webnovel

500 hari Mencari Cinta

Seorang wanita yang mencari cinta sejatinya dan dia menikah namun belum merasakan cinta sejatinya telah hadir. Kemudian suaminya meninggal dunia. Ternyata dia terpuruk dan masih berharap bisa bertemu dengan lelaki yang bisa membuat dirinya bahagia. Ternyata lelaki yang diharapkan hadir, tidak pernah hadir walaupun pernah memberikan sedikit rasa cinta namun semuanya seperti sebuah kepalsuan. Lelaki ini memang adalah lelaki yang masih muda sehingga perbedaan usia nya terlalu jauh. Lelaki ini sebenarnya ingin menikahi sang wanita yang juga dianggap sebagai cinta sejati. Namun lelaki ini tipe lelaki play boy yang memiliki banyak sekali wanita sehingga tidak mau berkomitmen. Sang Wanita menjadi semakin terpuruk karena dia hanya seorang janda . Wanita ini memiliki bisnis namun tidak berdaya dalam kesendirian nya tanpa suami atau pasangan hidup lagi. Wanita ini sering menghayal sendiri dan bergantung pada masa depan yang juga belum pasti. Wanita ini cuma bisa berjuang seorang diri namun belum tahu akan kemana kakinya melangkah setelah kehilangan suami. Akhirnya wanita ini menyadari bahwa suaminya yang telah tiada, adalah cinta sejati nya namun terkadang ia merasa tidak bahagia dan merasa ada lelaki lain yang dia cari dalam hidup nya. Akhir periode kehidupan nya adalah mendapatkan cinta sejati yang merupakan fase kehidupan kedua dalam hidup nya setelah suami pertama meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Fase kedua dijalani dengan berat karena harus menjadi janda dalam durasi yang panjang. Perjalanan ini memakan waktu 500 hari dalam upaya mencari cinta sejati.

Asri_Novita · General
Not enough ratings
63 Chs

Bisa Kuliah

Dipenghujung SMU , aku mendapati semua nilai raporku merah. Aku sepertinya tidak akan naik dikelas 3 ini dan artinya aku harus mengulang di kelas 3 lagi . Padahal untuk membayar biaya sekolah selama 4 bulan saya, aku belum bisa membayarnya. Bagaimana mungkin aku akan mengulang lagi di kelas 3?. Aku semakin bingung dengan kondisi yang terjadi. Aku baru saja mau berjuang namun tiba-tiba aku kena penyakit yang diberi nama Depresi. Ya, aku seperti orang gila. Selama 6 bulan, aku hanya bisa di rumah saja.

Aku adalah putri pertama yang seharusnya sukses di dalam pendidikan karena disaat masih SMP, aku adalah juara kelas dan ketua OSIS. Namun mengapa aku bisa terkena penyakit depresi?.

Siang dan Malam, kedua orang tuaku mencari tabib dan mencari solusi agar aku bisa melanjutkan pendidikanku. Aku berusaha membaca buku namun tidak bisa. Aku betul-betul terkenal penyakit bernama depresi. Aku rapuh dan terjatuh. Selama 3 bulan pertama, aku diajak ke pengobatan di berbagai rumah sakit, dan dikasih obat tidur, dan aku merasakan bagaimana tubuhku naik dan turun tangga untuk bisa bertemu dengan dokter, psikiater dan lain sebagainya. Aku tidak ingat apakah aku sudah sholat, berapa rokaat aku sholat. Aku tidak sadar siapa aku dan akan kemana aku. Aku hanya sering berkata tanpa aku sadari bahwa aku ingin jadi dokter. Aku ingin bisa kuliah.

Aku tetap berangkat ke sekolah, walaupun hanya 3 bulan sekali. Dan aku gagal menyelesaikan semua soal dan tidak ada satupun yang bisa aku pahami. Aku betul-betul terkena penyakit depresi. Aku kehilangan semua ilmu aku, selama aku pernah belajar di SMU. Pelajaran Matematika aku gagal, Biologi apalagi, Fisika nilaiku nol. Akhirnya aku mendapatkan nilai rapor merah semuanya. Termasuk nilai Ujian akhir .

Tanpa aku sadari, aku mulai merasa bahwa aku sehat. Aku sembuh dari penyakit aku setelah dua jenis pengobatan aku jalani. Ujian akhir di kelas 3 sudah gagal. Aku hanya punya kesempatan satu lagi yaitu UMPTN. Aku punya waktu hanya satu Minggu untuk bisa mendaftar dan mengikuti UMPTN. Aku mulai bisa sholat dan aku mulai bisa belajar. Aku selesaikan semua soal-soal latihan UMPTN ku , dengan mantap. Dan aku berkata dalam hatiku bahwa aku anak pintar dan aku pasti akan lulus dan aku bisa kuliah.

Sebuah keajaiban tiba-tiba terjadi. Pada saat UMPTN, aku bisa menyelesaikan semua soal dan aku tunggu Pengumuman. Aku datang ke sekolah, dan mendapati namaku ada di dalam Pengumuman tersebut dan aku lulus untuk masuk Universitas Indonesia. Aku bersyukur, ternyata aku masih layak untuk bisa kuliah.