1 AIRA, KAU PENGHIANAT

Hongkong

Suara langkah kaki terdengar menggema di sebuah lorong apartemen yang berada di central Hongkong. Langkah kakinya mengeluarkan irama dari heels sepatu yang ia kenakan, Adelia Maharani baru saja selesai bekerja setelah seharian memandu tamunya yang sedang berlibur ke Hongkong.

Pekerjaan nya sebagai guide leader membuat Adel memiliki pengalaman berkeliling dunia saat usianya masih 19 tahun. Dengan pengalaman yang di milikinya menjadikan Adel sudah sangat mahir beberapa bahasa.

Sementara itu di lain tempat, suara desahan terdengar begitu kencang dari bibir Aira. Ia semakin menuju puncak kenikmataan saat Matteo mulai mempercepat permainannya.

"Matteo, please!" ucap Aira dan kalimatnya menggantung karena saking nikmatnya.

"Ai, kau begitu menggairahkan." Seru Matteo di susul dengan suara erangan dari bibirnya saat cairan hangat miliknya berhasil keluar dari pusat tubuhnya.

Matteo menghela nafas panjang, tubuhnya langsung ambruk menindih tubuh Aira. Sementara Aira dengan sigap melingkarkan kedua tangannya ke punggung Matteo. Mereka berdua saling mandi keringat, karena bagi mereka waktu 2 jam bercinta sangatlah singkat.

Matteo memutuskan untuk menarik benda miliknya dari tubuh Aira, namun Aira melarangnya. Karena ia masih di selimuti gairahnya.

"Apa kau menginginkannya lagi?" tanya Matteo lirih sambil menciumi pipi kanan Aira.

Aira tersenyum kecil. "Tentu saja! Adel pasti akan kembali larut malam, karena tamunya sangat banyak."

"Apa kau yakin?" Matteo meyakinkan.

"Sure Beb! Aku yakin, ayo lah sayang berikan itu lagi untuk ku." pinta gadis itu seperti kucing kelaparan.

Matteo mengecup bibir Aira, tanpa pikir panjang Matteo kembali memainkan aksinya di tubuh Aira. Sementara Aira kembali mengeluarkan rintihan manja saat Matteo menancapkan benda miliknya terlalu dalam.

***

Adel baru saja tiba di depan pintu kamar apartemennya, ia langsung menekan password untuk membuka kunci. Pintu berhasil di buka saat alarm berbunyi dan lampu berubah menjadi warna hijau.

Adel menekan knop pintu, ia sedikit terkejut ketika mendapati pakaian dalam wanita yang berserakan di ruang tamunya. Tak lama kemudian terdengar suara desahan perempuan yang menyebut nama Matteo, kekasihnya.

Sontak hal itu membuat Adel meradang dan bergegas menuju kamar tidurnya. Adel membuka pintu kamarnya dengan kasar, pemandangan menjijikan terlihat dengan jelas di depan matanya.

Aira yang tak lain sahabatnya sendiri telah tega bermain api bersama Matteo, tanpa sepengetahuannya. Hal itu membuat Matteo melompat dari tempat tidur dan langsung menutupi benda miliknya dengan baju yang ia letakkan di lantai, sementara Aira menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Adel, ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Aku bisa menjelaskan semuanya padamu" seru Aira lirih.

"Menjijikan!" tegas Adel marah, wajah Adel mengeluarkan tampang sangarnya. Saat melihat Matteo bertelanjang bulat bersama Aira.

"Adel, kau sudah pulang? Kenapa kau tidak mengabari aku. Jika akan pulang secepat ini?" seru Matteo gugup.

"Sudah bagus jika aku tidak memberi kabar, karena kalau aku memberi kabar pastinya kalian berdua akan terus melanjutkan hubungan ini kan di belakang aku." Ucap Adel kesal sambil memandang Aira dengan tatapan bengis.

"Aku tidak menyangka jika ternyata kamu menjadi duri dalam daging di hubungan ku dengan Matteo. Aira, kau benar-benar penghianat." Adel meraih vas bunga dan mulai menghardik Aira, lalu melemparkan vas bunga tersebut ke arah Aira.

"Prang...!"

"Aww..." Aira menjerit kesakitan, karena vas bunga tersebut tepat mengenai keningnya dan pecah terbelah menjadi dua.

"Aira..!!" teriak Matteo panik.

"Aira, bagaimana rasanya? Sakit kan?" tegas Adel kesal.

"Teo.. lihat vas bunga itu, terbelah dua kan? Jika kau perbaiki vas itu, apa vas itu masih utuh seperti semula? Jawab aku, Matteo. Kalian berdua benar-benar bajingan." Teriak Adel.

Adel menjerit, tangisannya pecah. Sementara Matteo merasa bimbang, di sisi lain ia kasihan dengan Aira. Namun di sisi lain, ia telah menghianati Adel yang sudah bersamanya selama 3 tahun.

"Pergi kalian berdua dari sini..!" perintah Adel sambil menunjuk arah pintu keluar.

Matteo bergegas menggenakan pakaiannya dan membantu Aira, setelah itu mereka berdua bergegas pergi dari hadapan Adel. Sebelum pergi meninggalkan Adel, Aira mencoba menghampiri Adel dan meminta maaf. Namun Adel hanya bisa terdiam tak menjawab sepatah katapun ucapan Aira.

"Adel, maafkan aku." Gumam Aira lirih sambil memegang tangan Adel, namun dengan cepat Adel langsung menghempaskan tangan Aira.

"Cukup Aira! Adel butuh waktu untuk memaafkan kita." Seru Matteo tanpa dosa.

Mereka berdua bergegas keluar dari apartemen Adel, setelah itu Adel langsung membanting pintu dengan keras dan kembali menangis tersungkur di lantai. Adel tidak menyangka jika Matteo dengan tega bermain api dengan sahabatnya sendiri.

"Bajingan Matteo, semua yang aku lakukan selama 3 tahun ini tidak ada artinya." Sergah Adel kesal sambil mengeluarkan barang-barang Matteo dari dalam lemarinya, kemudian mengemasnya dengan plastik besar yang sering Adel pergunakan untuk tempat sampah.

Setelah itu Adel melempar bungkusan plastik tersebut dari jendela kamarnya, Adel tidak mengetahui jika bungkusan plastik tersebut jatuh tepat di atas mobil Matteo.

"Aku akan membuang mu dari hidupku, kau benar-benar keparat Matteo." sergah Adel kesal dan langsung membenamkan wajahnya ke dalam bantal.

Padahal hari ini adalah anniversary hubungan Adel dan Matteo, rencananya Adel sengaja pulang cepat karena ingin mengajak Matteo ke sesuatu tempat dan memberikannya sebuah kejutan.

Namun semua impiannya tersebut telah sirna, karena malam ini Tuhan membuka mata dan hatinya untuk melihat siapa Matteo dan Aira sebenarnya. Adel sangat bersyukur karena ia menyadari semuanya dengan cepat.

Mulai saat ini, Adel akan belajar untuk membuang perasaannya untuk Matteo. Dan untuk Aira, tidak ada lagi toleransi. Adel akan memutus hubungan pertemanan dengan Aira, dan meminta Aira untuk mengembalikan semua barang-barang miliknya yang di pinjam oleh Aira.

Drrt... Drrt..

Ponsel Adel berbunyi, Adel menyeka air matanya dengan kedua tangannya. Di raihnya ponsel yang masih berada di saku celananya. Di lihatnya notifikasi pesan dari sang kakak.

Bagi Adel, sang kakak adalah pria yang baik dan setia pada pasangan nya. Hal itu terlihat dari hubungan Adit yang selalu mesra dengan kekasihnya. Tanpa pikir panjang, Adel langsung membuka pesan dari sang kakak. Ia terenyuh ketika melihat sebuah foto kue tart yang bertuliskan "Happy Anniversary Adel & Matteo".

Adel menghela nafas panjang dan langsung menghapus pesan gambar yang di kirimkan oleh Adit. Adel segera membalas pesan Adit dan memberi kabar jika dirinya telah mengakhiri hubungannya dengan Matteo.

"Terima kasih Kak, karena kamu telah mengingat hari penting dalam hidupku. Namun aku telah mengakhiri hubungan ku dengan Matteo, dia laki-laki brengsek yang pernah aku kenal kak!"

Adel langsung mengirim pesan tersebut pada Adit, setelah itu ia kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Namun Adel kembali beranjak dari ranjangnya, mengingat ranjang tersebut baru saja di gunakan Matteo dan Aira untuk bercinta.

Adel mendengus kesal dan langsung beranjak dari dalam kamarnya, Adel bersumpah tidak akan pernah ia jatuh cinta pada pria lain setelah kejadian ini.

avataravatar
Next chapter