kamu menyambutnya, sekalian makan malam bersama," balas sang ibu kemudian.

"Aku gak salah dengar, kan, Ma? Kalau hanya seorang pengasuh, bukankah ada Kathy, Ma? Apakah dia udah pergi lagi dari rumah sehingga Mama memintaku untuk menyambutnya? Gak penting juga kali, Ma. Lagian, kalo gak ada Kathy, Mama juga bisa, kan?" ujar Diego sambil menggeleng pelan. Ia tak habis pikir dengan ibunya, yang bisa-bisanya mengganggu hanya dengan seorang pengasuh baru.

"Bukan. Bukan begitu maksud, Mama. Mama gak bisa jelaskan di telepon. Pokoknya kamu harus makan malam di rumah. Mama tunggu!" ujar sang ibu penuh penekanan dari seberang sana. Sesaat kemudian panggilan di ujung telepon itu terputus begitu saja.

"Dasar, Mama!" gumam Diego yang sadar jika perintah ibunya tidak bisa diganggu gugat.

Diego segera memasukkan ponselnya lagi ke saku celana. Ia lantas kembali duduk dan meraih tab yang tadi ia letakkan di meja.

"Tuan, boleh saya masuk?" Suara Samuel yang diiringi ketukan pintu terdengar jelas oleh Diego.

"Masuklah!" sahut Diego kemudian.

Diego menatap lurus ke arah pintu dan mendapati asisten pribadinya telah menggenggam setumpuk berkas.

"Tuan, mau makan siang di luar atau saya pesankan?" tanya Samuel saat waktu menunjukkan jika segera memasuki jam makan siang.

"Pesankan saja, biar aku makan di sini," sahut Diego yang kembali menatap tab dalam genggaman.

"Baiklah, Tuan. Menu makan siang apa yang Tuan inginkan?"

"Kali ini, aku pengen nasi padang, Sam."

"Baiklah, Tuan."

Samuel segera meletakkan setumpuk berkas di atas meja, kemudian melangkah keluar ruangan.

***

Diego akhirnya memenuhi permintaan ibunya untuk makan malam bersama di rumah. Bahkan, saking menginginkan dirinya untuk pulang ke rumah agar ikut menyambut pengasuh baru bagi anaknya, sang ibu meneleponnya berulang kali.

"Tuan langsung pulang ke apartemen atau mampir ke mana dulu, Tuan?" tanya Samuel begitu kendaraan yang dikemudikannya keluar dari kawasan perkantoran menuju jalan raya.

"Kita mampir ke supermarket sebentar untuk membeli mainan dan cokelat untuk Alice, aku mau pulang untuk makan malam di rumah," sahut Diego sambil pandangannya mengarah ke luar jendela mobil.

"Baik, Tuan."

Kendaraan roda empat itu kemudian melaju menembus jalanan kota yang lumayan padat. Namun, untuk menghindari kemacetan, Samuel lantas mencari alternatif jalan lain meskipun harus berputar-putar. Begitu melihat supermarket di pinggir jalan yang dilewati, Diego meminta berhenti.

"Biar aku turun sendiri saja, kamu tunggu di sini. Aku cuma sebentar," titah Diego.

Diego bergegas turun dari mobil dan melangkah masuk supermarket. Ia langsung menuju ke rak mainan terlebih dahulu untuk mengambil sebuah boneka "Hello Kitty" yang berukuran lumayan besar. Usai mengambil boneka tersebut, Diego lantas menghampiri rak makanan yang menyajikan makanan cokelat berbagai bentuk. Laki-laki itu teringat jika buah hatinya suka sekali dengan cokelat batangan bertabur kacang almond.

Usai menyodorkan dua lembar uang pecahan ratusan ribu kepada petugas kasir dan menolak uang kembalian, Diego melangkah keluar dari supermarket dengan boneka berwarna pink dalam dekapan menuju mobil.

Samuel siap melajukan kendaraan yang dikemudikannya menuju kediaman mewah atasannya tersebut. Diego menyandarkan punggung dan kepalanya di bahu jok saat teringat Kathy. Istrinya itu tidak bisa akur setiap bertemu dengan dirinya. Sikap Kathy yang arogan, egois dan ingin menang sendiri membuat Diego enggan bertemu. Namun, kali ini ia terpaksa bertemu karena istrinya tersebut juga sedang berada di rumah.

Tak terasa mobil yang ditumpangi Diego telah memasuki pintu gerbang rumah miliknya yang begitu luas dan mewah itu. Begitu tiba di halaman, Samuel bergegas turun dan membukakan pintu mobil untuk atasannya tersebut.

Diego melangkah masuk rumah dan langsung menuju ruang makan. Laki-laki yang masih berpenampilan rapi, menyisakan kemeja untuk membalut tubuh bagian atasnya itu segera duduk. Semua telah berada di ruang makan tak terkecuali pengasuh baru bagi anaknya itu.

"Sebelum kita makan malam bersama, kenalkan dirimu pada Tuan Diego, Natasha," ucap Merry sambil tersenyum.

Kathy yang duduk di samping Diego mencebik dan melengos sebentar. Ia merasa tidak suka dengan sikap ibu mertuanya yang terkesan lebay itu.

"Perkenalkan, Tuan. Nama saya Natasha, biasa dipanggil Sasha. Di sini, saya akan berkerja sebagai pengasuh Nona Kecil yang baru. Ijinkan saya bekerja di sini, Tuan. Terima kasih, sebelumnya," ujar Natasha yang berdiri sambil menangkupkan kedua tangan di depan dadanya.

Natasha menatap sekilas Diego yang justru menatapnya lekat dengan tatapan tajam yang sulit diartikan. Batin Diego tiba-tiba berdegup tidak normal saat pikirannya merasa dejavu pada seseorang saat menatap Natasha. Sementara, sang istri yang duduk di sebelahnya merasa heran, karena Diego menatap gadis itu begitu lama tanpa memberikan pernyataan apapun usai Natasha memperkenalkan diri.

"Kok, malah bengong gitu sih, Sayang?" tegur Kathy kepada Diego.

"Oh, i-iya, maaf. Selamat datang, semoga kamu betah dalam mengasuh anak saya. Mau tinggal di rumah ini juga, kan? Karena syarat menjadi pengasuh anak saya harus mau tinggal di sini," tanya Diego kemudian.

"Itu udah Mama jelaskan di awal. Iya, kan, Natasha?" tanya Merry menanggapi ucapan Diego.

"Iya, Nyonya," sahut Natasha kemudian.

Diego manggut-manggut sambil tersenyum ramah. Laki-laki itu kemudian meminta Natasha untuk duduk kembali. Makan malam pun kemudian dimulai.

Saat makan malam sedang berlangsung, Diego diam-diam mencuri pandang kepada Natasha. Gerak-gerik Diego tersebut terus diperhatikan Kathy yang duduk di sebelahnya. Kathy merasa kesal karena batinnya menangkap gelagat Diego yang sepertinya tertarik kepada pengasuh baru bagi anaknya tersebut.

'Kenapa wajah gadis itu mirip dengan dia?' Batin Diego bertanya-tanya saat ia selesai dengan suapan terakhirnya.

"Sudah selesai makannya, kan, Sayang? Aku ingin bicara denganmu. Jadi, aku harap kamu menginap di sini malam ini," bisik Kathy yang telah beranjak dari duduknya lebih dulu. Wanita yang berpenampilan glamor itu tanpa sungkan merangkul Diego yang masih duduk, meskipun di depan ibu mertuanya dan Natasha.

avataravatar
Next chapter