webnovel

〜Kampung Halaman

"Kakiku..."

"Lukanya benar benar serius."

"Kami tak bisa melakukan apapun lagi."

.....

"Kakinya terpaksa harus di amputasi!"

〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜

Bandara Intenasional Kansai, Osaka.

Seorang pemuda yang berumur sekitar 16 atau 17 tahun berjalan menggunakan tongkat kruk yang terbuat dari kayu yang di pernis sehingga terlihat mengkilap. Jika di perhatikan lebih detail maka kau akan melihat kalau mulai dari setengah bagian betis kirinya hingga ke bawah sudah tidak ada lagi.

"Ryuuji! hati hatilah saat kau berjalan!"

Kagamiya Ryuuji, itulah nama pemuda dengan tongkat kaki tersebut. Orang dibelakang yang berbicara ke arahnya adalah ibunya, Kagamiya Mitsuba. Sedangkan di samping ibunya adalah ayahnya, Kagamiya Hiroto.

"Iya bu"

Ryuuji berjalan dengan antusias sambil melihat lihat sekitar.

3 tahun yang lalu, dia terpaksa harus meninggalkan Jepang karena sebuah insiden yang mengakibatkan kaki kirinya harus di amputasi dan menjadi seperti sekarang. Namun sekarang dia kembali, ke negara dimana dia dilahirkan dan di besarkan sebelumnya.

"Periksalah barang barang milikmu! Kita akan mengurus beberapa hal penting setelah ini." Ayah Ryuuji memperingatinya.

"Kupikir semuanya sudah lengkap.... ah-"

Ryuuji memeriksa barang bawaannya. Kebanyakan berada di dalam koper tapi dia tidak dapat membawanya jadi itu dibawa orang tuanya, akhirnya dia hanya memeriksa saku celana dan penampilannya saja. Ketika dia sibuk meraba raba saku celananya dengan kedua tangannya, tanpa sengaja itu membuat tongkat yang ada di tangan kanannya menjadi sedikit goyah dan dia mendapati posisinya akan jatuh. Namun, sebelum dia benar benar akan terjatuh ibunya dengan sigap menangkapnya supaya tidak jatuh.

"Ayolah, bukankah aku sudah bilang padamu untuk berhati hati?" (Mitsuba)

"Ah... ya, makasih bu, itu tadi hampir saja." (Ryuuji)

Ryuuji menghela nafas lega.

"Kalau begitu kita pergi sekarang? Kita masih punya beberapa hal yang harus kita urus untuk saat ini." (Hiroto)

"Kurasa kau benar." (Mitsuba)

"Baiklah." (Ryuuji)

Dengan itu mereka pergi mengurus beberapa hal mengenai kependudukannya di jepang dan yang lain.

〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜

Setelah selesai mengurus urusan mereka.

"Ini hampir tidak berubah sejak terakhir kita melihatnya."

Ryuuji, ayahnya serta ibunya berdiri di depan sebuah rumah yang memiliki ukuran rata rata dengan 2 lantai. Di depannya juga ada gerbang berwarna hitam dengan bagian depannya tertulis kata Kagamiya dan disekitarnya juga ada sebuah halaman kecil dengan banyak rumput ilalang yang tumbuh di sana menandakan kalau ini sudah tidak diurus untuk beberapa waktu.

Ini adalah rumah kediaman Ryuuji sebelum dia dan orang taunya meninggalkan jepang. Ada banyak kenangan padanya sehingga ini membawa perasaan tersendiri bagi Ryuuji.

Ayahnya mengeluarkan banyak kunci yang dijadikan satu menggunakan gantungan kunci dengan motif apel dari sakunya.

Ketiga gerbang mulai di buka, itu menimbulkan bunyi yang sedikit memekakkan telinga. Begitu pula dengan pintu rumahnya, itu berderak ketika di buka.

Kondisi bagian dalam rumah sudah hampir semua tertutupi oleh debu.

"Sepertinya kita harus membersihkannya terlebih dahulu." (Hiroto)

"Ayah benar, Setidaknya kita harus membersihkan kamar yang akan kita tempati masing masing nanti." (Ryuuji)

Dengan begitu, walau dengan sedikit rasa lelah setelah bepergian mereka mulai membersihkan bagian dalam rumah tersebut. Lantai disapu dan debu di meja serta di beberapa tempat juga di bersihkan. Ryuuji tidak dapat terlalu banyak membantu kali ini dikarenakan kondisinya, tapi setidaknya dia dapat mengelap meja atau perabotan lain di rumah untuk membantu.

"Phew, untuk sekarang ini sudah cukup bersih" (Hiroto)

"Kalau begitu Ryuuji, Apakah kau masih ingin memakai kamar di lantai atas? Kami tahu kalau kau sedikit tidak senang menggunakan tangga karna kondisimu."(Mitsuba)

"Yah, mungkin memang membutuhkan usaha lebih untuk melewatinya, tapi menurutku itu juga tidak buruk." (Ryuuji)

Karena Ryuuji tak mempermasalahkannya lebih jauh, orang tuanya hanya akan diam tentang hal itu.

Akhirnya, diputuskan kalau kamar yang akan mereka tempati sama seperti sebelumnya. Yaitu Ryuuji di salah satu kamar atas dan orang tuanya akan mengambil kamar bawah yang lebih luas.

Tangga sudah merupakan suatu masalah bagi Ryuuji. Itu karena kondisinya yang hanya memiliki satu kaki akan sedikit kesulitan karenanya. Tapi karena dia sudah mengklaim kamar di atas, dia tak dalat mengubah pilihannya lagi, ada juga beberapa alasan lain dia memilih kamar tersebut walau dengan rintangan untuk sampai kesana seperti kenangan dan mungkin karena dia sudah terbiasa menetap di kamar itu sebelumnya.

〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜〜

Sesi bersih bersih akhirnya selesai. Sebelumnya mereka tiba di rumah pada siang hari tadi dan saat ini hari sudah gelap.

Setelah melakukan makan malam dengan masakan rumahan khas kampung halaman, Ryuuji disuruh menemui kedua orang tuanya di ruang keluarga.

Ruang itu masih kosong tanpa perabot sama sekali, dan kedua orang tua Ryuuji duduk di lantai ruangan itu. Di depan mereka ada sebuah box yang isinya tidak diketahui oleh Ryuuji. Box itu sudah dibawa oleh kedua orang tuanya sejak sebelum mereka pergi meninggal kan Singapura.

Kedua orang tuanya menatap Ryuuji dengan senyum tipis di wajah masing masing dari mereka setelah Ryuuji memasuki ruangan tersebut.

"Ryuuji, kemarilah! lihat ini!" (Hiroto)

Ayah Ryuuji menyerahkan box yang ada padanya ke Ryuuji.

"Ini..." (Ryuuji)

Ryuuji membuka box yang sebelumnya di berikan kepadanya. Sebuah kaki palsu adalah benda yang ada di dalam box tersebut.

"Kami dengar hubunganmu dengan teman sekolahmu sebelumnya menjadi sedikit kurang baik karena kondisimu, jadi kami ingin memberikan kau hadiah ini ketika kita sudah kembali. Maaf karena keegoisan kami, sebenarnya paket ini sudah sampai ketika kita masih di Singapura, tapi kami ingin kau menggunakannya pertama kali di Jepang." (Mitsuba)

"Cobalah kau pakai itu! aku ingin tahu apakah itu cocok denganmu?" (Hiroto)

"Ya" (Ryuuji)

Ryuuji mulai memasangkan kaki palsu itu ke kaki kirinya yang tidak lengkap. Dia dengan hati hati memasangnya dan akhirnya memiliki hasil yang baik. Itu sangat cocok dengan kakinya saat ini, tidak terlalu besar ataupun tidak terlalu kecil. Orang tuanya mulai tersenyum melihat itu.

Ryuuji mulai mencoba berdiri menggunakan kaki palsu barunya. Tongkat kruk dia letakkan di lantai dan sedikit demi sedikit dengan kakinya yang bergetar mulai menggerakkan tubuhnya keatas hingga dia berada pada posisi berdiri.

Tampak senyuman di wajah Ryuuji, dengan kaki kirinya yang bergetar dia menyempurnakan posisi tubuhnya saat berdiri hingga beberapa saat dia langsung duduk dengan pantatnya yang menyentuh lantai pertama kali.

"Sepertinya aku harus membiasakan diri terlebih dahulu." (Ryuuji)

Setelah beberapa saat duduk beristirahat, Ryuuji mulai mencoba berdiri kembali dan akhirnya juga terduduk dengan pantatnya yang menyentuh lantai terlebih dahulu.

Kejadian itu terus berulang, lagi dan lagi, sampai membuat kedua orang tuanya sedikit khawatir. Namun usaha tak mengkhianati hasil, kini dia sudah mulai terbiasa, kaki yang sejak tadi gemetar setiap kali berdiri sekarang tidak lagi sama.

Sekarang dia mencoba untuk menggerakkan kakinya ke depan. Dia tidak dengan gegabah melakukannya begitu saja, melainkan dia juga memegang tongkat miliknya dan menggunakan kaki palsunya untuk mulai melangkah dan tongkatnya untuk antisipasi jika dia nantinya akan jatuh.

Dalam hal ini dia mungkin dapat melangkahkan kakinya satu kali tanpa menggunakan alat bantu, namun dia masih tak bisa menjaga keseimbangan saat akan mengambil langkah selanjutnya.

Akhirnya, orang tuanya menyuruhnya untuk berhenti dan beristirahat untuk hari ini lalu menyuruhnya untuk tidur.

Seperti yang diperkirakan, Ryuuji harus memberikan usaha untuk naik ke lantai atas menuju kamarnya. Akhirnya dia dibantu berjalan oleh ayahnya hingga kamar miliknya.

Terima Kasih

〜LicL071