webnovel

Ep 21

Pasalnya, dia juga takut jika sihir tersebut mengenai Liora. Alhasil, dia ikut berdiri dan menangkis sihir tersebut. Dia juga menarik Liora berdiri di sampingnya. Sehingga dia bisa melindungi Liora.

***

Liora melihat ke arah wajah Valent. Dia tidak sengaja melihat ke arah matanya. Matanya berwarna gold tampak sedang mengintimidasi seseorang.

Liora kembali melihat ke arah orang yang menyerang dengan sihir tersebut. Dia menatap wajah orang itu dingin. Kemudian dia menghadap tubuhnya ke tubuh Valent.

"Valent, tidak usah diteruskan. Biarkan saja. Kau tidak ingin semua orang yang ada disini melihat kita kan?" Ucap Liora tersenyum manis tapi mengerikan.

Valent yang mendengar itu kemudian langsung melihat sekeliling. Semua orang melihat mereka. Benar kata Liora. Kemudian Valent menstabilkan emosinya. Dan kembali normal.

***

Di menara penyihir

Almirah sedang fokus mempelajari sesuatu. Semenjak teman temannya pergi ke rumah masing-masing dia menghabiskan waktu di menara penyihirnya.

Kemudian dia menutup bukunya. Dia berjalan menuruni anak tangga untuk pergi ke arah dapur. Dilihatnya ibunya sedang meracik sesuatu.

"Mom.. ngapain?" Deborah, ibu Almirah menoleh dan tersenyum "Ibu sedang meracik obat untuk healing. Dengan begini mereka bisa melanjutkan pertempuran."

Almirah yang mendengar itu tertarik untuk mencoba. Dia melihat ibunya meracik ramuan ramuan tersebut. Kemudian adiknya tiba tiba melempar bola ke arahnya.

"Akhh... Sialan kau!" Adiknya hanya bisa tertawa.

"Hei, kakak ini kan pulang ke rumah jarang sekali. Sekali pulang, bukannya liburan malah diam di rumah."

"Terserah aku dong! Bukan urusanmu juga kan!"

"Kakak, ayo kita main ke pusat kota penyihir." Almirah tentu saja sangat malas menerima ajakan adiknya.

"Tidak mau."

Ibunya menoleh kearah mereka berdua "Almirah, pergilah. Lagipula kau disini hanya sebentar saja kan. Jangan lupa pakai jubah itu ya, biar kalian tidak dicaci maki."

Almirah mendengar itu menunduk lesu. Gara gara ulah pamannya yang berkhianat dengan monster. Keluarganya jadi sasaran tuduhan dimana mana. Almirah menghela nafas dan mengangguk.

Kemudian dia mengambil jubah putih khas penyihir keluarganya. Dan mengajak adiknya untuk ke pusat kota.

***

Raymond lebih memilih menghabiskan waktunya di rumah. Dia sedang menunggu adiknya pulang ke rumah.

Raymond sangat bosan. Dia tidak ingin kembali menemui ibunya Sonata. Dia akan menemui Sonata setelah mengajak Liora ke rumah ayahnya Ednan.

Dia perlahan tidur sejenak. Badannya terasa sangat berat.

***

Liora menaiki kudanya dengan Valent dibelakangnya. Dia memerintahkan kudanya agar berjalan pelan pelan. Jujur saja, Liora tidak tahu harus ngapain.

Sedangkan pria ini masih setia mengikutinya dibelakang dengan tampang yang menyebalkan menurut Liora.

"Bisa tidak? Tidak mengikuti ku?"

"Kenapa? Jalan rumahku juga lewat sini. Kenapa kau sewot?"

"Bohong! Rumahmu itu di dunia teleportasi yang lain kan."

Valent tersenyum mendengar gadis itu tahu tentang dia. Sungguh gadis yang cepat tanggap dan pintar.