17 Merasa Aman

Mencari teman hidup bukan hanya harta, tahta, dan tampang. Tapi, tentang seseorang yang mau terus bersamamu sampai ajal menjemputnya. Kita lupa bahwa sebenarnya berkomitmen itu tentang berkomunikasi. Apapun masalahnya jika dibicarakan baik-baik dan berkata jujur maka waktu yang akan menyelesaikan masalah tersebut.

Jatuh cinta adalah anugerah, setiap orang mesti selalu mengalami fase mencintai dan dicintai. Pertama, kau kenal temannya

kemudian kau juga akan mengenal keluarganya.

"Onad" Tukas Bunda dengan sapu di tangan kanan dan cikrak di tangan kiri, "Ini banyak banget pasir"

"Hah?"

"Bunga nanti sepulang sekolah suruh main kerumah, ini ada oleh-oleh untuknya"

Lalu, aku mencoba menghubungi Bunga.

Mengambil Smartphone di saku, "Halo assalamualaikum dengan Superman Jalanan?"

"Waalaikumsayang, eh salam" Jawabnya

"Disuruh bunda kerumah pulang sekolah"

"Ngapain?"

"Gatau" Jawabku dingin dan Smartphone ku direbut Bunda, "Iyaa nanti dateng kerumah ya ini ada sedikit oleh-oleh"

"Eh iya bunda jadi ngerepotin"

"Enggak, nanti biar di jemput Onad ya" Aku mengambil Smartphoneku dan mematikan telfonnya.

"Gue berangkat dulu" Aku memasang wajah datar

"Iyaa, hati-hati di jalan ya" Tukas Bunda

Aku sengaja melewati rute yang biasanya Bunga lalui menuju sekolah. Siapa tau bisa ketemu Bunga, kalaupun nggak ketemu yaudah nasib berkata lain. Bicara mengenai nasib, aku selalu saja tidak kebetulan bertemu dengannya. Pertama ketika jogging, lalu bertemu ketika Andre menabraknya. Apakah kali ini nasib baik berpihak kepada kami berdua? Jawabannya adalah iya. Karena, aku melihat sosok Superman Jalanan di depan halte.

"Hai cantik" Tukasku yang tidak pandai menggombal

"Semua perempuan cantik, dan laki-laki tampan" Jawabnya dingin

Aku menunjuk ke pengamen di lampu merah, "Kalo yang itu tampan juga?"

"Iyalah"

"Yaudah kalo lu jadian sama dia mau? Kan lu yang bilang tampan" Jawabku ngeledek dan tertawa

"Nad. Tampan bukan hanya soal rupa, tetapi juga hati yang baik"

"Gue baik"

"Iya sih lu baik, tapiiii nyebelin juga"

"Bun. Baik merupakan sifat, tetapi kalo nyebelin itu emang di sengaja" Jawabku membalas ceramahannya

"Yaudah kalo emang lu baik nggak akan tega ninggalin gue di sini"

"Cepett naik"

"Pulangnya juga lu jemput ya. Gue disuruh bunda kesana"

"Iya bawel" Jawabku dingin, "Sudah?"

"Nad jangan ngebut ya gue takut pagi hari banyak orang di jalanan"

"Pegangan aja"

"Modus"

"Yaudah gue gak mau tanggung jawab kalo terjadi sesuatu" Ini merupakan modus cowok supaya bisa di peluk

Dan tanpa disadari Bunga memelukku dari belakang dengan pelan-pelan. Tetapi sesampai di dekat sekolah dia melepaskannya. Mungkin, karena tidak mau di lihat oleh teman-temannya atau hal yang lainnya.

Setelah melewati pelajaran sekolah yang sangat membosankan.

Kringggg!!

Bel yang di tunggu-tunggu ribuan orang akhirnya tiba. Bel yang terasa sangat menyenangkan. Dimana proses pembelajaran sudah selesai untuk hari ini. Aku langsung bergegas menuju sekolah Bunga.

Tiba-tiba bajuku ditarik, "Mau kemana sih lu, tumben banget jarang nongol di tongkrongan" Tukas Dona

"Iyaa ayah bunda gue baru balik dari Belgium"

"Wah, gue ikut kerumah lu"

"Gak" Jawabku dingin

"Mau keluar sama Bunga?" Tanya Dona

"Mungkin" Dan obrolan kami berdua terhenti sampai di sini saja. Dona langsung ke arah montornya dan bergegas pulang.

Pukul setengah 4 sore aku sampai di depan sekolah Bunga. Dia duduk di pojokkan, sendirian. Bunga sudah keluar dari sekolahnha sejak pukul setengah 3 dan aku pulang jam 3 lebih 15. Menungguku selama kurang lebih 1 jam, tetapi ia tetap menungguku. Karena, dia yakin aku bakalan datang untuk menjemput katanya.

"Ya allah gue udah lama di sini, liat udah pada sepi" Tukas Bunga dengan wajah murung, dan tidak ada semangatnya

Aku sambil memegang rambutnya, "Maaf ya, aku kan pulangnya jam 3 lebih"

Bunga kembali semringah setelah aku memegang rambutnya dan meminta maaf, "Yaudah gapapa ayuk ke rumah. Sudah ditungguin bunda mestinya"

Wajahnya yang terlihat imut membuatku meleleh, "Naik"

"Siap bos"

Aku baru saja mengenalnya tapi rasa-rasanya sudah setahun lebih kami kenal. Aku akui dia memang cantik rupa dan cantik hati.

Di rumah Bunda dan Kak Rain sudah menyiapkan kejutan untuk kedatangan kami berdua. Entah dalam rangka apa kejutannya. Aku yang sama sekali tidak menyukai kejutan dalam bentuk apapun kali ini hanya bisa terdiam di jok motor, begitupun Bunga dia sampai melongo melihat apa yang terjadi. Di sana ada tulisan "Happy Birthday Onadio ke 19" dan banyak balon yang di gantung ditambah Bunda yang membawa kue, Ayah yang membawa kado, Kak Rain hanya bertepuk tangan. Bahkan hari ulang tahunku saja aku melupakannya ya karena emang sebelum-sebelumnya tidak pernah di rayain kayak gini.

"Nad lu ternyata ulang tahun ya, sudah mau kepala dua juga" Bisik Bunga dan memukulku berkali-kali, "Lu kok gak bilang gue sih, kalo gini kan gue gak bawa kado buat lu"

"Gak usah, lu ada di sini gue udah seneng"

Tiup lilinnya tiup lilinnya semua orang menyanyikan dengan tepuk tangan dari Bunga dan Kak Rain. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain meniup lilin kue tersebut. Ya kali kalo gue kabur nggak enak sama Bunga. Nanti dikira orang yang anti sosial.

"Kue pertama untuk siapaa nih" Tukas Kak Rain.

"Untuk semua" Jawabku dingin

Tiba-tiba Bunda mengeluarkan air matanya, "Maafin bunda sama ayah ya tidak pernah membuat kejutan untukmu. Bunda sebenarnya ingat hari ulang tahunmu makanya bunda sempetin pulang dari Belgium untuk merayakannya"

Bunda, Ayah dan Kak Rain memelukku, Bunga hanya bisa terdiam melihat kejadian itu. Dia terharu dengan apa yang Bunda berikan.

"Sudah sekarang makan kuenya terus Bunda sudah masak buat makan malem" Tukas Ayah yang membubarkan pelukkan kali ini, sudah seperti Teletubbis.

"Bunga makan malem di sini sekalian ya, Bunda ada oleh-oleh buat kamu juga"

"Iya Bunda"

"Dia lagi diet bun, jadi gak mau makan" Jawabku

"Enggakk, buat apa diet. Malah kayak orang kurang gizi"

Setelah semua kue terpotong, semua menikmati kue yang berlumuran coklat dan di hias cerry di atasnya. Terlihat sederhana tetapi rasanya juara. Kata Bunda jangan putuskan dulu dari bentuk luarnya, sebelum memeriksa rasa yang ada di dalamnya. Ahh Bunda memang paham segalanya

Bunda hari ini memasak, nasi kuning, ayam bumbu cabe hijau, perkedel, telur gulung, dan mie goreng.

Adzan maghrib berkumandang. Lalu kami semua melaksanakan sholat berjamaah, yang menjadi imam adalah Ayah. Dan setelah melaksanakan kewajiban tanpa pikir panjang kami langsung menyantap hidangan yang sudah di siapkan di meja makan. Kami makan pun juga berjamaah.

Bunda memberi oleh-oleh Sweater kepada Bunga. Padahal niat Bunda membelikan untuk Kak Rain, tetapi dia menolaknya lantaran warna yang terlalu gelap baginya. Warna abu-abu bercampur hitam dengan desain Landmark dari Negara Belgium yaitu Wondermondo.

"Ini ya oleh-olehnya" Tukas Bunda dan memberikan sweater berbungkus plastik yang rapi.

"Iya Bunda makasih banyak yaa"

"Dicoba sekalian pas atau nggak itu" Jawabku

Bunga membuka plastik dan langsung memakainya, "Pas, aku sukaa warnanya. Makasih Bunda"

"Iya sama-sama. Sering-sering kesini biar rame rumah" Ujar Ayah

Aku akan menemanimu.

Aku akan menemanimu meski harus mengorbankan waktuku.

Aku akan menemanimu, saat kau merasa lemah dan tak berguna.

Aku akan menemanimu ketika tugas sekolahmu terlalu banyak.

Aku akan menemanimu ketika semua orang tak menganggapmu ada.

Aku akan menemanimu ketika kau stres dengan tugas sekolah.

Aku akan menemanimu saat kau sedih dan penuh emosi.

Aku akan menemanimu saat bahagia dan senyummu sampai lebar.

Karena, aku tak pernah salah mencintaimu. Jadi, akan kulakukan semuanya dengan totalitas bukan yang hanya setengah-setengah.

avataravatar
Next chapter