webnovel

about is love

Apa jadinya??? Ketika seseorang yang bertolak belakang di satukan dalam perjodohan, membuat awal konflik dimulai. Sementara seorang perempun yang memang sudah berulang kali di jodohkan selalu berhasil meloloskan diri dari perjodohan. Sementara yang lelaki, memang tidak percaya akan adanya cinta karena cintanya sudah mati bersamaan dengan perginya masa lalunya. ****************** "Lisaaa,,,, " teriak jamson ayah dari lisa saat mendapatkan kamar anaknya, tak ada dirinya, semua padangan pun menatap heran padanya. "Kau kenapa berteriak jamson"tanya david ayah dari zayn. "Kau mau tau sambungan cerita ku tadi?"balas jamson seketika, sementara clara yang faham langsung menyenderkan tubuhnya di dinding ranjang. "Dia, selalu berhasil kabur dan mengerjai orang yang ingin di jodohkan dengan di rinya, dia itu belut dav, belut"sambung jamson frustasi. Sementara zayn yang dari tadi menyimak ucapan mereka tersenyum miring, ia merasa tertantang 'menarik'batin nya "Aku menerima perjodohan ini"ucap zayn tiba tiba membuat semua perhatian tertuju padanya. "Eh"ucap mely. "Ya aku meneriman nya, aku akan menaklukan belut itu om"sambung zayn lagi, kemudian matanya menatap pada manekin yang menggunakan dress hitam dan sepatu tersebut, secarik seringainya pun tercetak jelas.

inda_29 · General
Not enough ratings
51 Chs

bab 26 : when the birth of the psyche was born

4 bulan kemudian.

"lisya jangan berlarian sayang, nanti kamu bisa terjatuh"suara lembut daylane menggemah di kediaman jamson adik dari lord lewis.

lisya terlihat begitu bersemangat, karena hari ini semua kediaman di luar kastil kosong Tak ada satupun penghuninya.

lisya dengar semua orang kumpul di kastil sabero, belum tahu pasti kenapa, mungkin membahas pernikahan antara william dan gina, tapi entahlah sedikitpun lisya sama sekali tidak perduli.

walaupun hatinya sakit.

tak lama kemudian ia pun berhenti melangkah dan kembali berjalan ke arah ibundanya.

"bunda"suara lisya lebih terdengar seperti rengekan manja mengeluh ke pada ibundanya

"ada apa sayang?"tangan halus daylane menyapu lembut setiap helai surai anaknya.

"lisya mau berkeliling sebentar ya?"wajah memelas seorang keturunan aftodith itu mampu meleleh kan wajah siapa pun yang menyaksikan nya.

"bukannya kamu selalu berkeliling?"daylane bertanya lembut membelai surai cokelat terang anaknya itu, wajah lisya pun mendongkak dan menatap dalam ibundanya.

"maksud lisya, dengan penampilan lisya yang sekarang bunda, kan lisya tidak pernah keluar dengan penampilan wajah bersih seperti ini bun, lisya pengen jalan jalan tanpa riasan"kalah telak kali ini lisya sungguh menginginkan keinginanya terkabulkan ia menatap wajah daylane dengan memelas bercampur tegas, daylane tau itu anaknya menginginkan sedikit kebebasan dan bukannya selama ini daylane selalu mengekanganya?.

hembusan nafas lelahpun daylane lepaskan ia hanya mampu mengangguk kecil dan tersenyum lemah lembut, tapi dari tatapannya lisya tau daylane merasakan bersalah teramat besar pada anaknya itu, seharusnya lisya jangan pernah terlahir di keluarga yang mengekangnya, alangkah baiknya jika keluarga mereka jauh dari kawasan bangsawan, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi bukan?

"bunda"pangulan lembut berusaha menyadarkan daylane, tapi tak berhasil, hingga lisya berinisiatif tuk menggenggam jemari sang bunda memberikan efek terkejut.

"ini semua bukan salah bunda, ayahanda, lisya tidak pernah merasakan sial di lahirkan di keluarga ini, malah lisya merasa beruntung memiliki bunda, jadi bunda jangan pernah menyalahkan diri bunda ya"kata kata lisya mampu membekukan gerak daylane sesaat hanya sesaat sebelum lisya kembali menagih janjinya untuk berkeliling sendirian dengan wajah cantiknya yang teramat.

daylane hanya menatap lembut bercampur sendu pundak lisya kian menjauh dari pandangan hingga hilang dari bilik dinding kediaman jamson.

tak lama dari kepergian lisya tubuh daylane langsung merasakan tegang dan keram yang begitu menyentakkan bagian kemaluannya.

"lady.."teriakan pelayan saat melihat lady mereka merintih memegangi perut besar nya.

"aww...sakit"ritih daylane ia tak sanggup lagi melangkah lebih jauh sakinya begitu mengilukan.

perlahan tetesan cairan keluar dari kaki daylane membuat beberapa pelayan terkejut sontak membawa daylane ke ruangan kamarnya.

"lady akan melahirkan sebentarlagi, siapkan segala peralatan yang di butuhkan"teeiak dukun beranak di kerajaan sabero, membuat bebera pelayan mengangguk patuh.

"kalau begitu saya harus mengabarkan kepada lady lisya"sambung beberapa pelayan membuat yang lainnya mengangguk setuju.

pelayan tersebut segera pergi meninggalkan ruangan mencari sosok lady mereka, dan ingin menyampaikan kabar berita tersebut, lama ia berkeliling hingga mendapatkan ladynya, sesaat pelayan tersebut mematung melihat wajah lisya.

"ada apa marie?"tanya lisya lembut, ia tak sadar bahwa cadar tak lagi bertenger di wajah nya.

"ada berita penting lady"begitu tersadar marie langsung menunduk hormat berbicara pada lady nya,lisya segera merabah wajahnya ia faham kenapa dengan Marie mematung melihatnya.

"hust, jangan kau sebarkan dengan yang lain"telunjuk lisya bertengger di atas bibir dan segera menarik marie kembali berdiri.

"baik lady"patuh marie kemudian kembali menatap sosok nan jelita itu kini tersenyum menambahkan persen kencantikan luar bisa, kali ini marie sanggup melempar jauh nama gina lady sebentar lagi menjadi queen sebagai wanita tercantik di negri ini, ralat ladynya lah yang paling cantik.

"tapi lady, kenapa harus di rahasiakan engkau sangat sangat cantik lady"marie berbicara spontan ia pun menunduk malu karena ketidak sopananya tetapi lisya hanya mampu tersenyum lembut.

kenapa Marie bisa berani berbicara santai, karena lisya adalah orangyabg begitu humble jadi dia sangat yakin perempuan cantik ini tidak akan pernah memarihinya hanya karena hal yang sepele.

"ada hal yang seharusnya tidak eprlu di umbar, contoh seperti wajah, aku tidak ingin merusak kebahagiaan orang lain"jelas lisya santai kemudian wajahnya kembali sendu menatap hamparan bunga lily bertabur dengan ramai, ini bukanlagi kawasan lord jamson melainkan taman umum di kawasan kota, sungguh pintar lady mereka mencari tempat keluar tidak tanggung tanggung.

"sekarang berita apa yang ingin kau sampaikan kepadaku"kembali ke topik awal lisya bertanya menatap Marie lembut.

"iya lady, saya di perintahkan untuk memberitahu lady bahwa.....

*************************

lisya berlari tergesa-gesa menuju kediaman ibundanya daylane. tanpa memperdulikan penampilan nya lagi ia begitu terkejut saat mendengar kabar bundanya mengalami

bukaan step ke delapan.

apa maksudnya itu????

"bagaimana dengan keadaan ibunda sekarang Maemun "tanya tidakan lisya tanpa memperdulikan lagi penampilan nya banyak yang tercengan dan binggung siapa sosok ini?

"ini lady dia sedang dalam fase mengambil nafas persiapan untuk melahirkan bayinya"balas maemunah walaupun ia terkejut tapi ada hal yang lebih penting dari ini.

"kalau begitu, saya akan pergi mengabarkan ayahanda"putus lisya hendak keluar dari ruangan hingga suara serak daylane menghentikannya.

"pakailah penampilan seperti biasa sayang"peringat daylane membuat lisya mengangguk patuh ia tidak ingin mempersulit ibundanya, segera melangkahkan kai menuru ruangannya sendiri.

lama lisya menatap pantulan wajah begitu cantik tak tekalahkan sejujurnya, tapi dengan hiasan hiasan itu maka kejujuran yang seharusnya terjadi menjadi kebalikan yang begitu kentara.

"sampai kapan aku harus seperti ini?"lirihnya dalam diam.

*******************

sementara di dalam aulah kebesaran kerajaan sabero semua orang berkumpul tak terkecuali Janson ayah lisya dan scarla pelayan setia ibundanya.

"saya yakin kalian semua sudah, mendengar alasan kenapa kalian di kumpulan di sini bukan?"suara awal lewis menggemah, nampak beberapa dari mereka hanya mampu menebak nebak hal apa ini.

sementara gina kini sesangmenahan aura senyuman yang berkedut memaksa untuk keluar ia bahagia sekali berbeda dengan william fikiran nya tak ada di sini sama sekali ia hanya mampu melamun memikirkan sesuatu.

"benar, tujuan saya mengumpulkan kalian semua di sini adalah untuk membahas mengenai pernikahan putra mahkota william dan juga calon putri mahkota ginartafrodih"jelas lewis tegas beberapa rakyat terpilih mengangguk senang dan bangga menggangap mereka memang pantas di sandingkan, karena dia adalah keturunan aftodith.

lama mereka melangsung kan acara mengenai rencana mereka hingga akhirnya lewis kembali tersenyum miring dan membuka pembicaraan.

"dan juga saya ingin membirkan kabar burung dari kediaman adik tercinta saya jamson"kata kata lewis bungkam sejenak ia menatap raut sang adik menikmati amarah nya yang kentara.

"berhentilah memulai apa yang seharusnya tidak di mulai"jamson berucap dengan tega.

seakan tak mengidahkan lewis kembali bebicara beberapa atasan tertinggi menatap setuju dan menunggu kelanjutan ucapan jamson.

"mengenai anak pembawa sial"lanjut lewis kemudian seketika hentakan meja mengebu dengan keras membuat perhatian khusus menatapnya dalam.

"hetikan lewis, kau sudah kertelaluan dia bukanlah anak pembawa sial"geram jamson menatap Lewis tajam siap membunuh.

belum sempat lewis melanjutkan ucapannya seorang penjaga khusun untuk melindungi guci air pertanda kelahiran keturunan sang dewa pun menghampiri nya.

"ada apa agjlo"tanya lewis kemudian membuat yang terpanggi mendekat dan segera berbisik.

"APA!" lewis membalas sedikit berteriak membuat beberapa orang ikut terkejut.

"kau yakin melihatnya dengan jelas"tanya lewis lagi membuat agjlo mengangguk yakin.

"tentu my lord jelas jelas, air itu kini berubah warna menjadi merah muda kali ini sepertinya keturunan psikeh yang di lahirkan"jelas agjlo kemudian membuat lewis terdiam.

"kemungkinan itu adalah calon adik ku my lord, karena saat ini bunda sedang mencari menunggu kelahiran nya"ketus gina membuat lewis akhirnya terdiam dan mengangguk ada benarnya sampai akhirnya

"BRAK!!!'

gebrakan pintu aula segera terdengar menggemah.

tak sadar sedang berada di mana lisya kini bercadar segera berjalan mendekati sosok yang ia cari cari, sukses membuat jantung william menatap sosok yang dari tadi ia fikirkan kini berdetak cepat.

"ayahanda, tolong lah ayahanya ibunda akan melahirkan"terang lisya segara mendekat dan menundukkan kepalanya hormat berbicara kepada jamson sontak membuat jamson segera beranjak dari tempat duduknya

"sepertinya tidak perlu kita jemput, karena anak pembawa sial yang saya maksud ada di sini"sambung lewis kemudian membuat beberapa rakyat dan para tetinggi keraajaan menatap lisya tajam, seakan-akan sadar wajah lisya yang saat ini sebab akan air mata segera menatap tajam dan binggung.

"urus bunda ayah, lisya yakin lisya bisa mengatasinya"suara tegas lisya membuat jamson seakan tersihir ikut terperintah terkecuali scarla.

"dia adalah anak itu"lewis menunjuk dengan tegas sosok lisya membuat wajah lisya kembali di landa ketakutan teramat besar,bunda benar mereka jahat sangat sangat.

"tunggu apa lagi lord,mari kita lenyapkan gadis itu"tegas salah satu rakyat membuat beberapa mengangguk setuju dengan usulannya sementara gina menatap senang hal itu berbeda dengan scarla kini merasa cemas.

"tapi cara apa yang harus saya gunakan untuk menyingkirkan makhluk sial ini"lewis bertanya dengan seringaian tajam membuat lisya kini gemetar ketakutan.

"BAKAR SAJA MY LORD!" usulan tegas itu sesaat membuat ruangan terdiam kemudian mengangguk angguk setuju.

lisya terdiam bukan dia kan yang ingin mereka bakar??

"siapa yang ingin kalian bakar?"tanya lisya dengan gemetar ia takut, sangat takut.

"auu shh "desah lisya saat tak sengaja terkena tombak membuat cadarnya terlepas begitu saja.

hening terdengar begitu lama.

beberapa orang melihat wajah lisya meringis jijik takut dan beberapa perasaan lainnya termaksud william.

"mungkin itu hanya perasaan ku saja menganggap gadis itu adalah dia"gumam william pelan tapi dapat di dengar oleh gina.

"bunuh moster itu"perintah beberapa orang membuat scarla kalap.

"jangan jangan pernah sentuh lady saya"teriak scarla tegas.

"kau ingin mengantikan nyawamu untuk makhluk pembawa sial ini"suara salah satu orang bertanya.

scarla terdiam tapi dia mengangguk dengan pasti dan dalam ia siap.

"jangan sentuh dia"teriak melingking tetapi tetap terdengar cantik dan anggun itu keluar dari lisya beberapa kali lisya berusaha menjauhkan tombak tajam itu pada mereka.

"tapi sayangnya kami tidak membutuhkan nyawamu kami menginginkan nyawa monster itu"putus lewis, segera mengerahkan pasukan untuk mengawal lisya menuju luar ruangan dan segerah berkumpul di lapangan panas itu.

"siapkan pembakaran yang pantas, biar bagaimanapun dia adalah keturunan bangsawan"putus lewis kemudian membuat scarla panik, sementara lisya hanya terdiam ia mampu pasra dan berharap kehidupan selanjutnya tak ada lagi yang akan berbuat semena mena, setidaknya ia harus melindungi orang yang setia pada ibundanya.

air mata lisya mengalir mengingat percakapan terakhir ia dan ibundanya,sungguh kerajaan ini begitu kejam,setidaknya lisya sedikit lega walaupun harus meninggalkan ibundanya ia dapat menunggu sampai ibundanya mendapatkan pengganti yaitu adiknya calon adik kecilnya andai waktu bisa menunggunya lebih lama, ia ingin bermain dan berbahagia bersama.

"ku mohon lord, ganti kan diriku saja jangan lady ku"teriakan scarla memohon sujud di kaki lewis tapi tak di indahkan.

sempat william merasa kesal dan ingin segera menghentikan aksi kejam itu tapi cekalan kuat segera menariknya kembali.

"jangan ikut campur william"tegas lewis pada anaknya, saat ia melihat gina menarik anaknya yang ingin membantu gadis itu.

lisya semakin terdorong kearah api yang mengelegar membara tak Unjung begitu menyeraman, hingga beberapa dorongan lgi membuat kepala lisya segera menyapa api itu.

"tenang saja, aku akan menyiapkan pemakaman yang pantas untuk mu, aku baik bukan"lewis berbicara pada lisya untuk pertama kali ralat itu adalah pesan KEMATIAN UNTUK LISYA.

saat satu dorongan lagi lewis menyorokan lisya ke arah bara api.

"maaf kan aku lady daylane tapi keselamatan lady lisya jauh lebih penting"teriak melengking scarla segera ia menarik pedang salah satu pengawal dan.

'syat'sebuah sayatan segera mengenai sasaran.

tepat saat sosok itu masuk kedalam bara api dan terbakar.

"apa yang telah kau lakukan scarla"suara itu kembali terdengar sengan cepat scarala segera menarik lisya menjauh dan memeluknya erat setelah menyingkirkan topeng kulit menyeramkan dari wajahnya dan membakar di saat bersamaan.

semua suara terdiam terkejut tak ada yang mampu menjelaskan, jelas ini kesalahan benar benar kesalahan.

William lewis dan semua orang di sana teridam membisu seribu suara mereka mendadak hilang dan lenyap

"keselamatan lady jauh lebih berharga"terang scarla kemudian saat melihat lisya di pelukannya mulai memberikan gerakan berbeda.

"apa yang kka..u lak__"ia pun jatuh tak sadarkan diri meremas kuat dadanya seakan sesaak tak tertahan.

"lady....."scarla berucap dengan sedih ia bingung.

tanpa aba-aba dan perintah william segerah membopong sosok itu pergi.