1 Chapter 1

18 Maret 2019, Pengadilan Negri

Keluarga Cassie yang sedang berduka dan teman-temanku yang lainnya berada dibelakangku. Para jaksa sudah mempersiapkan bukti-bukti. Dan saksinya adalah pria yang kejam itu. Sejujurnya aku juga ingin membunuhnya karena selalu membuat orang menderita. Aku hanya pasrah dan menunggu keputusan dari hakim. Tampaknya, jaksa itu sedang bekerja sama dengan pria yang kejam itu.

Jaksa yang berada disebelah pria kejam itu berdiri dan mengungkapkan bahwa aku sengaja membunuh Cassie dengan pisau dapur. Ia juga berkata kepada hakim aku juga ingin membunuh keluarga Cassie. Mengapa jaksa itu memutarbalikkan fakta? Mengapa harus aku yang dipenjara? Mulutku tidak bisa berkata-kata lagi.

*tok tok tok*

Hukuman untukku sudah diputuskan yaitu hukuman mati. Aku harus berada dipenjara dan menunggu hukuman mati yang sudah diputuskan oleh hakim. Para polisi membawaku kepenjara bawah tanah agar aku tidak bisa kabur dari penjara ini.

Teman-temanku sangat ketakutan ketika melihatku. Ibuku juga tampaknya sangat kecewa denganku. Pria itu tersenyum dan sangat bahagia kalau aku dipenjara. Dia membuatku kesal saja.

Ketika aku masuk penjara, aku melihat ada seseorang yang memperhatikanku terus menerus. Diruangan ini pada akhirnya aku ditemani oleh seorang laki-laki yang tampaknya seperti seumuran denganku. Aku heran mengapa ia selalu memperhatikan aku dari masuk penjara sampai sekarang. ingin ku colok matanya

"Hai? Namaku Anne Ellis. Salam kenal?" Sapaku dengan ragu-ragu.

"Wanita cantik dari surga telah datang dihadapanku..." Katanya sambil senyum sendiri. Aku merasa tidak nyaman sekarang.

"Ah! Jangan merasa tidak nyaman denganku. Namaku Griffin Gonzalez dari Spanyol karena aku melakukan pencurian uang sebanyak $10.000.000,00. Jadinya, aku berada disini bersamamu, Anne. Kau disini karena masalah apa?" Ucap Griffin sambil mendekatiku.

"Karena kasus pembunuhan. Sebenarnya aku tidak sengaja membunuh temanku. Ngomong-ngomong, mengapa kau mendekati aku?" Tanyaku sambil jaga jarak dengannya. Ia mendekatiku lagi dan membisikkan kalau ia ingin mengajakku untuk keluar dari penjara ini. Aku segera mencari kawat disekitar ruangan ini agar dapat membuka pintunya. Sepertinya, tidak ada yang menjaga kami. Tiba-tiba Griffin memelukku dan berkata, "Mari kita menjadi anak baik!". Sejujurnya, aku tidak mengerti apa maksudnya itu.

"Tenang! Masalah membuka pintu itu keahlianku!" ia mengambil kawat yang sudah kutemukan tadi dan berusaha untuk membuka pintunya. Pada akhirnya, Griffin berhasil membuka pintunya. Sungguh, aku sungguh terkejut dengan cara membuka pintu itu yang merupakan keahliannya...

Polisi yang menjaga kami pun bangun dan segera mengejar kami tapi sepertinya tidak cukup cepat untuk menangkap kami karena mereka gemuk. Griffin tiba-tiba memutar balik untuk menghadapi polisi itu. Ia sempat memberiku kode kalau seorang lelaki itu tidak gentle jika tidak menghadapi para polisi itu. Dan ia juga menunjuk kearah setiap sudut CCTV. Aku membuka sepatuku dan lempar kearah CCTV sampai pecah. Polisi pun semakin banyak untuk menghentikan kami. Mau tidak mau, aku juga harus membantu Griffin untuk mengalahkan polisi ini. Dan aku menyiapkan kuda-kuda untuk menghadapi para polisi ini.

Aku berlari dan langsung menendang pinggangnya bahkan sampai anunya. Para polisi yang berada didepan pintu menembakku dengan pistol berlawanan arah. Aku mengambil kerah baju polisi yang barusan aku tendang tadi dan lempar ke polisi yang menembakku. Tiba-tiba ada yang memukul kepalaku dari belakang sampai aku terjatuh. Ternyata yang memukulku tadi adalah polisi yang berbadan tinggi dan besar. Griffin saja masih sibuk berurusan dengan polisi yang lain. Aku membuka sepatu satu lagi dan lempar kearah mata polisi itu. Ia langsung lengah, aku langsung melakukan reka ulang kejadian tendang 'bola' dan mengambil pistolnya. Sayangnya, pistolnya tidak ada peluru 9mm, simple nanti tinggal nyuri saja. Lumayan untuk menembak orang nanti, hehehe~

Ketika ia bangkit lagi, aku lempar sepatuku lagi(yang sempat ku pungut). Dan ia sukses jatuh pingsan karenaku. Aku segera membantu Griffin untuk mengurusi para polisi ini. Griffin tiba-tiba menggendongku dan lempar aku kearah atas. Aku mengambil kepala salah satu polisi sebagai senjataku. Polisi ini hanya bisa teriak meminta tolong, tetapi aku lempar tubuhnya sampai mereka semua menyerah setelag melihat keberingasan ku.

Akhirnya, para polisi menyerah semua, Griffin dan aku mengambil semua peluru 9mm. Griffin juga mengambil UMP9 dan kebetulan jenis pelurunya sama. Setelah mengambil semua pelurunya, kami langsung keluar dari penjara ini dan berlari secepatnya walaupun ada polisi yang sedang mengejar kami. Griffin segera mengambil salah satu motor polisi dan aku melihat kunci motornya berada disalah satu polisi itu. Aku menembak semua polisi secara asal dan langsung mengambil kunci motornya. aku pun lari kearah Griffin sambil membawa kunci motor yang berada di tanganku itu. Kunci motornya aku lempar ke arah Griffin dan ia sukses menangkapnya lalu menyalakan motornya. Aku secepat ninja langsung naik ke motornya dan Griffin memaksaku untuk memeluknya,apakah ini yang dinamakan modus?. Ia langsung mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi entah kami mau pergi kemana. yang pastinya aku merasa ingin muntah dan ku yakin nyawaku tertinggal di kiloan jalan

"Aku terkejut melihatmu bisa membasmi mereka semua." Ucapnya yang terdengar kagum denganku. yang saat ini masih mual

"Kemampuan bela diri aku hanya bisa itu saja. Kau yang benar-benar keren, Griffin. Sekarang, kita mau pergi kemana?" Secara tiba-tiba aku memeluknya erat sekali karena ia mengendarai motornya terlalu cepat. Aku takut jatuh dari motor ini.

"Pulang kerumahku, Anne. Disitu kau bisa melihat kebahagiaan yang indah seperti nirvana ." Secara reflek, aku langsung mencubit pinggangnya dan sempat memukul kepalanya. percayalah jika ada sendal maka lebih komplit lagi pukulannya

Bersambung...

avataravatar