webnovel

Ep 24

Kemudian Lart mengajak Natasha pulang ke istana. Kepala Natasha menoleh ke belakang, melihat mayat pemburu tersebut. Dia berkata sangat lirih "Merepotkan, cih."

***

Lart tentu saja mendengar celotehan Natasha yang sangat lirih itu. Dia menjawab "Apa yang merepotkan?"

Natasha sedikit terkejut karena kakaknya mendengarkan. Kemudian dia berkata "Itu, para pemburu tersebut."

Lart menoleh ke Natasha kemudian tersenyum kecil.

"Jika merepotkan, kenapa tidak kau abaikan saja?"

Natasha melihat kukunya dan memainkannya.

"Tidak seru, harus dibunuh dong."

Kemudian Lart tertawa kecil sambil berjalan pulang ke istana mereka.

***

Beralih dengan situasi Valent dan Liora. Mereka sedang berada di tengah tengah hutan.

Liora kesal setengah mati karena Valent tidak mendengarkan.

Valent hanya acuh, tapi kemudian tiba tiba saja Valent menarik tubuh gadis itu ke belakang dan menubruk dadanya.

Sekelibatan anak panah mengarah tepat di depan mata Valent dan Liora. Tentu saja, Liora sangat kaget.

Batin Liora berkata sudahlah, pulang pulang aku akan dimarahi oleh tiga orang hah... Menghela nafas berat.

Tiba tiba saja, kuda yang dikendarai Valent terhempas. Membuat keduanya jatuh di tanah.

Keduanya terpisah, Valent terlempar jauh dari Liora. Begitupun Liora.

Liora terhempas ke tanah dengan keras. Dia meringis kesakitan. Tubuhnya terpental begitu hebat. Samar samar di depannya sudah berdiri segerombolan monster.

Liora perlahan bangkit dari rasa sakit di tubuhnya. Dia melihat monster tersebut dengan tatapan sinis. Liora bingung.

Bagaimana ini, kekuatannya tidak berfungsi. Ilmu sihir yang di dapat hanya sedikit. Beruntungnya dia membawa pedang.

Dia bisa menggunakan pedang ini sebagai senjata. Tapi Liora ragu, apakah dia bisa menggunakan pedang ini.

Para monster tersebut mulai menyerang Liora. Liora dengan sigap, menghindari serangan tersebut. Dia harus memikirkan cara agar bisa menang. Dia sendirian sekarang. Valent terpisah jauh darinya.

Liora memikirkan strategi sambil menyerang para monster. Dia sekuat tenaga untuk menghindar dari serangan monster.

Nafasnya terengah engah. Liora melompat ke atas batang pohon untuk mengatur nafasnya. Dia mengamati monster yang berada di bawahnya. Dan mulai mencari kelemahan.

Dia mulai mengumpulkan kekuatan sihirnya untuk berpindah tempat ke pedangnya. Setelah dirasa cukup, dia langsung turun dan menyerang para monster secara bersamaan.

Sring...

Pedangnya berbunyi, membunuh salah satu monster.

***

Di sisi lain, Valent yang menyerang para monster. Juga terengah engah. Darah berceceran di wajah Valent.

Tapi, dia tak kunjung gentar. Dia menyerang monster bertubi tubi. Dia melompat kesana kemari sambil menebas monster.

Wajahnya sudah berubah menjadi tato bunga. Dengan mata gold yang menyala. Dia membunuh monster tersebut menggunakan banyak kekuatan sihirnya. Tapi dia tidak peduli.

Dia harus segera membasmi monster tersebut dan mencari Liora.

***

Liora berhasil membunuh satu monster. Pedangnya saat ini dipenuhi dengan sihir warna pink. Dia melaju menyerang monster dan bersiap menebasnya.

Sring...

Sring...

Sring...

Liora menebas para monster tersebut. Dia tanpa pandang bulu menebas para monster. Dia tak peduli seluruh badan terasa sakit saat sihirnya berpindah tempat ke arah pedangnya.