1 Ace Intelejensi

Dia adalah teman Adam yang melalui latihan intelejensi negara bersama dia adalah teman seperjuangan adam yang melalui banyak rintangan dan bahaya bersama dalam meringkus kejahatan.

Langit gelap dan angin kencang berhembus.

di sebuah tanah lapang tanpa penghuni

di mata adam sekarang dia adalah seorang pengkhianat negara.

Adam menodongkan pistolnya ke arah Ivan agent intelejensi negara yang terbukti baru saja mengkhianati negara.

"Huft....hufttt..hufftt..." nafas Ivan yang terenggah-enggah lelah di depan Adam.

"KENAPA KAMU MENGKHIANATI NEGARA INI?" tanya Adam berteriak

Tangannya gemetaran menodong Ivan nafasnya terenggah-enggah sama seperti ivan.

mereka berdua saling menatap satu sama lain melihat sosok yang dulunya adalah seorang kawan seorang sahabat yang saling mempertaruhkan nyawa untuk melindungi satu sama lain, seseorang dengan tujuan yang sama yaitu memberantas kejahatan dan mengubah indonesia menjadi lebih baik.

"KENAPA" teriak Adam sekali lagi dengan ekspresi wajah kecewa, sedih, marah dan frustrasi yang bercampur.

wajah ivan terlihat hollow atau dia sudah tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi sebuah ekspresi orang yang sudah menyerah atau orang yang sudah siap menerima kematiannya.

"Aku bekerja untuk negara ini mati-matian menyerahkan segala jiwa dan waktu yang kupunya untuk menangkap para bajingan-bajingan tetapi untuk apa paling lama satu tahun lalu mereka semua dilepaskan kembali dan tidak hanya itu saat kita badan intelegensi negara mempertahankan rahasia negara demi kedaulatan negara tapi apa yang dilakukan para pengusaha? dengan mudahnya mereka membocorkan rahasia negara kita ke negara lain demi uang, apa yang dilakukan para politisi? mereka hanya diam duduk di rumah besar mereka" ucap Ivan dengan suara geram.

"Tapi apa yang kau lakukan sekarang adalah salah ini hanya akan memperburuk cirtra indonesia, kita harus bersabar dan merundingkannya" ucap Adam.

"Yang aku lakukan salah? aku membunuh pengkhianat negara yang sebenarnya koruptor yang mensuap koruptor lain dengan uang korupsi, apa lagi yang kita perlu rundingkan lagi? hukum tidak bisa menghukum mereka" ucap Ivan.

"Angkat tanganmu Ivan, berikan koper itu" ucap Adam.

"Aku tau adam kau adalah orang yang baik dan kau tidak akan melawan perintah" ucap Ivan lalu dengan cepat dia meraih kantung belakangnya.

"dor"

"dor"

dua suara tembakan yang hampir bersamaan.

Tembakan Ivan meleset peluru dari pistol Adam mengenai jantungnya terlebih dahulu.

Badang ivan terjatuh dan darah mengalir dari lubang tepat di dadanya..

"Tik..tik..tik.....tik" langit hujan mulai turun.

"AAAAAAAAAA....." Teriak Adam sekeras dia bisa.

Tidak hanya koper yang Adam bawa kembali ke markas besar tetapi juga mayat Ivan yang sudah dingin.

Semua orang terkejut dan merinding melihat itu.

Pak darmawan kepala inspektur intelegensi negara memegang pundak Adam dengan wajah sedih dia tau bahwa adam adalah teman baik Ivan dan dia juga tau bahwa hari ini Badan intelgensi negara baru saja merengut nyawa seorang sahabatnya demi kedaulatan indonesia.

"Adam kamu boleh ambil cuti panjang kalau kamu mau" ucap Pak darmawan

"Tidak pak saya ingin lanjut bekerja" ucapnya dengan ekspresi datar.

Ivan dikuburkan di suatu pemakaman di jakarta.

seluruh keluarganya diberitahu bahwa dia adalah seorang agent intelejensi negara yang mati secara terhormat.

Adam menerima Misi baru yaitu untuk mengejar sebuah Mafia yang terbukti bersalah dan mencoba untuk kabur dari indonesia mereka sudah membunuh beberapa polisi karena itu badan intelejensi negara melebel mereka sebagai organisasi kriminal berbahaya yang ada di indonesia.

berpakian rapi tetapi penuh senjata tersembunyi di dalam setiap pakaiannya bersama dengan rekan-rekan intel lain dia siap menyergap sarang organisasi mafia ini.

"siap?" tanya adam.

mereka mengganguk.

"priak" mereka memecah jendela belakang lalu membuka selot jendela.

Masuk dari jendela mereka berpencar menjadi dua tim mengendap-endap mengeledah rumah yang sangat besar ini.

"hei" ucap seseorang yang menyadari adam sait itu adam dengan cepat mengambil pisau dia sabuknya lalu meleparkannya tepat dikepala orang itu.

"Shhh.." bisik adam sambil membuat gesture menaruh telunjuknya ke bibir.

dia berjalan melewati mayat orang yang baru saja dia bunuh tetapi sebelumnya dia mengambil kembali pisaunya yang tertancap di tubuh orang itu.

dia menggeleda setiap ruangan di rumah besar itu.

dimana dia terkejut saat mereka menemukan banyak sekali pemakai narkoba di setiap ruang yang mereka geledah, mereka semua diposisi setengah sadar mata mereka terlihat melayang-layang.

"Bajingan" ucap adam.

"Dorr....dor..dor" suara tembakan dari kejauhan.

"aaaaaaaa....mama..mama..mama" ucap seorang pria pemakai yang langsung histeris dan berlaku aneh.

dia langsung merangkak seperi hewan datang meraih kaki ivan.

"mama..tolong...tolongg....tolonggg" ucapnya sambil meringik.

adam menarik kakinya lalu menendang kepala orang itu.

"cepat" ucapnya lalu keluar dari ruangan itu berlari kearah suara tembakan.

kelihatannya mereka telah sadar bahwa mereka sedang disusupi, mendegar dari suara tembakan kemungkinan besar itu bukan dari agent itelejensi karena setiap pistol agent intelejensi memakai supressor di pistol mereka masing-masing.

di depan mereka tiba-tiba muncul banyak orang yang siap untuk membunuh mereka.

agen yang bersama adam mulai menembak mencover adam dari belakang sedangkan adam terus berlari maju.

dengan presisi dan tangan yang gesit adam membidik target di depannya.

"dor..dor" tepat di kepala dua orang tertambak peluru dari pistol adam.

Semakin banyak orang yang datang mengejar mereka yang membuat mereka harus mengambil posisi bertahan dengan bersembunyi di balik tembok.

"cover" ucap adam

adam menekuk bagian bawah celannya yang terbuat dari kain sutra.

di bagian mata kakinya terikat sebuah flash granade yang berukuran ukuran kecil.

Adam mengambil Flash granade itu lalu melemparkan pada kerumunan yang mengejar mereka.

"pinggg..." suara ledakan flash granade.

saat itu juga Adam sendirian maju dan secara jitu menembak semua orang yang terbutakan oleh flash granade.

tujuh orang ternetralisir beberapa dari mereka membawa senjata laras panjang model assault rifle.

"Ambil senjata mereka" ucap adam memerintahkan agent intelejensi lain.

"apa kita boleh menggunakan senapan ini kemungkinan besar ini semua adalah senjata selundupan dan illegal" ucap salah satu agent.

"tak apa kita melakukan ini untuk melindungi diri kita" jawab adam dengan tatapan tajamnya.

"Dor...dor..dor" suara tembakan dari tempat lain.

"ayo cepat" ucap adam.

mereka kembali mengendap-endap tetapi berjalan dengan lebih cepat.

ada tiga member organisasi mafia yang menembak secara tidak beraturan.

saat itu juga dari belakang mereka tiba-tiba adam dan intelejensi lain menarik mereka dan menggorok mereka dengan pisau.

dengan ini semua ancaman ternetralisir.

adam melihat badan mayat para kriminal dan agen intelejensi lain yang mati darah mewarnai lantai bau busuk mengisi seluruh ruangan adam yang berdiri disana bagaikan lukisan horror di era renaissance.

organisasi mafia ini menolak jalur hukum dan mencoba berlari dari prosedur hukum tidak hanya itu mereka juga terus melanjutkan aktivitas kriminal mereka dalam bisnis drug dan penyelundupan senjata api illegal.

terjadinya pertumpahan darah tidak bisa dihindari lagi badan itelejensi negara dan kepolisian tau itu.

Tugasnya selesai adam kembali ke tempat tinggalnya yang diberikan oleh badan intelegensi negara.

rumah dengan arsitektur tua yang cukup besar untuk satu mobil dan yang mempunyai satu tingkat diatasnya.

rumah ini diberikan kepada adam oleh badan intelejensi negara untuk maksud sebuah penyamaran dan juga tempat perlindungan atau safehouse bagi dirinya.

dilihat dari luar rumah ini adalah rumah yang terlihat menyeramkan tetapi adam tidak peduli dengan itu.

Dia menyalakan telivisinya lalu duduk di sofanya.

berita tentang penyergepan langsung muncul dalam breaking news semua jumlah korban diberitakan tidak hanya itu semua orang pemakai disana langsung ditangkap untuk ditanyai.

badan intelgensi negara memang dapat diandalkan mereka langsung menunjukan kesuksesan mereka dalam penyergapan untuk memberi contoh bagi bandar narkoba lain untuk tidak main-main dengan indonesia.

Setelah Penyergapan Ivan dan Penyergapan Mafia pamor Adam dalam badan intelejensi negara menjadi naik.

dimata agen lain Adam adalah agent yang stoic, emotionless, cold tetapi selalu menyelesaikan misinya dengan baik, bagi atasannya adam adalah seseorang paling loyal bagi indonesia.

Pagi ini dia bangun membuat kopi hangat dan duduk di meja makannya.

sambil minum kopinya Adam mengecek pesan-pesan di hapenya.

sebuah pesan baru datang dari badan intelegensi negara.

sebuah misi baru bagi adam.

dia tersenyum dengan aneh melihat pesan itu.

tanpa alasan yang jelas adam tersenyum tetapi matanya terlihat letih dan berkaca-kaca.

Dia berganti pakaian dan menyiapkan segala sesuatu yang dia butuhkan.

Adam dengan setelan jacket bomber khaki dan kaos, celana jeans dan sneaker dibelakang celananya ada sebuah holster serta pistolnya lalu di dalam jaket bombernya ada dua saku rahasia di kanan dan kiri yang berisi magazine pistol.

Dia mengarungi jalan secara natural meski mata adam selalu mengobservasi sekitarnya setiap beberapa saat adam menoleh kebelakang untuk mengecek situasinya apakah ada yang mengikuti dirinya.

Misi kali ini untuk memancing seorang InfoBroker yang disebut Angsa Putih.

tidak ada yang tau pasti siapa orang ini tetapi baru-baru ini badan intelejensi negara mendapat informasi tentang identitas dibalik Angsa Putih.

Dia sampai di sebuah tempat di sebuah kafe bernama SwanCafe.

Adam duduk dikafe itu sendirian.

waitress datang kemejanya.

"mau pesan apa?" tanya perempuan itu.

Adam dengan tatapan tajam menatap perempuan itu.

"Angsa putih?" tanya adam dengan nada dingin.

"A-angsa putih gak ada menu Angsa putih disini" ucap Waitress itu.

"Huft" adam menghela nafas.

"aku tidak ingin membuat ini runyam jika aku memberitau identitasku kamu akan jatuh dalam masalah yang lebih besar" ucap Adam.

"M..maaf apa ya maksud anda?" sekali lagi tanya waitress itu dengan wajah bingung.

"Dengar kamu sekarang dalam bahaya dan hanya aku orang yang dapat kamu percayai sekarang" Ucap adam sambil menatap mata perempuan itu.

Perempuan itu masih dengan wajah bingung memandang adam.

tetapi mata mereka bertemu mereka saling menatap satu sama lain.

tidak lama adam menoleh kearah sekitarnya memang hanya dia dan Waitress yang ada disini tetapi adam mempunyai perasaan resah dia merasa sesuatu yang besar akan terjadi.

Dia ditugaskan untuk membawa angsa putih ke markas, tetapi adam ingin untuk melindungi Privasi dan identitas masing-masing sebelum dia berhasil benar-benar membawanya ke markas.

Tiba-tiba saja Ada dua orang yang masuk lalu menarik sebuah pistol dari dalam celana mereka.

"Dor..dor"

Adam dengan cekatan langsung mendong Waitress perempuan itu sampai terjatuh dengan tangan kirinya lalu mengambil pistol yang ada dibelakang celannya dengan tangan kananya.

"Dor" adam dengan jitu menembak dan mengenai salah satu pelaku.

pelaku yang lainnya dia berlari kearah samping sambil menembak kearah adam secara bertubi-tubi.

adam membalikan meja dan merangkak perlahan.

si waitress memandang kearah adam mereka menangguk.

"dipintu belakang ada pintu keluar rahasia" ucap waitress itu.

"Tunjukan aku tempatnya aku akan melindungi mu" ucap adam.

"Dor..dor...dor" si pelaku masih menembaki mereka yan berlindungi di bawah meja.

Adam meranggai bagian bawah celannya dan menariknya keatas.

disana ada flash granade yang terikat secara vertical dibagian mata kakinya.

dia mengambil flash granade itu.

"Dalam hitungan ketiga lari" ucap adam.

Waitress itu mengangguk.

Adam melempar flash granade itu kearah pelaku.

"1...2....3"

"Ping.....".

perempuan itu langsung berdiri dan berlari masuk kedalam bagian dalam kafe dan adam mengikutinya dari belakang.

Dia mendorong sebuah rak penyimpan di balik rak itu ada sebuah pintu kayu persegi berukuran sedang yang cukup untuk dilewati oleh manusia.

Mereka membuka pintukayu itu yang menghubungkan bangunan kafe dengan bangunan tua dibelakang kafe.

Si perempuan dan Adam melawati lubang itu berpindah ke sisi bangunan tua.

mereka belari dengan cepat si perempuan menuntun adam kesebuah tempat dimana disana terparkir sebuah objek besar yang ditutupi dengan kain.

si perempuan menarik kain yang menutupi objek itu dan dibalik kain itu adalah sebuah mobil muscle car keluaran terbaru dari amerika serikat.

"Tuit....tuit" suara mobil itu.

Adam menoleh kearah perempuan itu yang ditangannya sudah ada kunci dari mobil tersebut.

perempuan itu melemparkan kunci itu ke adam.

"Cepat" ucap perempuan itu sambil membuka pintu mobil.

Adam menyalakan mobil itu dan langsung menancap gas.

Tujuan pertama adalah pergi ke kantor polisi terdekat untuk mendapat perlindungan.

di tengah jalan mereka terjebak kemecetan.

"tinn..tiinn.tin" suara klakson dan bell mobil yang saling balas berbunyi.

adam melihat ke sepion mobilnya dia melihat ada beberapa orang yang keluar dari mobil dan mulai berjalan kearahnya.

"Kita turun dari sini lalu kita jalan" ucap adam lalu membuka pintu mobilnya.

"Apa?" tanya perempuan itu dengan bingung.

"Turun" ucap adam sekali lagi.

Perempuan itu lalu membuka pintu mobilnya.

adam mengandeng perempuan itu dan berjalan kearah trotoar setelah mereka menginjakan kaki ke troatoar.

adam langsung berlari membawa perempuan itu.

Kantor polisi masih jauh dan dia tidak tau seberapa banyak lawan mereka yang menunggu mereka.

Mereka tetap berlari bersama adam mengambil hapenya lalu mengirim sinyal darurat.

mereka masuk kedalam toko pakaian.

"ambil ini" ucap Adam sambil melemparkan sebuah jaket hoodie bewarna pink.

Adam sendiri juga mengambil sebuah jaket hoodie.

"Berapa?" tanya adam ke kasir.

"semua jumlahnya jadi Delapan ratus ribu rupiah" ucap kasir.

"bisa pakai credit card?" ucap adam.

Adam membuang jacket bombernya ke tempat sampah dan berganti ke jacket hoodie bewarna hijau tentara yang baru dia beli.

mereka berdua menutupi kepala mereka dengan hoodie jaket dan berjalan secara natural untuk menghilangkan keberadaan mereka.

mereka berjalan cukup jauh dan mereka juga sudah merasa sedikit lelah.

kantor polisi sudah dekat tapi adam sadar ada sebuah mobil mencurigakan yang parkir secara illegal di dekat kantor polisi ditambah lagi dengan orang-orang mencurigakan yang juga berjalan kesana-kemari di area depan kantor polisi.

Ini lebih susah daripada yang kupikirkan ucap adam dalam hatinya.

"Saat aku memberi aba-aba berlarilah" ucap adam.

adam mengambil pistol dari belakang celannya dan menembakannya kearah langit.

"dor" membuat semua perhatian tertujuh kearah dirinya.

saat itu juga perempuan itu berlari.

beberapa orang ragu untuk mengejar perempuan itu tetapi ada juga orang yang langsung mengambil pistolnya dan membidik kearah perempuan itu.

saat itu juga adam mengcover dia.

adam langsung membidik kearah orang-orang yang mengeluarkan senjata api tadi.

"dor..dor"

"dor...dor...dor" baku tembak terjadi.

Adam tidak mempunyai tempat berlindungi beda dengan orang-orang yang berada di balik mobil maka dari itu untuk menekan mereka adam harus menembaki mereka dengan cara beruntun.

Adam harus reload dengan cepat dan kembali menembak secara beruntun supaya mereka tidak bisa balas menembak.

suara baku tembak yang terjadi membuat polisi keluar.

orang yang berada dimobil langsung pergi dan orang-orang yang mondar-mandir di sekitar kantor polisi langsung menjauh.

si perempuan berhasil masuk ke kantor polisi dan sekarang hanya ada adam yang berdiri diluar kantor dengan pistol ditangannya.

adam menjatuhkan senjatanya dan mengangkat tangannya di depannya sudah ada polisi yang mengepung dirinya sambil membidikan senjata mereka kearah adam.

disana adam tersenyum lalu dia diborgol dan dibawa kedalam kantor polisi.

Butuh waktu cukup lama sampai badan intelejensi berhasil menyelesaikan segala kesalahpahaman yang terjadi dan akhirnya adam dibebaskan dan perempuan itu dibawa ke markas badan intelejensi negara.

avataravatar