1 Bab 1 (Perjodohan)

CASANDRA ARSHAVINA

Putri tunggal dari seorang single parent bernama Amira Larasati. Sandra yang notabennya selalu menutup hatinya untuk pria manapun,kini harus menghadapi perjodohan yang sudah diatur oleh sang ibu. Sang ibu pun terpaksa menjodohkan Sandra karena ia takut putrinya itu menjadi perawan tua, karena Sandra masih saja terbelenggu pada masa lalunya.

AARAM RAFASYAH RAHARDIAN

Putra kedua dari keluarga Rahardian,ia memiliki seorang kakak laki-laki. Tapi, sayangnya takdir berkata lain. Saudara kandungnya meninggal dalam kecelakaan beruntun ketika Aaram masih duduk di bangku sekolah menengah atas.  Kedua orang tua Aaram sangat ingin melihat putra satu-satu nya itu menikah. Apalagi Mery ia sangat ingin menimang cucu,karena teman sebayanya sudah banyak yang memiliki seorang cucu bahkan lebih. Maka dari itu mamah Mery ingin menjodohkan Aaram dengan anak perempuan Amira sahabatnya itu.

_________________________________________________________________

Pada pagi hari Sandra dan sang ibu tercinta sedang menikmati sarapan pagi mereka di meja makan .

"Bagaimana dengan pekerjaan kamu di kafe Dira?" Ibu membuka suara memulai percakapan pagi mereka.

"Alhamdulillah lancar bu. Tidak ada masalah"

Ya,Sandra adalah salah satu orang kepercayaan Dira dan tuan Toni (ayah Dira). Ia dipercaya Dira untuk membantunya mengelola dan mengawasi restauran milik ayah Toni. Sandra bekerja di restauran Dira sudah cukup lama,dari mereka masih kuliah. Awalnya Sandra bekerja part time,ia bekerja sambil berkuliah karena ingin membantu sang ibu untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya dan juga kebutuhan sehari-hari mereka berdua.

Amira adalah seorang single parent,ia sudah bercerai dengan suaminya yang tak lain adalah ayah Sandra. Mereka bercerai sudah cukup lama sejak Sandra berusia tiga belas tahun.

"San,ada yang ingin ibu sampaikan ke kamu."

"Ada apa bu? Sandra menatap bingung kearah ibunya,apakah ibunya sedang membutuhkan sesuatu?Sandra bertanya dalam hatinya.

"Ibu ingin kamu segera menikah dengan putra tante Mery."

Tak

Sendok yang berada ditangan Sandra tiba-tiba terlepas dari genggamannya. Sandra begitu terkejut dengan kata yang keluar dari sang ibu. Dijodohkan??

Kata-kata itu sangat keramat bagi Sandra,ia tidak suka dengan perjodohan.

"Ibu jangan bercanda,ibu tahu sendiri kan kalau aku tidak suka di jodoh-jodohkan." Lanjut Sandra yang masih kesal dengan ibu nya.

Helaan napas kasar dari sang ibu terdengar oleh Sandra

"Tapi,nak mau sampai kapan kamu menutup hatimu untuk seorang pria?"Ucap ibu yang sedih melihat putrinya itu masih tetap tidak ingin membuka hatinya dan bahkan untuk menikah pun ia masih tidak memikirkannya.

"Setidaknya cobalah untuk belajar membuka hatimu nak. Jangan sampai kamu terlalu lama terbelenggu oleh masa lalu. Kejadian masa lalu sebaiknya dilupakan jangan kamu terus ingat kembali. Ingatlah nak,tidak semua pria di dunia ini sama." Lanjut ibu yang selalu menasehati dan mengingatkan sang putri agar melupakan masa lalu.

"Nanti juga aku akan menikah bu,tolong jangan paksa aku untuk perjodohan ini."

"Tapi,kapan nak?"

"Setelah aku menemukan pria yang mampu meluluhkan hatiku." Lirih Sandra,ia pun bingung bagaimana bisa ia menemukan seorang pria yang bisa meluluhkan hatinya. Sampai sekarang pun ia masih sendiri dan masih sedikit trauma dengan seorang pria.

"Aku sudah selesai,bu. Aku pamit dulu karena hari ini aku ada janji bertemu klien dari luar kota." Pamit Sandra pada sang ibu,ia lalu mencium punggung telapak tangan Amira dan berlalu meninggalkannya.

Sandra segera meraih tas selempang dan juga laptop nya lalu masuk ke dalam mobil. Selama dalam perjalanan menuju kafe,Sandra terus memikirkan ucapan sang ibu tentang perjodohan antara ia dan putra tante Mery. Bagaimana bisa ia menikah dengan pria yang tidak ia kenal sama sekali. Ya,selama ini Sandra tidak mengetahui kalau tante Mery adalah mamah nya Aaram. Karena setiap Sandra mengantar ibunya kerumah tante Mery,ia tidak pernah bertemu Aaram. Karena Aaram tinggal di apartemen miliknya,ia tidak ingin tinggal di rumah mamah nya karena menurut Aaram ia selalu mengingat saudara laki-laki nya yang sudah tiada.

"Cih.. Perjodohan.."

"Sampai kapan pun aku tidak ingin membuka hatiku untuk pria manapun, Bagiku semua pria itu sama saja. Sama-sama br***sek."

Sejak permintaan sang ibu waktu itu,Sandra sering pulang larut malam dan berangkat pagi sekali,ia sengaja menyibukkan dirinya agar ia tidak bertemu dengan sang ibu. Sandra ingin menghindar dari sang ibu karena tidak ingin ada percakapan tentang perjodohan lagi.

Tapi,tidak dengan pagi ini. Sandra teringat dengan ucapan Dira waktu itu,dan kini ia ingin berbicara dengan Amira tentang perjodohannya dengan putra Mery. Sandra bukan tipikal anak yang lebih  mementingkan egonya.

Flashback On

Dira dan Sandra sedang berada di ruangan mereka. Dira yang merasa ada yang sedang dipikirkan oleh sahabatnya itu akhirnya membuka suara.

"Kamu lagi ada masalah,San?" Tanya Dira yang dari tadi memperhatikan  Sandra

"Huff,, Nyokap mau menjodohkan aku dengan putra sahabatnya waktu masih kuliah dulu,Ra."

Jawab Sandra pasrah sambil menyenderkan punggungnya di sofa ruang kerja mereka.

"What?" Dijodohin? Aku gak salah dengar kan ya?" Ucap Dira tak percaya dengan apa yang ia dengar,lalu Dira menghampiri dan duduk disebelah sahabatnya yang sedang galau saat ini.

"Haissh,memangnya aku pernah bohong sama kamu?" Sahut kesal Sandra

"Hehehe,iya aku percaya. Terus kamu terima dengan perjodohan itu?"

Sandra tak menjawab,ia hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian ia melanjutkan ucapannya yang sempat tertahan

"Aku menolaknya karena aku tidak suka dengan yang namanya pernikahan,apalagi dijodohin gitu sama pria yang gak aku kenal sama sekali." Lirih Sandra rasa trauma dengan yang namanya seorang pria masih melekat dalam dirinya. Dira yang mendengar ucapan sahabatnya itu pun mengerti dengan rasa trauma yang dialami Sandra.

"Belajarlah untuk melupakan semua yang telah terjadi. Menyimpan kesalahan masa lalu itu hanya akan membuatmu semakin terluka,ikhlaskan dan lepaskan demi hidup yang lebih baik."

Sandra mendengarkan semua nasihat Dira. Lalu,ia segera memeluk Dira yang ada disebelahnya. Sandra menangis dalam pelukan Dira,tangan Dira terulur kearah punggung Sandra. Ia mengelus dengan pelan agar sahabatnya itu merasa lebih tenang. Cukup lama Sandra meluapkan tangisannya dalam pelukan Dira,tak lama Sandra melerai pelukannya dan menghapus sisa air matanya. Dira segera mengambil tisu dan segelas air mineral,lalu ia memberikannya ke Sandra.

"Sudah lebih tenang?" Tanya Dira dengan lembut dan dibalas dengan anggukan oleh Sandra. Fira tersenyum melihat sahabatnya itu.

"Boleh aku memberimu sedikit saran?" Lanjut Dira

"A-apa?" Balas Sandra dengan suara parau nya sehabis menangis

"Sebaiknya kamu mencoba menerima perjodohan ini. Pikirkanlah tante Amira yang sangat ingin melihatmu menikah. Bagaimana pun juga tante pasti memikirkan kebahagiaanmu. Mungkin ini juga jalan yang ditunjuk Allah S.W.T  dalam hidupmu untuk meraih suatu kebahagiaan,walaupun nanti kamu akan menemukan batu kerikil dalam kehidupan pernikahanmu. Kamu harus yakin dan ingat bahwa Allah S.W.T akan selalu ada untuk makhluknya yang beriman. Mintalah kepadanya ketenangan hati dan keikhlasan dalam menjalani semuanya."

"Terimakasih Ra kamu udah begitu sabar ngadepin aku selama ini. Kamu orang pertama yang selalu ada untuk aku menumpahkan keluh kesah ku. Terimakasih untuk semuanya ,Ra"

Dira hanya menganggukkan kepalanya,sedangkan Sandra masih terus menatap wajah sahabatnya itu,selain cantik Dira juga memiliki hati yang lembut pantas saja Kendra begitu mencintai Dira. Bahkan akhir-akhir ini  Kendra sangat posesif terhadap Dira,mungkin karena  Dira sedang hamil,jadi Kendra agak posesif.  Dira dinyatakan hamil setelah dua bulan menikah dengan Kendra,seluruh keluarga dan sahabatnya sangat senang mendengar berita baik ini.

Lamunan Sandra seketika buyar karena ucapan Dira. Dira dan Sandra terpaut usia yang cukup jauh,bisa dikatakan usia Sandra hanya beda dua tahun dengan Kendra suami Dira. Sandra terlambat kuliah karena keterbatasan dalam biaya,maka dari itu dulu Sandra sering mencari pekerjaan hanya untuk biaya pendaftaran kuliahnya. Tapi,sikap Dira bisa dikatakan sangat dewasa dalam berpikir. Itulah kenapa Sandra sangat menyayangi Dira sebagai sahabatnya.

"Jangan melamun aja,gimana mau mencoba untuk menerima perjodohan ini?" Tanya Dira lagi

"Heemm,tapi aku belum pernah melihat putra tante Mery." Keluh Sandra

"Aku tahu itu,kamu pernah mendengar istilah tentang cinta dalam perjodohan sejak dulu kan."

Ucap Dira  menatap ke arah Sandra sambil memainkan kedua alisnya naik turun dan detik kemudian mereka bersuara bersamaan

"Cinta akan datang dengan seiring berjalannya waktu."

Mereka berdua tergelak cukup kencang karena mereka merasa geli dengan apa yang mereka ucapkan

"Aish,kata-kata itu sangat legend sekali."

Lanjut Sandra yang masih terkekeh bersama Dira

Flashback off

avataravatar
Next chapter